Lain desa, lain pula adatnya. Seperti itulah gambaran
yang dilakukan oleh kaum muslimin sedunia dalam merayakan hari kemenangan idul
fitri, 1 Syawal 1433 H. Beragam tradisi dihidupkan dan menghiasi pelosok negeri
Islam oleh rangkaian seremonial pada hari ini.
Semuanya dilakukan sebagai rasa
syukur berkat umat Islam telah melewati perjuangan melawan nafsu dan menekan
keangkuhan dari segala yang membatalkan puasa.
Pada dasarnya, masyarakat Indonesia memberi simbol
khusus untuk perayaan hari besar Islam. Simbol itu antara lain adalah pawai
takbiran, bermaaf-maafan, buat kue lebaran, ketupat dab sebagainya. Simbol tersebut
berlaku umum untuk setiap wilayah yang di dalamnya terdapat umat Islam. Selain yang
berlaku umum di atas, ada ribuan sensasi dan warna yang beda pada perayaan dan
menjelang perayaan hari raya tersebut. Inilah yang menarik dari tradisi
masing-masing kampung/kota.
Ragam budaya masyarat menjelang dan saat lebaran
hingga beberapa hari setelah lebaran terkesan unik. Misalnya adalah ketika
takbiran berlangsung, di kampung orang pawai dengan berjalan kaki menggunakan
obor, sementara di kota yang cenderung adalah pawai dengan menggunakan
kendaraan yang dilengkapi sound system, ada junga yang menggunakan
motor, menyalakan lilin. Tradisi tersebut kadang-kadang diiringi dengan petasan
atau mercum di kampung.
Kue lebaran atau istilah lain dari makanan khas
lebaran juga unik pada masing-masing daerah, ada yang membuat ketupat, tape, kaddo’
bulo (lammang), gogos, lappa’-lappa’, buras dan banyak lagi. Jenis dan
jumlahnya Tergantung dari daerah masing-masing. Yang jelas, tradisi ini
merupakan warisan yang sudah ada sejak sekian lama.
Hal lain yang juga unik adalah budaya bermaaf-maafan. Ada
yang sekedar bersalaman, ada juga yang datang ke Rumah keluarga untuk menebus
kesalahan. Lain lagi dengan kebiasaan siarah kubur, rekreasi bersama keluarga,
berfantasi dan sebagainya. Keseluruhan ragam budaya menjelang dan saat perayaan
bahkan beberapa hari pasca lebaran telah mewarnai mewarnai kehidupan ber-Islam
di Indonesia. Ini menjadi tradisi.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم