Ketika
mengikuti dan menyaksikan diskusi yang tidak pernah berujung, apakan Poligami “boleh
atau tidak” menjadi pembicaraan hangat, itu terlihat dari semangat teman-teman
yang pada asyik mengangkat dan mempertahankan argumennya.
Salah satu pernyataan
muncul sebagai berikut:
“paling tidak
suka dengan pernyataan waktu diskusi kemarin yang menyatakan bahwa perempuan
ini di takdirkan untuk di poligami.....jangan pikir bahwa perbandingan 1:12 itu
hanya untuk meluluskan niat pria untuk poligami...kenyataan sekarang perempuan
itu lebih maju dibanding pria. intelektual perempuan jauh lebih
bagus dibandingkan pria”
Pribadi
jawabnya “Prinsipnya begini
(kaidah ushul haris), tidak ada orang yang mau memberi jawaban yang dinilai
merugikan atau tidak berguna, jawaban yang diberikan adalah sesuatu yang
menguntungkan untuknya, jadi segala data bisa dijadikan alasan untuk memenuhi
hasrat yang menguntungkan orang lain tersebut.”
Pernyataan tersebut masih tidak diterima oleh salah
seorang peserta diskusi, terakhir dia bilang pokoknya
sampe kapanpun saya tidak terima dengan pernyataannya itu, pernyataan
itu saya tanggapi “Gini aja,
(kemarin saya ingat betul perdebatan itu, Ibu Edha bilang "lebih baik saya
tidak kebagian daripada harus di poligami" saya kira itu jawaban na'if
karena berdasar pada perasaan, jawaban Ibu Ehda ini terlontar karena mendengar
data dari Pak Sudirman Polos yang menyampaikan data bahwa 1;12 antar laki dan
wewek so harus poligami agar semua dapat. pernyataan pak Sudirman Polos itu
adalah jawaban berdasarkan kesadaran mistis (karena takdir) dan dilarbelakangi
oleh nalar dan nafsu. itulah yang tidak nyambung satu pake rasa dan yang lain
pake nalar. gitu aja kok repot. berangkat dari itu, mucul imajinasi dari saya
bahwa jika laki mau poligami mintalah ma Istri tapi kalo gak bisa, buat aja
trik biar istri yang minta ada teman yang melayani suami yang terlalu kuat.
wkwkwkwk, eh satu lagi. kalo mau cara yang mulus bisa seperti modelnya Nabi
Ibrahim yang punya dua Istri meskipun nilainya disini berbeda. (bercanda aja
yach) jangan diambil dihati.hehehe”
Sudut
Pandang : Oleh Mahasiswa MPI XXX
UMI Makassar, Tahun 2012
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم