Skip to main content

Angka Sakral Untuk Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan sebentar lagi mengadakan pesta demokrasi untuk penentuan Kepala Daerah tingkat I Sulsel. Tentunya sudah menjadi informasi umum bahwa tiga pasangan kandidat yang akan bertarung pada PILGUB Sulawesi Selatan tahun 2013 nanti bahwa yang berada pada nomor urut No. 1 adalah pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), No. 2 adalah pasangan  Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang (Sayang), dan No. 3 Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na).

Tiga kandidat pada kompetisi pilgub tersebut ternyata sangat istimewah karena angkanya hanya ada tiga (tiga pasang kandidat) dari putra terbaik Sulawesi Selatan. Kalau dilihat secara filosofis-matematic Ketiganya merupakan bilangan prima yang berarti memiliki power dan hanya bisa terurai oleh dirinya sendiri dan angka tunggal. Bahasa lainnya adalah, tiga angka yang memiliki power tersebut sama-sama memiliki kekuatan dahsyat yang tidak akan terkalahkan kecuali dengan dua kemungkinan, yang pertama adalah menyerah dan yang kedua adalah akan terurai oleh Sang Yang Tunggal.
Secara Filosofis memang ketiga pasangan kandidat pada pilgub bisa berbuat untuk sulawesi selatan, tapi yang unik adalah masing-masing memiliki nilai yang bisa diterjemahkan baik oleh pendukung masing-masing kandidat dan mungkin diterjemahkan buruk oleh kelompok pendukung kontestan lain. ini terlalu politis dan sedikit ironis tapi setidaknya angka itu cukup disebutkan baiknya saja.
Angka 1 (satu) adalah yang paling penting, pertama, baru, permulaan dan tentunya angka yang paling utama. Angka 2 (dua) adalah kedamaian (Peace), mediator atau penengah dari suatu perselisihan dan tentunya mampu memberi solusi. Angka 3 (tiga) adalah simbol kebangkitan dan perjuangan. Kalau mau tau opini tentang angka-angka tersebut lebih jauh, bisa dicari tau pada masing-masing pendukung kandidat. Beberapa minggu yang lalu telah beredar opini tentang angka 1, 2 dan 3 dan saling membatah dengan membuat opini baru. Tentunya ini sangat menarik karena ternyata angka tersebut hanya sebagai simbol, tapi karena angka itu adalah nomor urut kandidat sehingga disakralkan.
Jika ada hal-hal yang kurang atau berlebihan terkait dengan filosofi angka tersebut sebagaimana digambarkan di atas, mohon ditambahkan atau dikoreksi dengan menitip komentar! Kedewasaan berpolitik sebaiknya mengangkat citra sulawesi selatan sebagai masyarakat yang menjungjung tinggi nilai-nilai luhur Siri’ na Pacce.

Comments

  1. di dialekku 1 itu "se're" bila ditekan bs bermakna lebar "masse're" atau bersatu..
    kalau 2: "sipa'rua" berarti berduaan, ada juga "mappa'rua" menduakan (konteks ketuhanan).
    sedangkan 3, tidak ada filosofis...
    mantap sekali.....

    ReplyDelete
  2. bisa juga lewat hitungan point berikut ini :
    1 + 1 = 2
    1 + 2 = 3
    1 + 3 = 4
    3 + 2 = 6

    1 - 1 = 0
    1 - 2 = -1
    1 - 3 = -2
    2 - 1 = 1
    2 - 2 = 0
    2 - 3 = -1
    3 - 1 = 2
    3 - 2 = 1
    3 - 1 = 2

    1 x 1 = 1
    1 x 2 = 2
    1 x 3 = 3
    2 x 3 = 6

    1 / 1 = 1
    1 / 2 = 0.5
    1 / 3 = 0.333
    2 / 1 = 2
    2 / 2 = 1
    2 / 3 = 0.666
    3 / 1 = 3
    3 / 2 = 1.5
    3 / 3 = 1

    11 = 1
    12 = 1
    13 = 1
    21 = 2
    22 = 4
    23 = 8
    31 = 3
    32 = 9
    33 = 27

    Hasil untuk angka 1 = 9
    Hasil untuk angka 2 = 6
    Hasil untuk angka 3 = 4

    tapi Intinya, yang terhitung adalah yang bagus dimata rakyat, dimata pemimpin, dimata tuhan, dimata penganut spiritual, termasuk dimata penulis. hehehe,

    akhh...., saya memang bisa sedikit memberi pengaruh terhadap ketiganya (pengalaman didunia riset & beberapa jaringan kolektif juga) tapi entahlah ....., setiap orang hanya punya 1 hak suara

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sederhana saja dari folisofi itu,

      Logikanya berasal dari satu,
      dan faktanya sudah ada yang membuktikan dari angka satu,

      sekarang dari hasil satu itu telah terbukti kinerjanya,
      dan dari satu menuju angka Dua,
      dan orang - orang yang memaknai folosofi itu angka memihak dan memilih angka Dua. jangan coba - coba memilih, karena bukti sdh ada,
      angka satu dan Tiga Percobaan,
      Angka Dua Sudah Terbukti

      Delete
    2. pilihlah yang terbaik menurut masing-masing kita, setidaknya masyarakat sudah mau memilih. angka memang sangat penting secara filosofis namun yang terpenting adalah sejauh mana ketiga kandidat mampu memberikan yang terbaik pada rakyat.

      Delete

Post a Comment

شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.