Skip to main content

Tidak harus dipaksakan

"aku cinta kamu, tapi aku bersyukur kalo kamu selingkuh karena udah ada yang rela mengambil penghianat dariku,aku juga akan tertawa melihat sikap lucumu"


Tulisan ini sekedar ekspresi saja bahwa kalo aku bilang “cinta ma seseorang” maka ungkapan itu adalah kesungguhanku. Aku serius dan sungguh-sungguh mencintainya, berusaha memberikan yang terbaik untuknya semampuku. Sebagian waktu dan tenaga aku relakan untuknya demi mewujudkan cintaku, walau ia hanya seorang pacar tapi makna pacar itu bagi saya adalah sesuatu yang luarbiasa berharga dalam menemukan kecocokan karakter untuk pasangan hidup sekaligus sebagai penyemangat untuk meraih yang terbaik bersamanya kelak. Aku juga sering kali merasa bersalah ketika tidak mampu memberinya yang terbaik, sesekali tidak menepati janji dengan alasan yang bisa ia terima atau aku tidak menjenguknya ketika ia butuh dan merindukan aku.
Pernah saya mengungkapkan isi hatiku pada sidia yang telah memiliki pujaan hati bahwa aku suka padanya. Saya diterima saja jadi pacarnya namun yang tidak pasti saya tau apakah dia putuskan pacarnya sebelum saya atau dia menduakan saya dengan pacarnya sebelumku dengan aku. Entahlah, apakah saya orangnya egois atau tidak tapi sekedar mengungkapkan rasa bagiku tidak ada salahnya karena ini bukan suatu pemaksaan. Jika menemukan cewek yang aku anggap memiliki etika, tekun menuntut ilmu, memiliki kesungguhan beribadah serta memiliki pancaran cahaya inner beaty, alaupun aku tahu bahwa dia punya pacar maka saya tetap berusaha meraih cintanya. (sifat itu dimiliki oleh pacarku dan orang yang pernah menjadi pacarku).
Cintaku kuekspresikan dengan kesungguhan dan bertahan namun jika suatu saat ia bertemu dengan pasangan yang lebih baik dariku maka saya merelakannya untuk menjalin cinta dengan si dia. Prinsipku biarlah mereka bersama karena cowok yang dipilihnya lebih baik dari aku dan aku dilepas karena keeterbatasanku membahagiakan dia.
Saya tidak aneh, tidak banyak menuntut pada pacar untuk sesuai dengan apa yang saya inginkan, tujuanku hanya dua yaitu sebagai penyemangat dan mencari kecocokan menuju hubungan yang lebih serius. Meski tidak pernah punya pacar lebih dari satu (istilah untuk orang setia), namun jika pacar saya memiliki pacar lain selain saya maka itu suatu kebaikan untuk saya. Saya hanya merespon dia dengan menertawakan pacar yang telah menduakan aku, bersyukur karena orang lain telah mengambil dariku seorang penghianat janji cinta, dan senang karena diberi kesempatan untuk mengenal wanita yang lain.
Saya hanya bisa memberikan kasih-sayagku yang segenap dan sesungguhnya pada istri tercinta.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.