Skip to main content

Dari tahu menjadi pengetahuan

Pengetahuan adalah serangkaian informasi yang tersusun secara sistematis dari beberapa hal. Pengetahuan berasal dari kata tahu yang berarti ada informasi terhadap sesuatu yang dimaksud.
Sebagai salah satu contoh adalah sebuah benda, seseorang mengetahui benda tersebut minimal ketika ada informasi yang melekat pada benda tersebut yang dikenal misalnya nama atau sifat dari benda tersebut. orang mengenal seekor gajah berarti orang tersebut tahu gajah itu. Jika ada serangkaian informasi yang tersusun secara sistematis terhadap suatu benda, misalnya benda tersebut adalah gajah maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai pengetahuan tentang gajah.
Pengetahuan merupakan rangkaian informasi yang bersifat dikotomi dan sektoral. Dikatakan sektoral karena pengetahuan tersebut berasal dari rangkaian informasi secara sepihak atau berdasarkan apa yang disaksikan saja. Contoh sederhananya adalah pandangan orang buta terhadap gajah. Tiga orang diberi kesempatan untuk meraba gajah lalu memberikan informasi terhadap gajah tersebut. si A memegang ekor, si B memegang perut dan si C memegang telinga gajah tersebut. Dari hasil pengamatan ketiga orang tersebut memberikan informasi yang berbeda dan menjadi sumber pengetahuan bagi orang banyak sesuai dengan keterangan orang buta tersebut. keterangan si A yang mengatakan bahwa Gajah adalah hewan yang ujungnya memiliki rambut. Begitupun si C atau si B yang mengatakan gajah itu adalah hewan bundar dan besar. Semua gambaran dan keterangan ketiga orang buta tersebut benar.
Contoh lain yang menggambarkan bahwa pengetahuan bersifat sektoral adalah adanya sekte pengetahuan yang tidak untuh pada pesoalan sosial, ekonomi, politik, budaya, agama atau ragam lainnya. Dalam Agama Islam misalnya, antara organisasi Islam yang satu dengan Organisasi lainnya selalu memperdebatkan beberapa hal terkait syariat Islam, sebagai contoh persoalan kunut atau penetapan 1 Ramadhan atau 1 syawal masih menjadi perdebatan. Semua perdebatan tersebut memiliki dasar pengetahuan sehingga mereka tidak dapat dipersalahkan, hanya saja keutuhan yang belum didapatkan. Jelas bahwa pengetahuan kelompok orang buta tersebut memiliki sumber, begitupun sekte-sekte islam semuanya memiliki sumber sebagai dasar untuk memberikan keterangan terhadap sesuatu.
Pengetahuan juga bersifat dikotomi, artinya pengetahuan adalah produksi atau olahan informasi yang disusun dan dirancang secara sistematis oleh kelompok tertentu berdasarkan kepentingan mereka. Sebagai contoh adalah adanya doktrin pengetahuan yang bersifat pro dan kontra terhadap suatu tokoh, anggaplah tokoh spiritual Syekh Abdul Jalil atau tokoh Politik Nasional Abdul Rahman Wahid (Gusdur) selalu diisukan baik oleh orang yang mendapat pengaruh baik terhadap orang tersebut, begitupun mereka yang mendapatkan pengaruh buruk akan mencelah.
 
 ditulis oleh :
Abdul Haris Mubarak

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...