Skip to main content

Mengukur Kesetiaan


Gadis Cantik nan Jelita yang akrab disapa “Dewi” adalah sosok yang setia dan teguh pada pendirian. Ia terlahir pada suatu desa yang penduduknya damai bersahaja di Kabupaten Bulukumba. Ia adalah sosok yang pandai bergaul dan memiliki banyak teman di kampung. Di desa kelahirannya ia sekolah hingga menyelesaikan jenjang SMU.

Romantika kehidupan Dewi diwarnai banyak hal di Desa kelahirannya. Ia dibesarkan dari keluarga petani, teman-teman yang hidup dalam kesehariannya juga kebanyakan dari keluarga petani. Sosoknya yang bersahabat tidak membuatnya lepas dari dunia pacaran. Ia berpacaran dengan Ahmad yang juga berasal dari keluarga petani. Awalnya mereka temanan saja, namun karena merasa ada kecocokan sehingga mencoba mereka menempuh jalan pacaran. Kisah cintanya mulain dijalin sejak tahun pertama SMA.
Cinta yang dibangun oleh Ahmad dan Dewi adalah suatu kesungguhan karena masing-masing keluarga telah mengetahui hubungan mereka. Pihak keluarga sepertinya merespon hubungan mereka berdua dengan memberi izin pada mereka untuk berpacaran.
Keseharian Ahmad dan Dewi selalu diwarnai suka dan duka. Ia seringkali berjuang bersama menghadapi pahit manisnya hidup hingga mereka tamat SMA. Niat untuk sekolah lanjutan pun tetap ingin sama. Mereka ingin kuliah pada Universitas ternama di Kota Makassar. Komitmen itu ternyata tidak bisa mereka penuhi karena Ahmad terpaksa harus tinggal di Desa kelahirannya Kuliah sambil membantu keluarga atas permintaan orang tuanya, sementara Dewi telah mendapat dukungan keluarganya untuk kuliah di Kota. Ahamd pun harus rela dan mengizinkan Dewi untuk menuntut ilmu di Kota Makassar dengan harapan setelah selesai nanti ia akan kembali bersama membangun keluarga sebagaimana yang mereka cita-citakan.
Dewi yang kuliah di Makassar telah meninggalkan kampung halamannya di Bulukumba dan seorang kekasih yang amat dicintainya. Pacar Dewi adalah Ahmad, Ia adalah mahasiswa di Bulukumba. Karena tingkat kesejahteraan keluarga yang kurang memadai sehingga ia harus merelakan diri untuk bertani dan kadang-kadang harus jadi buruh bangunan. Antara Ahmad dan Dewi sebelumnya pernah membuat komitmen agar kuliah kelak bisa kuliah pada kampus yang sama di Makassar namun takdir berkata lain.
Meski masih sebatas pacar, Dewi dan Ahmad sudah merasa teguh karena melihat respon masing-masing keluarga sehingga Dewi dan Ahmad merasa bahwa keluarga telah merestui mereka menjadi pasangan suami istri.
Pahit manis telah dilalui bersama di kampung saat sekolah di SMA dan dalam keseharian jika ada moment spesial. Meski banyak godaan dari beberapa gadis cantik selain Dewi, Ahmad selalu bisa menjaga diri agar tetap memilih Dewi dari sekian banyak gadis yang hadir dalam kehidupan Ahmad. Dewi yang memiliki tipikal setia juga tidak pernah terpengaruh oleh godaan pria lain, seberat apapun masalah itu. Prinsip Dewi adalah cukup Ahmad yang ada di hatinya. Bagi Ahmad dan Dewi, cinta sejati itu adalah milik sepasang kekasih (hanya dua orang) dan tidak ada pihak ketiga.
Harapan Ahmad akan segera melamar Dewi ketika kuliah selesai. Niatan mereka telah diketahui oleh keluarga dan beberapa persiapan ringan telah dilakukan. Hal pertama yang dipersiapkan Ahmad adalah membangun usaha kecil keluarga yang dipersiapkan untuk membina mahligai rumah tangga. Usaha itu tentunya memiliki target jangka panjang dan produktif untuk menabung dan membiayai kuliah. Usaha lain yang dilakukan oleh Ahmad adalah menanam tanaman jangka panjang yang produktif dan memiliki nilai beli yang tinggi dan mahal. Cengkeh adalah pilihan Ahmad dengan target waktu akan berbuah setahun setelah kuliahnya mereka selesai. Meski varietas Cengkeh tidak langsung membuahkan hasil namun ia lebih memilih ini karena akan sangat menunjang masa depannya nanti bersama Istri dan anak-anaknya jika tuhan menganugrahi mereka buah hati dan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
Sementara Ahmad sibuk kuliah dan kerja dikampung, Dewi memilih berorganisasi dan menempuh kerja sampingan untuk tambahan biaya kuliah. Pekerjaan yang dipilih oleh Dewi adalah promosi pashion dan jika ada pesanan baru ia mengambil pakaian di distributor. Resiko rugi tidak ada, keuntungan pun akan tergantung pada kemampuan promosi pada konsumen. Pekerjaan yang dipilih Dewi sangat menunjang kehidupannya di kota sehingga ia harus sibuk berat dan cenderung melupakan Ahmad, untung saja Ahmad selalu menghubunginya.
Organisasi yang dipilihnya adalah Bintang Sembilan, suatu Komunitas yang berSahabat, Nasionalis, Agamais dan Intelektual. Melalui gerakan kolektif ini, Dewi menemukan banyak hal baru dalam hidupnya. Pemahaman yang selama ini dimilikinya terlalu kaku sehingga ia temotivasi untuk terus belajar. Hasilnya ternyata cukup bagus, karenanya ia bisa memperkenalkan usahanya melalui jaringan organisasi. Begitu pula kemampuan organisasinya bertambah sehingga ia menjadi sosok yang lebih cerdas. Sesekali berbagi pengalaman lewat orasi opini atau bahkan menjadi narasumber. Ia menjadi orator hebat yang dikagumi oleh sahabat-sahabatnya, juga banyak perhatian pria yang tertuju padanya.
Jalan yang ditempuh Dewi dengan berbisnis dan menjadi aktivis organisasi membuatnya semakin populer. Ia seringkali mendapat pujian dari pria-pria berparas tampan yang menyaksikan paras cantiknya ditambah kepiawaiannya berbahasa.
Pesona Dewi yang mengundang banyak simpati pria turut mencuri perhatian Ketua komunitas tempat dewi membangun jaringan. Risman nama pria itu mencoba merayu Dewi.
“Hai Dewi”
“Hmm, Hai!”
“Kamu Luar biasa yah!” Gombal Risman sang ketua.
“Terima kasih pujiannya, tapi itu masih sangat kurang bagi saya” Dewi membantah
“Aku sungguh kagum padamu, kamu cerdas, cantik, pandai, gesit. Kamu mahluk yang sempurna bagiku!”
“Biasa saja sahabat!”
“Aku butuh kamu, Sungguh!”
“Pasti, aku akan membantumu semampuku!”
“Aku cinta kamu!, aku ingin kamu jadi pacar aku!”
Dewi menanggapi biasa-biasa saja gombalan Risman. Sekedar Sahabat saja responnya terhadap Risman sambil menagatakan ia telah bertunangan dengan seorang pemuda di kampung. Kata tungangan yang bohong tersebut tentu saja menyurutkan niat Risman untuk berpacaran dengan Dewi.
Kesetiaan Dewi terbukti karena mampu mengimbangi rasa terhadap godaan Risman sang ketua komunitas di kampusnya. Tentu sangat berat menolak pemuda yang piawai dalam kolektif, akademisi serta sosok yang sopan dan kesatria, tapi bagi Dewi cukup Ahmad yang ada di hatinya meski ia masih sangat bimbang dengan keputusan yang telah ia pilih.
Belum sempat melupakan sosok Risman, datang lagi Aldi yang lebih paiawai merayu wanita. Ia sangat sopan dan pengertian. Sosok Aldi memancarkan aura penyayang dan setia. Ia menilai Dewi adalah gadis yang paling pas untuknya.
“Hai Dewi” Aldi menyapa.
“Iya” kata Dewi.
“Tumben kamu tidak seceria biasanya”.
“Gak! Aku hanya …”.
“Maaf yah kalau aku ganggu, andai aku tau apa kamu alami atau rasakan maka aku usahakan bisa membantumu menyelesaikannya. Maaf yaa!” lalu Aldi pamit meninggalkan Dewi yang sedang duduk di depan Markas Komunitasnya.
Sikap Aldi pada Dewi adalah cara menarik perhatian yang unik. Memang Aldi tidak sempat menyampaikan maksudnya menyatakan cinta namun ia berhasil membuat Dewi merasa bersalah pada pertemuan singkat tersebut. Dewi telah berlaku cuek dan acuh tak acuh pada orang yang sedang berbicara dengannya.
Dewi harus minta maaf pada Aldi, ia butuh dimengerti bahwa waktu itu jiwanya lagi kacau.
Aldi mengetahui kalau Dewi merasa bersalah sehingga ia telah mempersiapkan trik jitu meluluhkan hati Dewi. Meski ia tau Risman yang piawai dalam kolektif, akademisi serta sosok yang sopan dan kesatria telah gagal menaklukkan hati Dewi. Tentu ia juga akan bernasib sama jika salah mengambil langkah.
Ketika Aldi punya kesempatan bertemu Dewi lagi, ia tidak banyak bicara. Justru yang heboh berbicara adalah Dewi. Kesempatan ini tentu sangat bermanfaat untuk Aldi. Dewi yang merasa bersalah memulai pecakapan.
“Hai Aldi”
“Iya Dewi”
“Gimana kabar kamu”
“Alhamdulillah baik”
“Alhamdulillah kalau begitu, itu yang kuharapkan”
Dewi yang merasa bersalah mengutarakan mengapa ia cuek pada Aldi ketika ia bertemu beberapa waktu lalu. Dewi menceritakan bahwa ia dilanda rasa bersalah pada Risman karena dengan tegas menolak cintanya dan membohongi kalau ia telah bertunangan. Tentu pernyataan ini akan menjadi senjata bagi Aldi agar tidak melakukan hal yang keliru seperti yang dilakukan Risman.
Aldi mengerti bahwa Dewi adalah gadis yang setia sehingga ia tidak mau memaksakan kehendak untuk turut memperburuk perasaan Dewi. Ia hanya memberikan pemahaman pada Dewi bahwa kesetiaan itu bukan hal utama dalam menjalin hubungan pacaran, justru yang terpenting adalah kenyamanan dan kecocokan. Ia juga menjelaskan bahwa kesetiaan itu digunakan pada jenjang nikah dan meski merasa tidak nyaman atau bahkan sesekali cekcok tapi itulah intinya keluarga. Bukan sebaliknya.
Pesona Dewi benar-benar telah membuat banyak cowok yang tergila-gila, termasuk Aldi. Aldi justru telah mendapatkan kesempatan untuk mendekati Dewi karena peristiwa pertemuan mengharukan yang telah dilaluinya kemarin. Aldi banyak mendapatkan informasi tentang Dewi. Aldi juga berhasil mengubah paradigma Dewi tentang tempat dan arti kesetiaan.
Karena terpengaruh doktrin Aldi, Diam-diam Dewi ternyata harus tunduk takluk pada sosok Aldi yang santun dan dewasa. Bagi Dewi, Aldi adalah sosok yang pas karena ia sangat perhatian dibalik sikap cueknya. Iapun takluk atas retorika Aldi yang puitis.
Setelah Aldi mengetahui kadar kesetiaan Dewi berubah, iapun tidak yakin untuk segera menyatakan cinta pada Dewi. Aldi khawatir kalau Dewi akan berpaling lagi ketika ada cowok lain yang mendekatinya. Iapun mengurungkan niatnya untuk menjadikan dewi sebagai belahan jiwanya.
Dewi baru sadar bahwa ia harus bertahan pada Ahmad dan berterima kasih pada Aldi yang telah menjadi indikator untuk menguruk kesetiaannya.
-.-0-.-

Comments

  1. Replies
    1. betul sekali mas. cerita fiktif ini mengankat tantangan dan romantika pergaulan.

      tidak setia bukan berarti tak cinta karena bisa jadi kita mengandalkan restu.

      cinta tidak harus butuh kesetiaan (versi pribadi) karena kerelaan kadang menjadi tanda cinta sehingga seseorang rela melepas belahan jiwa demi cinta.

      Delete
  2. wah ahmad dan aldi memang 2 insan yang berada di sisi dewi untuk mengarkan kepada dia setia itu seperti apa

    ReplyDelete

Post a Comment

شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...