Skip to main content

Ngaret adalah Pengacau dan Mengacaukan


Sebetulnya saya adalah bagian dari sekelumit orang yang paling tidak suka jam karet, namun bukan berarti saya tipe orang yang tidak pernah ngaret. Kalau dillihat lebih jauh, budaya jam karet pada mulanya hanya menganggap “bisa kok telat beberapa menit” lalu menjadi “biasa kok, yang lain juga seperti itu” lalu berubah menjadi “biasalah!, kita semua udah pada tau” hingga menjadi kebiasaan yang tidak gampang diperbaiki.

Jam Karet justru sudah menjadi Budaya terburuk di Indoesia. Kebanyak orang menganggap keterlambatan sebagai sesuat yang biasa-biasa saja sementara hanya sebagian kecil kecil merasa resah dengan penyakit masyarakat seperti ini.
Benturan sering kali terjadi pada suatu pertemuan, entah bentuknya adalah pesta, rapat, kencan, belajar dan lain-lain. Tentunya ada beberapa orang diantara sekelompok orang yang melakukan perjanjian menganggap ketepatan waktu sangat penting dan sebagian lainnya menganggap biasa-biasa saja, bahkan ada yang cuek dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Berdasarkan tipologinya, orang yang sangat menghargai waktu adalah mereka yang memiliki planning atau perencanaan. Mereka biasanya sudah membuat dan merancang rencana aktivitas untuk waktu tertentu. Mereka sudah merencanakan apa yang harus dikerjakan 1 jam kemudian, 10 jam kemudian, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, triwulan kedepan, semester depan, tahun depan, 5 tahun kemudia, 10 tahun kemudian, 20 tahun kemudian dan seterusnya. Planning ini mereka bangun dengan pertimbangan potensi dan masalah serta harapan mereka masing-masing dengan dasar manajemen waktu. Mereka tentunya telah mempersiapkan makanan jiwa dan raga untuk kelangsungan hidup dan mengamalkan amalan kebaikan sebagai persiapan menuju akhirat.
Sementara bagi orang-orang yang biasa-biasa saja atau mereka yang cuek dengan waktu bisa dibilang mereka tidak menghargai orang lain, termasuk menghargai dirinya sendiri. Kebanyakan diantara mereka tidak memiliki arah yang jelas atau kemungkinan terbaiknya mereka tidak tau apa yang harus dikerjakan. Tipe ini tidak jelas planningnya.
Orang yang paling jahat menurut penulis adalah orang yang tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas, terutama mereka yang menjadi pelayan masyarakat. Parahnya lagi, justru budaya terlambat sudah mengakar di kampus-kampus, termasuk kampus penulis saat ini dan beberapa kampus lainnya di Makassar. Mungkin ini mewakili Indonesia.
Mengapa mereka paling jahat? Karena merekalah yang bakalan membuat kacau balau dan berantakan agenda orang yang terbiasa on time. Kejadian ini telah saya alami pada salah satu fakultas di UVRI Antang tadi pagi hingga siang (19 Agustus 2013). Tiga orang pegawai sangat saya nantikan kehadirannya sejak pukul 9.00 waktu setempat, namun hingga pukul 13.00 mereka juga belum menampakkan batang hidungnya. Puluhan kali saya melihat jam ditangan, tapi hanya kegelisahan yang ada. Mereka memiliki hidup yang kacau dan mengacaukan lingkungannya.

Comments

  1. waduh lama juga menunggu ya..
    harusnya ditepati masanya spy tidak bikin orang tertunggu2..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak, budaya di Indonesia sudah terjangkit virus ngaret.

      harusnya itu tidak perlu terjadi.

      Delete

Post a Comment

شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.