Ketika banyak orang
yang mengkhawatirkan aksi-aksi tragis dari demonstrasi anarkis atau perang
antar kelompok, baik antar mahasiswa, pelajar, aliran agama, antar suku atau
kelompok lainnya. Lalu fenomena itu justru pribadi tanggapi positif, Sisi Positif Perang Kelompok dan
Demonstrasi antara lain :
1.
Para pelaku akan terbiasa dengan
latihan militer sehingga ketika masanya telah tiba, di bawah simpul merah putih
mereka akan bertarung demi keutuhan negeri.[1]
2. Para
pelaku perang kelompok akan menjadi insan nasionalis demi keutuhan kelompok.
3. Demonstran
tidak hanya mengurus diri sendiri tapi mereka mengontrol kebijakan yang
timpang.
4. Para
pelaku perang adalah pemberani dan mereka paham bahwa untuk menjadi kelompok
yang besar, harus memiliki armada perang. Perang dalam arti pertarungan fisik,
Ekonomi politik serta Intelegent.
Perang itu bukan
“Ego” tapi bertahan karena serangan atau menyerang akibat ingin menciptakan keseimbangan
dalam bermasyarakat. Perang bukan pula “pembrontakan” tapi ini soal “pelayanan”
(dilayani dan melayani). Satu hal yang perlu diingat bahwa perang tidak akan
tercipta ketika tidak ada lawan atau tantangan. Dengan demikian, perang itu
adalah jalan keselamatan atau pilihan hidup yang terbaik.
Setiap orang harus
mempersiapkan amunisi untuk berperang. Kalau tidak, mereka akan tertindas dan
dikendalikan seenaknya oleh lawan. Lihat saja alam raya ini, yang mula-mula
damai lalu terjadi ketidak seimbangan akibat Hasrat Manusia untuk menguasai dan
menjadi yang terbaik. Hasrat manusialah yang menjadi biang kerok dari
pertempuran, olehnya itu setiap orang harus mengambil hal-hal positif dari
gejala ini, yaitu dengan bertarung secara wajar.
Perang itu baik tapi
tidak selalu berada pada jalan terbaik. Kalau kita merujuk pada teori konflik,
maka masing-masing manusia akan berusaha menjadi yang terbaik. Caranya adalah
dengan berkompetisi memperkuat diri. Perang yang terbaik adalah perang ideologi
yang terus menciptakan sintesa lalu terbentuklah informasi
(ideologi) baru yang bisa dinikmati oleh semua orang. Untuk perang fisik
mempertahankan kelompok juga baik[2],
tapi yang terpenting adalah menempatkan perang fisik (bentrok) pada jalan
terakhir.
Bagi yang resah terhadap
fenomena Perang Kelompok dan
Demonstrasi yang makin marak terjadi akhir-akhir ini sejatinya tetap
bersyukur karena fenomena itu masih terbilang biasa. Kalau melihat gejala
sosial akibat pertarungan ekonomi politik dunia, keresahan yang lebih besar
akan terjadi. Hal tersebut disebabkan keserakahan manusia – tidak lagi
bertarung karena tujuan kebaikan – bahasa sederhanya adalah nilai “baik dan
buruk” yang sudah semakin kabur (sulit dibedakan). Dengan demikian, memperbaiki
diri lalu membina keluarga adalah jalan terbaik untuk mengurangi aksi buruk dari demonstrasi anarkis maupun
perang kelompok.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم