Pada
postingan kali ini penulis akan berbagi informasi tentang tempat pembuatan
kapal pinisi yang merupakan warisan budaya Lokal (karya) Kabupaten Bulukumba. Informasi
jelajah ini sebagai pelengkap edisi touring anda maupun sebagai referensi untuk
rencana jalan-jalan anda.
Sebagai
warisan budaya, tidak semuanya diwariskan dalam rupa maupun teknologi yang
sama. Hari ini pembuatan kapal sudah menggunakan teknologi mesin pertukangan
sehingga hasil kerjanya sudah lebih halus dan waktu penyelesaiannya sudah bisa
selesai hingga 8 bulan.
Kapal
pinisi merupakan renovasi dari perahu pinisi. Perahu pinisi yang
sebelumnya menggunakan layar untuk bergerak mengarungi samudra telah berinovasi
menjadi kapal pinisi yang digerakkan oleh mesin yang menggunakan bahan
bakar minyak.
Kemarin
sore (8 Agustus 2017), penulis kedatangan tamu dari Medan (Aisyah) dan
Kabupaten Wajo (Inhu Alika) yang penasaran ingin menyaksikan secara langsung
potret pembuatan kapal/perahu pinisi di Bulukumba. Karena mereka penasaran maka
penulis antar mereka ke Kecamatan Bontobahari yaitu di Pesisir Desa Tanaberu
dan Kelurahan Bira yang paling populer dan dikenal masyarakat luar sebagai
tempat pembuatan kapal pinisi.
Meskipun
tujuannya hanya sekedar menyaksikan potret kampung (tempat pembuatan) namun
keterangan lain seperti budaya juga Aisyah dan Inhu dapatkan di tempat ini. Mereka
sudah lebih mengenal budaya masyarakat, tradisi pembuatan kapal hingga miniatur
perahu pinisi yang bisa menjadi oleh-oleh khas dari Kecamatan Bontobahari
Kabupaten Bulukumba.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم