Tulisan ini
merupakan prediksi masalah yang akan menimpa meyoritas penduduk dunia, Termasuk
Indonesia. Kajiannya berdasarkan disiplin Ilmu Ekonomi Politik (Ekopol) dan
Patologi Sosial.
Tahun 2000 tahun harapan
Tahun 2013 adalah tahun kekejaman zaman yang akan menimpa umat
manusia.
Masalah yang terjadi
belakangan ini adalah soal Ekonomi yang menyebabkan hampir seluruh
negara harus berpikir keras untuk segera keluar dari masalahnya tersebut. Jangankan
negara berkembang seperti Indonesia, Amerika Serikat saja sebagai negara
adidaya masih harus melalukan banyak hal untuk tetap bertahan pada pemenuhan
ekonomi yang stabil dan tetap menjadi negara terbaik di dunia. Urusan ekonomi
juga merupakan urusan kelompok, keluarga bahkan juga merupakan urusan individu
sehingga ada diantara kita yang mapan dari segi ekonomi namun tidak sedikit
diantara kita yang harus tunduk pada kejamnya dunia ini akibat kerakusan
beberapa elit politik yang tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
turut menikmati karunia sang pencipta.
Masalah lain yang
terjadi adalah Politik. Politik itu bermain strategi yang melibatkan
orang dan menggunakan sistem khusus untuk meraih tujuan. Jalan meraih tujuan
dengan berpolitik ada yang berjalan dengan benar, yaitu mereka yang bekerja
berdasarkan aturan atau perintah Tuhan, bisa juga dengan berpedoman pada aturan manusia (hukum
positif). Ada juga orang yang berpolitik dengan menghalalkan segala cara
meskipun cara itu sangat kejam, yang penting tujuan bisa tercapai.
Secara konsep,
Ekonomi lebih dekat pada kebutuhan manusia sementara politik lebih dekat pada
cara menggapai kebutuhan. Dengan demikian, ekonomi dan politik adalah suatu
konsep yang sangat sulit dipisahkan. Politik digeluti untuk peningkatan
kualitas, kapasitas dan kuantitas ekonomi. Sebaliknya Ekonomi bisa diraih
secara maksimal dengan cara berpolitik yang baik. Entah itu untuk urusan
pribadi, kesejahteraan bersama (kelompok) atau berlaku untuk semua orang.[1]
Sudah menjadi
ketetapan bahwa setiap Negara harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya, minimal pemenuhan
kebutuhan dasar, namun pada beberapa negara maju di Dunia harus berjuang keras
untuk tetap eksis sebagai nation state yang sejahtera. Sebagai contoh
Amerika Serikat sebagai negara industri harus mendapatkan banyak pasokan bahan
bakar minyak (BBM) dan untuk memperoleh BBM tersebut harus meimport dari negara
lain untuk mencukupi kebutuhan dasar industri tersebut. Permasalahannya adalah,
mampukah Amerika Serikat membeli BBM yang sekian banyak dalam frekuensi waktu
yang sangat lama?. Tentunya kita semua tau bahwa harus ada cara yang lebih
strategis untuk memenuhi kebutuhan itu secara mulus. Tentu Satu-satunya cara adalah
dengan membangun politik yang tanpa pandang bulu.
Indonesia sebagai
negara berkembang tidak selamanya mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya.
Ada prediksi dari kelompok akademisi bahwa “suatu saat, Indonesia akan menjadi
negara yang berantakan, tercerai berai, kembali dikendalikan oleh kolonial atau
bahkan bubar sama sekali”. Itu jika nasib bangsa ini berada pada kondisi yang
buruk, namun kondisi yang sebaliknya juga bisa terjadi yaitu Indonesia menjadi
Negara yang aman, makmur, sejahtera dan berkeadilan sosial”. Tentunya hal
tersebut tergantung dari kualitas politik bangsa secara global, nasonal maupun
lokal.
Masalah yang terjadi
belakangan ini adalah :
1.
Melonjaknya jumlah penduduk yang
mengakibatkan tingginya kebutuhan ekonomi sementara ketersediaan bahan menta
atau bahan baku untuk kebutuhan industri semakin menipis.
2.
Menjadi buruh harian sebagai cara
untuk tetap bertahan hidup bagi sebagian orang juga semakin terbatas
mengakibatkan terjadinya persinggungan (terjadi persaingan) yang bisa
menyebabkan terjadinya peperangan. Lebih parah dari itu, bisa terjadi aksi
kebrutalan atau perampokan jika tidak segera mendapatkan pekerjaan yang layak.
3.
Kesenjangan antara orang kaya dan
orang miskin cenderung menjadi pemisah dalam kesatuan bangsa.
4.
Pemerintah yang tidak berpihak pada
rakyat dan rakyat yang tidak percaya pada pemerintah seringkali menyebabkan
terhambatnya roda organisasi pemerintah, dan masalah lainnya.
Kalau memperhatikan beberapa
masalah di atas, yang menjadi catatan penting untuk kita semua adalah, mampukan
bangsa ini membuat masyarakatnya lebih sejahtera atau minimal tetap
mempertahankan kondisi kekinian yang masih terbilang memprihatinkan? Semua masalah
di atas masih terkait dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Karenanya bisa
dipastikan bahwa pangkal dari hampir seluruh masalah di bumi ini terkait dengan
masalah ekonomi.
Jika merujuk pada
ayat al-Qur’an dijelaskan bahwa harta dan anak (keturunan) itu hanyalah fitnah
(cabaan)[2].
Terjemah dari ayat yang dimaksud adalah “Sesungguhnya hartamu
dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang
besar”[3]. Jika memperhatikan ayat sebelumnya maka penyebab dari masalah
tersebut adalah tuntutan ekonomi dari keluarga (yaitu adanya beleggu kecintaan
terhadap istri dan anak) yang masing-masing diantara mereka haus akan harta dan
kemewahan. Semua itu yang menjadi motif manusia untuk mengejar harta dan
kemewahan adalah sebagai penutup mulut istri dan anak yang sangat cerewet. Salah
satu Solusi dari masalah tersebut diterangkan pada ayat selanjutnya
(at-Thagaabun : 16) agar kembali kepada Allah dan menafkahkan sebagian harta kita
yang baik untuk diri kita.
Prediksi
kekacauan akan menimpa umat manusia sudah semakin nyata akibat kehausan manusia
akan harta dan kemewahan (membutuhkan harta benda) yang sulit terbendung. Kalau
memenuhi kebutuhan berdasarkan kadar yang wajar dengan cara yang wajar pula,
maka kekhawatiran akan bencana sosial tidak akan pernah terjadi. Karena harta
membuat orang rela melakukan banyak hal meski itu tidak wajar. Perang saudara
sangat bisa terjadi hanya karena persoalan ekonomi, juga beberapa kasus
pembunuhan orang tua oleh anak kandungnya sendiri. Lintas negara pun demikian,
kerjasama bilateral dibangun atas kepentingan ekonomi namun jika ada
ketimpangan ekonomi maka perang antar negarapun berpeluang terjadi.
Dalam
sebuah buku “Sejarah Muhammad”[4]
dikatakan bahwa pertarungan apapun itu, sebab terbesarnya hanyalah masalah
ekonomi politik. Soal perbedaan pendapat tentang keilmuan maupun terkait ras
(perbedaan suku, agama, bangsa, warna kulit, budaya dan lain-lain) sangat
jarang mempengaruhi timbulnya perpecahan.
Logika
sederhanya adalah, setiap orang, keluarga, masyarakat bahkan suatu bangsa butuh
kebutuhan ekonomi, sementara tidak semua kebutuhan tersebut bisa diperoleh
dengan mudah meskipun dilakukan dengan cara apa saja (menempuh jalan bathil).
Hukum tersebut akan memaksa manusia berjalan sesuai dengan nalurinya agar
seluruh yang diingikan bisa terpenuhi. Akibatnya seringkali suatu negara harus
memaksa negara lain untuk berunding (berpolitik) lalu berperang jika tidak
menemukan kesepahaman hanya karena kepentingan ekonomi. Perang adalah politik
untuk mendapatkan atau mempertahankan urusan ekonomi bangsa atau kelompok. Yang
tersulit untuk dibendung adalah keserakahan manusia yang semakin menjadi-jadi, karenanya
bersiap-siaplah menciptakan penangkal dari marabahaya yang akan menimpa
penduduk dunia, termasuk kita semua.
-.-0-.-
harus lebih kuat menghadapi tantangan yang lebih dahsyat. itu sangat masuk akal.
ReplyDeleteapa yang harus saya lakukan?
Deletepadahal kita ketahui bersama bahwa sistem telah banyak memanjakan kita yang membuat banyak orang diantara kita jadi manja dan bermasa bodoh.
Dilihat dari Pengertian Ekonomi adalah Suatu aturan dalam Rumah Tangga, jika aturan Rumah Tangganya teratur atau Manajemennya Baik Maka sudah Tentu Cara Politik dalam ber Ekonomi akan baik.
ReplyDeleteKarena faktor permasalahan pertama dalam kehidupan adalah ekonomi.
masalahnya, meraih urusan rumah tangga dengan menghalalkan segala cara sebagaimana marak kita saksikan belakangan ini. segala cara juga berarti politik bebas lepas tanpa ada batasan. itulah yang menjadi tantangan kita. andaikan semuanya berjalan sesuai aturan, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan
Deletesebuah tantangan kehidupan yang masih akan terus berkelanjutan bahkan mungkin masih akan diwariskan oleh anak turun kita selama manusia belum mampu "sadar" terhadap realitas kediriannya itu
ReplyDeletesepakat kang! tanggung jawab kita saat ini adalah memberikan penyadaran dan pesan-pesan kebaikan kepada umat manusia (surat al-ashr) serta melakukan aksi-aksi sosial demi keutuhan hidup berbangsa
ReplyDelete