Alhamdulillah, menjelang
1 Syawal atau bertepatan 29 Ramadhan, yaitu hari sabtu tanggal 18 Agustus 2012,
kami sekeluarga bersyukur karena telah diberi berkah dan limpahan rejeki yang
berkecukupan. Setelah 2 bulan lebih panen cengkeh, akhirnya hari ini rampung
juga dan 29 Ramadhan adalah tanda kesyukuran itu karena pekerjaan rampung bertepatan
dengan dua hari besar, antara HUT RI (17 Agustus) dan Idul Fitri (19 Agustus).
Sekedar menggambarkan Profesiku |
Setelah sekian lama
panen di atas pohon (cengkeh) yang tingginya mencapai hingga 20 meter, terasa
cukup menantang. Bagaimana tidak, dengan sebatang tangga yang terbuat dari
bambu dengan 2 helai tali untuk menegakkan tiang. Terik matahari atau sesekali
siraman hujan tidak menjadi penghalang untuk sebuah aktivitas dalam bertani. Tantangan
lain adalah berdiri di atas tangga dengan beban tambahan beberapa Kilo gram
cengkeh hingga 8 jam lamanya (hanya sedikit waktu istrahat dan sholat untuk
jeda). Terlebih menantang ketika musim ini bertepatan pada bulan ramadhan. Suatu
kesyukuran karena musim ini bertepatan dengan libur kuliah pada bulan puasa.
Teman yang sempat
berkunjung kerumah bertutur, “kenapa harus di atas pohon terus?, sesekali ke
taman refreshing atau di atas perut juga tidak masalah! Jangan di atas pohon
terus”. Nada bercanda yang dilontarkan memang berkesan baik tapi ternyata dia
memiliki maksud lain, sebetulnya dia sangat takut dengan ketingginan, apalagi
dengan alat seadanya. Memang hanya sebagian orang yang berani melakukan ini. Menanggapi
pernyataannya, Dia diberi kesempatan untuk petik cengkeh dengan menggunakan
tangga bambu tersebut namun akhirnya dia mengaku takut dengan alat tersebut,
lain lagi ketika harus menggunakan tenaga ekstra untuk menyelami profesi
bertani ini.
Apa yang melatarbelakangi
sehingga ini ramai dikerjakan oleh petani di kampung? Ternyata di balik
tantangan tersebut, ada hasil yang cukup memuaskan. Untuk milik keluarga saja,
kisarannya sebanyak 2000 liter, sementara harga rata-rata/liter adalah Rp. 13,5
Ribu dengan demikian, kisaran yang diperoleh adalah Rp. 27 Juta dalam semusim. Sejumlah
itu pun masih terbilang sederhana karena ada yang jumlahnya mencapai 10 kali
lipat bahkan lebih.
Bagi saya, ini pekerjaan
yang berat tapi asyik. Semoga berkahnya bisa digunakan
sebagai jalan untuk meraih cita-cita. Semoga
hasil usaha ini berberkah sebagaimana berkah yang diberikan oleh Allah pada 1
Syawal dan HUT RI. Amin
yaa rabbal ‘alamin.
Setelah panen cengkeh
rampung. Insya Allah, bulan syawal ini kembali akan memulai aktivitas
pertanian. Namun karena waktu kuliah sudah aktif, waktu di kebun akan sedikit
berkurang. Rencana selanjutnya adalah panen merica atau lada hitam. Sebetulnya ini
sudah menanti dipanen 2 minggu yang lalu namun karena pekerjaan yang luamayan
padat sehingga ini ditangguhkan hingga bulan syawal.
Tetang tantangan pada
pekerjaan ini sedikit lebih ringan untuk hal panen karena tinggi batang yang
akan dipanjat hanya berkisar 5 meter, proses kerjanya juga lumayan sederhana. Hasil
panen yang telah dipetik bisa direndam hingga sebulan lamanya untuk harga yang
lebih tinggi di pasar, bisa juga direbus untuk proses yang lebih cepat. Untuk perbedaan
harga cenderung tipis. Harga per/kg saat ini mencapai hingga Rp. 85 Ribu.
Kerja yang lumayan berat
ini memang pantas mendapat harga yang lebih. Sesuatu yang pasti adalah bahwa
keringat seorang petani tidak dinikmati sendiri melainkan dinikmati oleh
masyarakat luas sehingga pekerjaan ini terbilang cukup mulia. Tidak hanya
sekedar mengejar materi akan tetapi juga ikut berperan dalam memberantas angka
kemiskinan di Negeri ini. Sesuatu yang
nyata juga bahwa pemerintahlah yang punya kebijakan mengatur ini semua. jika
terjadi kesalahan dalam pengaturan, maka wajar kalau terjadi kesenjangan sosial.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم