Berjalan menyusuri lembah hijau karunia tuhan, mendaki
gunung, mengarungi samudra, menyebrangi gurun serta menembus cakrawala membuka
wawasan betapa luasnya dunia, lapangnya rejeki, besarnya nikmat yang diterima
sang hambah.
Berangkat dari pesan sang Guru agar selalu “menjelajahi
alam raya”, tak terbatas oleh waktu dan ruang di mana saja yang mampu ditembus.
Beliau mengatakan bahwa pengetahuan jika hanya mengkaji lewat berita atau
sebatas informasi belaka (referensi tertulis) sifatnya akan terasa miskin
tetapi akan lebih sempurna jika dilalui dengan mendatangi langsung objek yang
dikaji. Sosio kultur, agama, ekonomi politik, ilmu alam dan konsentrasi
pengetahuan lainnya akan miskin warna kalau tidak dibarengi dengan jelajah
alam.
Ada kesan ekstra spektakuler yang pribadi dapatkan
dari kuliah filsafat bahwa pengetahuan itu bersember dari alam raya yang
terpendam (versi umum). Untuk itu, manusia dituntut untuk menggali dan terus
menggali (pengetahuan yang terpendam itu) hingga menjadi suatu ilmu yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Kepuasan tersendiri bagi mereka yang
telah mengarungi alam raya yang di dalamnya terdapat pengetahuan tak terhingga
yang terpendam.
Soal pengetahuan, hari ini pribadi berkesimpulan bahwa
pengetahuan itu hanya bagian kecil yang tersurat didalam buku (literatur) tapi
yang besar adalah melalui petunjuk sang pencipta melalui pesan tertulis dan melalui
hukum alam (sunnatullah), pesan yang disampaikan Nabi-Nya, pesan para
wali-ulama serta guru yang berpegang teguh kepada-Nya. Tentang Rejeki pun telah
terpendam di alam raya ini, untuk meraihnya, manusia dituntut untuk berusaha
dan berdo’a, bahkan tanpa do’apun nikmat Allah telah diperoleh dengan lapang
dan berkecukupan. Hanya orang-orang yang bersyukur dan berilmu yang merasakan
kedamaian ini, dengan demikian, marilah kita menikmati pemberian tuhan dengan
bersyukur kepadanya.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم