Perhatianku harus
bertolak dari dia karena dibatasi hijab yang begitu tebal, aku merasa bagaikan
orang yang tidak punya harapan, sulit mencari sumber kedamaian, berat menguntai
sajak-sajak cinta, tidak lagi mampu menemukan inspirasi bahkan aku nyaris lupa akan
diriku sendiri. Dengan kondisiku yang seperti ini, kamu hadir mencuri
perhatianku, menjadi sumber inspirasiku, membuat aku gemar bertutur puitis,
memunculkan harapan baru untukku bahkan karenamu kutemukan sumber kedamaian.
Setelah
sekian lama aku mengenalmu, aku merasa semakin serius ingin menjadikanmu dambaan
hati untuk selamanya. Kamu telah mencuri perhatianku dan sungguh kamu telah menjadi
pengganti yang lebih baik dari dia, ucapku dalam benak lalu keteguhan itu ingin
aku permantap untuk sekedar mengetahui apakah kamu sungguh merupakan orang yang
benar-benar sesuai untukku atau tidak?. Agar tidak memaksakan kehendak, aku
serahkan keputusan itu padamu agar memilih sesuai dengan keinginanmu.
Kesan pertama yang
kulakukan adalah mencoba hal-hal yang baik untukmu dan ternyata kamu adalah
sosok yang baik dalam menanggapi sikapku. Karena sadar aku punya banyak
kekuarangan, maka aku mencoba melakukan hal-hal yang dianggap negatif sebagai
antisipasi bahwa kemungkinan nanti dalam hubungan kami menghadapi tantangan
yang begitu hebat, Lalu saya mencoba jaga jarak, sok cuek namun kangen dan
berusaha dekat dengan dia yang lain (acting), ternyata diparasmu mulai
nampak keraguan, Yah!, saya hargai saja keraguan itu. Justru saya berterima
kasih karena regumu berarti cemburu yang mendalam. “Aku makin sayang padamu”, kataku
dalam benak. Namun akhirnya saya yang jadi ikutan ragu ketika menyaksikan
tuturmu yang sama sekali tidak punya etika, kata-kata kasar, dan berdo’a agar
Tuhan menimpahkan bahaya padaku. Sudahlah, mendingan harapan itu kita kubur
dalam-dalam agar saya tidak berdosa karenamu dan kamu tidak berdosa karenaku.
Kini hubungan kita
semakin lengkap, keraguanmu padaku semakin mantap dan resahku padamu juga
semakin kuat. Sepetinya kita tidak butuh lagi obat sebagai peredah rasa sakit
tapi mencari jalan lain untuk mengilangkan keresahan itu. Saatnya untukmu
mencari jalan lain yang lebih pantas, begitupun bagi saya untuk menentukan
jalan hidup yang lebih damai untukku dan untuk lingkunganku.
Rasanya baru kemarin
kita bertemu, berkenalan pada saat yang paling istimewa saat pertama kali
ketemu. Kesanmu sungguh luar biasa yang tidak mungkin aku lupakan. Kamu adalah
perempuan cantik mempesona dan dimataku kau begitu bersahaja karena hobby
kita sama, sama-sama yang gemar mengoleksi dan membaca buku, gemar berbagi dan
menuntut ilmu pengetahuan. Itulah sepenggal kenangan yang bisa kutorehkan
antara kau dan aku.
--- Kesan yang
berakhir buruk ---
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم