Saya mau mulai tulisan dengan cerita
tentang perjalanan beberapa pelajar di Negeri ini yang menuntut ilmu di Negeri
Paman Syam, ada diantara mereka yang berasal dari tanah bugis Makassar dan
beberapa diantaranya adalah kelahiran jawa. Mereka berangkat ke negeri yang
besar dan berperadaban tinggi menuntut ilmu dengan tujuan kembali ke negeri
memperbaiki negaranya sebagaimana ilmu yang diperolehnya dari luar. Ternyata
betul, setelah mereka kembali ke NKRI mereka ada yang menjadi wakil presiden,
menteri keuangan, menteri pemuda dan olahraga dan beberapa menteri lagi di
antaranya. Mekeralah didikan Negeri Adidaya yang sangat dipuja-puja oleh
sebagian orang sementara sebagian lainnya sangat membencinya.
Lalu apa masalahnya? Secara ringkas,
Suatu pernyataan sederhana yang memiliki makna yang sangat dalam bahwa “Pengetahuan cenderung akan mengarahkan
orang berbuat”
1. Seorang Dokter tidak akan menggunakan
gelas yang sama untuk digunakan minum oleh orang banyak, tentunya karena ia tau
kalau perilaku tersebut adalah membiarkan penularan penyakit.
2. Seorang ahli agama tidak akan minum
minuman keras atau tidak akan makan pada siang hari dibulan ramadhan karena
meraka mengetahui kalau itu dilakukan maka sama saja melanggar syariat dan
berarti sangat dosa.
3. Seorang teroris akan rela bunuh diri
dengan bom yang dia ledakkan karena mereka yakin bahwa pekerjaan yang mereka
lakukan adalah jihad dan dijamin masuk surga.
4. Seorang pria akan berkorban untuk
kekasih yang dicintainya karena ia tahu bahwa apa yang dilakukannya membuat
kekasihnya itu senang dan makin mencintainya.
5. Sebisa mungkin, seorang siswa akan
menghindari gurunya yang galak dan senang menerima pelajaran dari guru
menyenangkan karena mereka tahu bagaimana bahayanya seorang guru yang marah dan
betapa cerianya ketika guru yang ini akan mengajar.
Sekali lagi, pengetahuan cenderung akan mengarahkan orang untuk beruat. Pekerjaan
seperti pencuri, guru, udstas, anggota dewan, dokter adalah berangkat dari
pengetahuan sehingga hal tersebut mempengaruhi tingkah laku mereka. Hal yang dinilainya
baik akan segera dikerjakan walau sebenarnya hal tersebut tidak menguntungkan
bagi kebanyakan orang. Yang ingin dibahasakan pada narasi ini adalah bagaimana
pentingnya memiliki dasar pengetahuan agar menjadi pijakan yang positif dalam
berbuat.
Jika kita adalah salah seorang yang
pergi keluar daerah, sebagai contoh pergi ke Luar Negeri menuntut ilmu maka
kitalah yang menjadi objek dari pengaruh mulitkulturalisme. Pengaruh tersebut
tidak selalu baik namun tidak juga dikatakan buruk. Hanya saja ini sangat
tergantung pada siapa pengaruh ini ditujukan. Jika seseorang mudah menerima
keadaan yang baru berarti mereka akan sangat gampang terjebak jika tidak
memiliki filter yang kuat.
Yang ingin dibahasakan oleh penulis
melalui narasi ini adalah dimanapun anda berada, Peganglah Selalu Agama Dan Budaya.
Jika anda berangkat ke Negeri orang, tetaplah memeng teguh agama dan
pesan-pesan moral dari budaya anda. Agama dan Budaya ini adalah pegangan
sekaligus identitas yang seharusnya dipegang teguh dan sebisa mungkin tetap ada
walau pengaruh multikulturalisme yang memiliki corak kebebasan tetap berwarna
pada diri kita.
Sangat tidak baik jika budaya dan
agama sebagai tuntunan hidup kita, yang didalamnya terdapat berjuta-juta pesan
akan kebaikan dan mencegah penganutnya untuk melakukan hal-hal buruk atau
kemungkaran lantas itu diabaikan dan secara bebas menerima doktrin pengetahuan,
politik, pola hidup dan sebagainya. Dengan berpegang teguh pada Agama dan
Memelihara Budaya, kita akan tetap berada pada koridor yang mulia walaupun
cara-cara korupsi telah diperkenalkan oleh kawan-kawan seperguruan kita.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم