Skip to main content

Kesan yang Berakhir Buruk


Perhatianku harus bertolak dari dia karena dibatasi hijab yang begitu tebal, aku merasa bagaikan orang yang tidak punya harapan, sulit mencari sumber kedamaian, berat menguntai sajak-sajak cinta, tidak lagi mampu menemukan inspirasi bahkan aku nyaris lupa akan diriku sendiri. Dengan kondisiku yang seperti ini, kamu hadir mencuri perhatianku, menjadi sumber inspirasiku, membuat aku gemar bertutur puitis, memunculkan harapan baru untukku bahkan karenamu kutemukan sumber kedamaian.
Setelah sekian lama aku mengenalmu, aku merasa semakin serius ingin menjadikanmu dambaan hati untuk selamanya. Kamu telah mencuri perhatianku dan sungguh kamu telah menjadi pengganti yang lebih baik dari dia, ucapku dalam benak lalu keteguhan itu ingin aku permantap untuk sekedar mengetahui apakah kamu sungguh merupakan orang yang benar-benar sesuai untukku atau tidak?. Agar tidak memaksakan kehendak, aku serahkan keputusan itu padamu agar memilih sesuai dengan keinginanmu.
Kesan pertama yang kulakukan adalah mencoba hal-hal yang baik untukmu dan ternyata kamu adalah sosok yang baik dalam menanggapi sikapku. Karena sadar aku punya banyak kekuarangan, maka aku mencoba melakukan hal-hal yang dianggap negatif sebagai antisipasi bahwa kemungkinan nanti dalam hubungan kami menghadapi tantangan yang begitu hebat, Lalu saya mencoba jaga jarak, sok cuek namun kangen dan berusaha dekat dengan dia yang lain (acting), ternyata diparasmu mulai nampak keraguan, Yah!, saya hargai saja keraguan itu. Justru saya berterima kasih karena regumu berarti cemburu yang mendalam. “Aku makin sayang padamu”, kataku dalam benak. Namun akhirnya saya yang jadi ikutan ragu ketika menyaksikan tuturmu yang sama sekali tidak punya etika, kata-kata kasar, dan berdo’a agar Tuhan menimpahkan bahaya padaku. Sudahlah, mendingan harapan itu kita kubur dalam-dalam agar saya tidak berdosa karenamu dan kamu tidak berdosa karenaku.
Kini hubungan kita semakin lengkap, keraguanmu padaku semakin mantap dan resahku padamu juga semakin kuat. Sepetinya kita tidak butuh lagi obat sebagai peredah rasa sakit tapi mencari jalan lain untuk mengilangkan keresahan itu. Saatnya untukmu mencari jalan lain yang lebih pantas, begitupun bagi saya untuk menentukan jalan hidup yang lebih damai untukku dan untuk lingkunganku.
Rasanya baru kemarin kita bertemu, berkenalan pada saat yang paling istimewa saat pertama kali ketemu. Kesanmu sungguh luar biasa yang tidak mungkin aku lupakan. Kamu adalah perempuan cantik mempesona dan dimataku kau begitu bersahaja karena hobby kita sama, sama-sama yang gemar mengoleksi dan membaca buku, gemar berbagi dan menuntut ilmu pengetahuan. Itulah sepenggal kenangan yang bisa kutorehkan antara kau dan aku.
--- Kesan yang berakhir buruk ---

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.