Orang dikatakan besar karena berada ditengah
orang-orang kecil. Orang yang dikatakan kecil karena baik kapasitas maupun
kualitasnya tidak bisa menandingi orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian,
jika anda ingin menjadi orang yang besar, hiduplah di tengah-tengah orang
kecil, pesan yang senada adalah “jika anda ingin terlihat kaya, maka beradalah
di tengah-tengah orang miskin.”
Berada ditengah-tengah orang miskin bukan
berarti menjadi majikan disana, bukan pula menjadi orang yang sombong, tetapi
menjadi panutan agar dihormati, bahkan sangat dikagumi oleh orang-orang kecil. Hanya
sekedar ingin menundukkan keangkuhan bahwa jiwa raga ini, jika disandingkan
pada sesuatu yang lebih besar, diri ini tidaklah berarti. Sebagai pembanding,
memang SBY adalah orang yang besar dan terpandang di Negeri ini, tapi mari kita
sandingkan beliau dengan tokoh-tokoh dunia!, apakah SBY masih nampak?? Sepertinya
tidak, bahkan SBY tidaklah terkenal meskipun dirunut pada urutan 1000 terbaik
dari tokoh pemimpin dunia yang telah tercatat dalam sejarah peradaban Manusia.
Setiap orang memiliki kesempatan menjadi “orang besar”,
tentunya ini hanya bisa diperoleh lewat suatu trobosan, yaitu “berjiwa besar”. Berjiwa
besar ini adalah merasa bahwa orang lain adalah penting untuk diri kita (tanpa
memandang mereka besar atau kecil) lantas orang lain tersebut dihargai. Semakin
tinggi penghargaan kita pada orang lain, respon atau pengargaan orang lain juga
akan semakin besar, tentunya itu akan membesarkan kita. Orang yang baik hati,
berlaku adil serta perhatian tinggi pada sesama adalah orang-orang yang besar,
meskipun mereka miskin/dari segi fisik, ia kecil tapi merekalah orang-orang
yang terbaik. Tentunya ia akan dibesarkan oleh orang-orang disekitarnya.
Satu lagi pesan yang senada, bahwa orang yang paling
sakti di Dunia bukanlah tentara yang berhasil menaklukkan balatentara lawan,
bukan pula milik penjahat yang tidak tembus peluru, tetapi orang yang paling
sakti adalah orang-orang yang tenang jiwanya. Mereka damai dan tidak memiliki
musuh karena orang yang memiliki musuh bukanlah orang yang sakti. Prinsipnya adalah,
tidak ada “kekuatan manusia” yang sempurna sehingga tidak punya celah yang
membuatnya kalah dari penantang yang ada. Hanya milik orang-orang yang damai
kesaktian abadi itu.
Beragkat dari dua pesan di atas, marilah kita hidup
dan berbagi ceria bersama orang-orang yang kecil atau kurang mampu. Hanya itu
jalan terbaik untuk mendapatkan penghargaan (jika terpaksa kita butuh
dihargai), karena sangat sulit mendapatka penghargaan dari SBY atau orang-orang
penting lainnya. Tetapi jika kita banyak dihargai oleh orang-orang dilingkungan
kita, SBY pun akan turut menghargai perilaku kita yang terbaik. Terakhir, Penulis
ingin mengajak para pembaca untuk tawadhu dan merendahkan diri sebagai sujud
sembah kita pada Allah yang maha besar. Semakin kita merendahkan diri, maka
semakin besar penilaian yang kita peroleh. Baik itu pahalah dari Allah maupun
penghargaan dari sesama manusia, sebaliknya, semakin kita bangga terhadap kepribadian
kita yang lebih baik secara material, maka materi semakin memperbudak kita,
dengan demikian! Akan semakin jauh kita dari pergaulan yang baik, dikucilkan
dalam masyarakat, begitupula kita akan semakin jauh dari kasih sayang Allah
swt.
Taradisi Lokal
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم