Ketika kita menuai hasil, maka segala
tantagan yang pernah dilalui dan diperjuangkan tidak lagi terasa, bahkan
perjalanan dari perjuangan yang melelahkan seringkali berubah menjadi cerita
istimewa untuk seorang petani.
Sebuah catatan singkat dari
perjuangan petani cengkeh akan saya paparkan. Dimulai dari memilih lahan yang
cocok, mencari dan mengembang-biakkan bibit, menanam, perawatan hingga berbuah,
panen dan menuai hasil. Setiap tahapan memberikan kesan tersendiri bagi mereka
yang bertani cengkeh antara lain;
1) Bagi petani yang memiliki lahan yang
pas untuk mengembangbiakkan tanaman cengkeh merupakan suatu anugrah yang
teristimewa karena tidak semua lahan cocok ditanami cengkeh. Cengkeh hanya bisa
tumbuh pada wilayah yang memiliki kadar air yang cukup, suhu udara sedang
dengan memiliki kelembapan sedang dan curah hujan lebih tinggi. Tentunya jenis
tanah juga sangat mempengaruhi budidaya cengkeh.
2) Suatu kebahagiaan jika tanaman cengkeh
sudah mulai tumbuh subur dan semakin berkembang menjadi pohon yang besar. Meskipun
harus bersabar menanti 4 hingga 6 tahun untuk menuai hasil, namun petani akan
bahagia dan mengucap syukur ketika menyaksikan tanamannya mulai tumbuh dan
menjadi subur. Meskipun perawatan cengkeh membutuhkan kesabaran dan perjuagan
yang melelahkan, namun segala letih akan segera berganti dengan kebahagiaan dan
kesyukuran ketika menyaksikan daunnya yang menghijau.
3) Ketika masa panen tiba, diantara
petani ada yang tidak ingin ambil pusing sehingga langsung menjual buah dipohon
dengan tawaran harga berdasarkan taksiran pembeli. Istilah untuk transaksi
semacam ini adalah “pajak buah”. Ada juga yang menggunaka jasa orang untuk memetik
cengkeh dengan bayaran Rp. 2.500 hingga Rp. 3.000/liter. Kalau saya pribadi
mulai dari pembibitan hingga panen dikerjakan sendiri, karenanya saya biasa
panen hingga lebih dari 1 bulan untuk menyelesaikan panen buah cengkeh. Saya bisa
saja menggunakan jasa orang lain untuk panen tapi selama saya bisa mengerjakan
semuanya, maka pekerjaan ini cukup untuk diri dan keluarga saja.
Tantangan bagi seorang petani ketika
panen adalah harus berani panjat tangga yang terbuat dari 1 batang bambu hingga
ketinggian 25 kaki (dipakai di bulukumba dan beberapa daerah lain). Tidak hanya
itu, keahlian lain yang harus dimiliki adalah memindahkan tangga yang lumayan
berat. Memindahkan tangga butuh keseimbangan dan keahilian dalam memilih tempat
dan menyimpul tali tangga yang hanya terdiri dari tiga simpul.
Seluruh tantangan dan perjuangan
panjang yang melelahkan akan segera tergantikan dengan kebahagiaan dan kesyukuran
ketika selesai panen. Itu karena harga cengkeh yang cukup tinggi yang saat ini
dihargai Rp. 45.000,-/Kg untuk cengkeh basah dan Rp 145.000,- untuk cengkehkering (harga jual pada petani lokal tanggal 28 Juni 2014). Bahkan akhir-akhir
ini, gegang dan daun cengkeh yang kering juga dihargai cukup mahal, maka
bersyukurlah bagi petani cengkeh.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم