Semua umat Islam
yang teguh keimanannya berani menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang
sangat tegas dalam menyampaikan pesan/risalah. Tidak ada yang menyangkal isinya
dan orang-orang mukmin patuh terhadap perintah اللهyang tertulis pada Al-Qur’an tersebut.
Berikut ini adalah
salah satu ayat al-Qur’an yang mengisyaratkan kepada manusia untuk taat kepada الله dengan dengan
penegasan bahwa cinta kepada الله dan Rasulnya harus lebih diutamakan dibanding cinta kepada
materi-materi lain milik/ciptaan الله: keterangan tersebut sangat tegas pada (Q.S.
at-Tawbah [9]: 24).
Terjemahnya :
Katakanlah
“jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya,
dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada الله dan Rasul-Nya,
dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai الله memberikan keputusan-Nya.[1]
Dari terjemah ayat
di atas, ada 4 (empat) pesan yang sangat jelas dan tegas isyaratnya. Tentunya isyarat tersebut wajib untuk dipatuhi oleh
orang-orang yang beriman, antara lain:
1.
Orang-orang yang beriman Mencintai الله dan Rasul-Nya
melebihi cinta pada keluarga, harta, pangkat dan jabatan.
2.
Tidak meragukan kasih sayang dan nikmat
الله swt.
3.
Berjuang/berusaha hanya di jalan الله swt.
4.
Janji الله yang sangat tegas! jika tiga ketentuan di
atas dilanggar maka bersiaplah menerima ganjaran dari-Nya.
Ayat di atas sungguh merupakan petunjuk yang
sangat terang bagi umat manusia keseluruhan. Hanya orang-orang fasik yang tidak
akan mendapatkan petunjuk itu. Penegasannya sebagai mana terdapat pada
potongan/akhir ayat Q.S. at-Tawbah [9]: 24 “dan الله
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”.[2]
Sebuah ayat sudah diyakini mengandung makna
yang sangat kaya, bahkan jika seluruh air di laut yang dijadikan tinta untuk
menulis kandungan al-Qu’an, maka air laut itu akan habis sebelum kalimat-kalimat
Allah yang terangkum dalam al-qur’an selesai diuraikan. Demikian pula ayat (Q.S.
at-Tawbah [9]: 24), hanya sebagian kecil yang penulis mampu pahami dan uraikan.
Semoga tulisan ini tidak menyalahi makna atau kandungan ayat tersebut.
Sebagai seorang muslim, maka marilah kita
menyikapi Ayat di atas dengan kesungguhan iman kita dan berdakwalah mengajak
saudara-saudari kita untuk selalu mengingat kepada Allah, beribadah
dengan sepenuh hati karena Cinta الله semata, tanpa
mengharapkan pujian dari orang lain dan ikhlas beribadah bukan karena ancaman
tapi semata karena tulus mencintai الله swt. (Bukan beribadah seperti takutnya
seorang budak terhadap majikannya).
Semoga Allah meridhoi kita semua!
أمِيْن يَاالله
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم