Skip to main content

Perpustakaanku, Isnpirasiku


Satu lagi rak Buku yang ku butuhkan setelah mengamankan buku-buku koleksi pribadiku sejak sekolah di SD hingga menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi program study Kesejahteraan Sosial UIN Alauddin Makassar. Buku yang telah dirapikan pada rak baru berkisar 500 buah yang dominan buku-buku agama dan spiritual koleksi pribadiku dan sebagian lainnya adalah koleksi saudara-saudara saya yang telah lebih dahulu mengenyam pendidikan. Rupaya Rak buku besar tidak muat untuk menampung buku-buku kami hingga butuh satu rak lagi untuk menyimpan buku secara rapi dan kelihatan menarik.
Buku-buku dalam rak tersebut kami sebut saja perpustakaan mini keluarga. Koleksinya adalah buku-buku dengan aneka ragam disiplin, namun yang mendominasi adalah buku spiritual, pendidikan agama, pelajaran umum sekolah, serta buku-buku lainnya yang jumlahnya lumayan untuk kolektor buku. Kebanyakan buku yang kami koleksi pada perpustakaan mini keluarga ini adalah terbitan tahun 1990-an dan sebagian lagi terbitan tahun 2000-an. Itulah perpustakaan yang ditempatkan dirumah keluarga di Dusun Batang-batang Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale Kab. Bulukumba Sulawes Selatan.
Satu lagi! Ini bukan perpustakaan keluarga tapi perpustakaan pribadi yang biasa saya sebut Personal Library ditempatkan di Rumah Kost yang beralamat di Jln. Manuruki II Lrg. I No. 13b Makassar. Koleksi buku pada perpustakaan pribadi tersebut berjumah lebih terbatas namun terbitannya lebih baru dan tingkat konsumtifnya berada pada kajian literatur Mahasiswa S1, S2 atau bahkan untuk S3. Ragamnya pun lumayan banyak yaitu terdiri dari Spiritual, Ekonomi-Politik, Budaya, Sosial, Eksact, Filsafat, Hukum, Sastra, Tips dan lain-lain. Meskipun jumlahnya lebih terbatas, namun sudah ada kepuasan tersendiri memiliki perpustakaan tersebut. Setidaknya, untuk rujukan mata kuliah maupun untuk sekedar wawasan telah mewakili beberapa referensi dan tinggal butuh sedikit pelengkap untuk kajian khusus. Selain itu, ternyata teman-teman banyak yang terinspirasi untuk belajar dan mengoleksi buku seperti yang saya lakukan, ini sungguh sesuatu yang bisa dibanggakan.
Beberapa pelajaran berharga yang pribadi bisa dapatkan melalui hobby mengoleksi buku tersebut. Tenyata pribadi bisa menyimpulkan bahwa tujuan dan manfaat buku dari setiap jenjang pendidikan maupun untuk masyarakat umum tidak selalu sama. Ini yang pribadi rasakan bahwa “Beberapa tujuan dan manfaat” penulisan buku tersebut adalah sebagai berikut:
1.       Pada tingkat SD, buku dibuat untuk ditiru (diikuti secara praktik) oleh peserta didik dan dijadikan pedoman oleh guru. Manfaatnya adalah menjadikan siswa bekerja lebih baik berdasarkan tujuan kurikulum.
2.       Pada tingkat SMP, sedikit memiliki kesamaan yaitu tahap konsumsi pengetahuan, namun buku yang digunakan bersifat doktrin (penanaman nilai-nilai)
3.       Pada tingkat SMA, buku adalah pedoman dasar untuk proses pembelajaran. Peserta didik diharuskan memiliki pegangan minimal sama seperti pegangan guru mata pelajaran. Dengan demikian, buku memiliki fungsi sebagai pedoman dasar yang harus dimiliki seorang siswa
4.       Pada tingkat S1, buku sangat penting tapi tidak harus berpatokan pada satu buku, yang terpenting adalah penalaran yang kuat untuk satu tema khusus. Dengan demikian, buku masih digunakan sebagai bahan utama konsumsi pengetahuan.
5.       Pada tingkat S2, buku tetap penting namun fungsinya hanya sebagai referensi pembanding untuk membuat sintesa.
6.       Pada tingkat S3, ini masih sebatas perkiraan bahwa tidak lagi dibutuhkan sebagai pedoman tapi sekedar mengumpulkan tesa untuk membuat sintesa. Yang terpenting untuk tingkatan ini adalah produksi pengetahuan atau membuaat buku-buku baru.
Kesimpulannya adalah, buku itu adalah produk pengetahuan yang berisi doktrin. Siapa yang membuat buku adalah berdasarkan latar belakang pengetahuan yang diketahuainya. Sedikit lebih maju, buku memiliki muatan politik yang dibuat berdasarkan kepentingan pengarang.
Terakhir!, Pridabi mengoleksi buku sebetulnya masih tahap peningkatan wawasan pengetahuan. Buku dikoleksi juga sebagai hobby tersendiri yang menurut pribadi sangat langkah dikalangan jiwa muda Indonesia. Bisa dihitung jari generasi bangsa ini yang memiliki hobby mengoleksi buku, atau membangun perpustakaan. Dengan demikian, membuat perpustakaan adalah hobby yang unik.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...