Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar saat kedatangan tamu istimewah dari Organisasi Sosial Kemasyarakatan "Taruna Siaga Bencana" se Indonesia
yang diwakili oleh beberapa pegawai Kementerian Sosial diantaranya adalah pak Tatang, Pak Suprapto, serta beberapa penyuluh dari TAGANA DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan sebagainya
Bakti Sosial yang diselenggarakan oleh TARUNA SIAGA BenCana (TAGANA)
Kawasan Tengah dan timur Indonesia berlangsung sejak tanggal 20 sampai 23 mei
2012. Kegiatan ini dihadiri oleh 22 provinsi dan Sulawesi Selatan menjadi tuan
rumah pada kegiatan ini. Berbagai aksi social dilakukan dengan semangat tagana
yaitu rehabilitasi beberapa fasilitas benteng somba opu sebagai situs nasional,
penanaman pohon sebagai gerakan penghijauan kota, sosialisasi tentang TAGANA
pada berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar Hingga perguruan
tinggi, rehabilitasi rumah korban kebakaran dan banyak lagi aksi sosial
lainnya.
Satu catatan yang saya dapatkan dari seorang kawan dari Jawa Timur
yang kebetulan bertugas di Kalimantan Selatan, Beliau tinggal di Banjar Baru
yaitu sekitar 40 Km bergeser dari kota Banjarmasin. Untuk akrabnya saya menyapanya
Mas Agus. Dibeberapa kesempatan kami cerita sederhana namun punya makna yang
mendalam tentang bagaimana membangun diri dan kolektif. Ilustrasi sederhana
yang beliau paparkan adalah bagaimana menolong orang yang tertimpa bencana,
katanya “bagaimana jika anda atau keluarga anda yang tertimpa bencana?,
bagaimana sekiranya anda yang tekena bencana?”. Yang ku pahami bahwa sekedar
ingin menolong korban bencana alam maka tidak harus dilakukan dengan cara
terstruktur tapi karena murni panggilan jiwa, dengan demikian, jika dasar kita
menolong adalah karena panggilan jiwa maka tidak akan ada lagi tuntutan yang
macam-macam. Entah pesan ini diarahkan pada siapa? Yang jelas beliau ini adalah
sosok relawan yang politis dan organisatoris sekaligus konsolidator yang
memiliki fungsi pengendali gejolak yang terjadi.
Hanya karena mendengar beberapa pertanyaan yang dianggap sebagai
suatu “desakan” yang terjadi pada Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, Jurusan Kesejahteraan Sosial yang kebetulan mengikuti suatu
sosialisasi Taruna Siaga Bencana di Kampus Hijau tersebut. Tuturnya yang lembut
dan berkarakter tajam telah memberikan kesan positif dan semangat seolah ingin
mengatakan bahwa sesuatu itu dimulai pada diri sendiri dan ukuran yang
diberikan pun dari diri pribadi untuk mendapakan sesuatu yang lebih baik, bukan
menunggu bola datang sehingga bisa dimainkan tetapi mengejar dan mengendalikan
bola itu adalah seorang organisatoris sejati. Pribadi sangan sepakat dengan
pola yang dikabarkannya bahwa seorang TAGANA sejatinya memiliki pola
pengorganisasian dan pola yang paling tepat Untuk UIN adalah Sosialisasi
bencana, mitigasi, psikososial dan merek lainnya yang pas untuk dilakukan oleh
akademisi.
Siapa saja boleh memaknai hal tersebut dengan pandangan pribadi
masing-masing, ada yang menanggapi hal tersebut sebagai suatu keinginan atau
semangat yang kokoh sehingga lembaga tersebut harus berjalan lebih baik, ada
juga yang memahami ini sebagai suatu strategi yang terstruktur, pandangan lain
adalah mereka menilai bahwa ini merupakan suatu kesalah pahaman sehingga
terlihat ada gejolak yang kurang kondusif dalam lingkungan kessos yaitu warga
Tagana. Meskipun gejolak terlihat begitu terang, namun secara pribadi menilai
bahwa ini adalah bentuk pengembangan organisasi melalui potensi kompetisi yang
masing-masing memiliki konsep untuk diadu sehingga segalanya menjadi lebih baik
dan kompetatif. Bukankah suatu kemajuan lahir dari pola yang sederhana yang
diperjuangkan melalui beberapa cara dan salah satunya adalah buah pikiran dari
sekte-sekte yang ada melalui kemasan dukungan dan ketidak sepakatan? Kita
ketahui bersama bahwa
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم