Kita saling mengenal bukan karena secara kebetulan tapi berangkat
dari beberapa hal penting sehingga dilowongkan waktu yang luang untuk bergaul dengan
anda. Untuk itu, jadilah orang yang penting untuk orang lain, yaitu memberikan
kesan baik terhadap sesama. Itulah yang memperbaiki hubungan manusia,
dengan
demikian anda akan dihargai dan pergaulan yang luar biasa berarti menjadi milik
anda.
Bergaul itu manusiawi, karenanya banyak orang yang memilih pergaul
dengan banyak versi sementara yang lain memilih tidak bergaul dengan
masing-masing alasan. Uniknya, orang hanya mau bergaul karena merasa cocok
dengan teman gaul sementara yang dinilainya tidak cocok justru dibuang jauh-jauh. Namanya manusiawi,
hanya memilih sesuatu yang dibutuhkan atau dinilai bermanfaat.
Seperti yang digambarkan di atas, ternyata pergaulan di Kota-kota
besar benar-benar berlandaskan pada “kepentingan saja”. Prinsip yang dipakai
adalah “apa pentingnya bergaul dengan orang itu” atau “sejauh mana orang itu memberi
manfaat terhadap saya”. Jika disaksikan lebih cermat, bisa dibilang bahwa
pergaulan dikota telah terjangkit pengaruh materialisme sehingga yang
dinilainya baik hanya yang mendatangkan banyak keuntungan materi. Seperti itulah
gambaran kehidupan diperkotaan.
Bergaul di kota beberapa dekade terakhir masih terbilang unik
ketika tetangga tidak saling mengenal. Berbeda dengan keadaan saat ini,
ternyata yang unik adalah kalau masih ada orang yang bergaul akrab dengan
tetangga. Faktor tersebut disebabkan karena mayoritas kerukunan hidup
bertetangga tidak lagi penting jika tidak dilandasi kepentingan bersama. Telah terjadi
pergeseran nilai oleh arus globalisasi yang memaksa orang untuk terus menjadi
yang terbaik tanpa memikirkan orang lain yang tertindas karenanya.
Bertolak dari model di atas, ternyata masih ada juga kelompok yang
bergaul berasaskan kekeluargaan, entah keluarga karena hubungan biologis, sama
keyakinan (satu agama), satu bangsa atau yang lebih luas adalah persaudaraan
sesama manusia. Uniknya, pergaulan orang-orang yang ada pada kelompok ini tidak
berdasarkan pada materi, tapi karena kerelaan terhadap sesama (inilah yang unik
untuk jaman sekarang ini). Dasarnya adalah keikhlasan bererbagi dan memberi
tanpa berharap imbalan. Kelompok ini sudah jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, karenanya kelompok ini menjadi unik. Itulah kearifan lokal di
Negeri ini yang kian terkikis oleh arus materialisme pengaruh budaya
barat.
Ada lagi suatu versi pergaulan yang unik di kota. Yaitu membatasi
pergaulan tanpa berbicara soal materialisme atau persaudaraan. Ini sekedar tips
bagi sebagian orang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dinilainya
bahwa banyak hal yang tidak wajar dalam pergaulan dikota sehingga mesti
dibatasi. Pengalaman juga bahwa pergaulan memiliki potensi dosa lebih tinggi
dikota, itu dikarenakan batasan pergaulan perempuan dan laki-laki hampir tidak
ada lagi, orang tua tidak lagi menjadi panutan karena memang kita bingung siapa
yang harus jadi panutan dikota. Etika benar-benar telah bergeser yang entah
akan berakhir dimana?.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم