Niatku ingin menjadi lebih baik tapi
tantangan seringkali memperburuk keadaan jika kita tidak mampu menyikapi hal
tersebut dengan sebaik mungkin. Seperti yang saya alami kemarin siang ketika
mengurus berkas pada dinas Sosial Transmigrasi dan Tenaga kerja Bulukumba,
disana saya menemukan uang sebanyak Rp. 110 ribu. Uang sebanyak itu bisa digunakan untuk mengisi
bahan bakar kendaraanku sebanyak 2 kali tapi saya tidak tenang memegang
sejumlah uang yang kutemukan tercecer depan kantor pelayanan. Karenanya saya
titip saja uang itu pada pegawai dan berpesan, “mohon diberikan ini …… kalau
ada yang datang mencarinya, uang ini tercecer sekitar 1 jam yang lalu”. Pegawai
itu menyetujuinya dan saya meninggalkan tempat itu.
Urusan berikutnya di kantor polisi
untuk keperluan kelengkapan berkas administrasi pendaftaran kerja. Setelah berkas
yang saya butuhkan selesai dicetak, ternyata ada 1 lagi syarat untuk
mendapatkan surat yang kubutuhkan. Karena itu, petugas disana memberi saya
kemudahan dengan memberi mereka sejumlah uang tambahan dari pada harus mengurus
lagi berkas baru yang bisa memakan waktu lama dan biaya yang lebih tinggi. Meskipun
hati saya berkata tidak, namun petugas itu mendesak. Jadinya saya gagal dengan
keteguhanku menghindari seluruh cikal bakal korupsi.
Masih urusan yang sama di tempat yang
berbeda, berkas yang dibutuhkan berikutnya adalah keterangan kecacatan dan
sehat. Pada Instansi pemerintah tempat saya mengurus berkas ternyata tidak lagi
melayani urusan pemeriksaan dan pembuatan keterangan sehat dari dokter
pemerintah pada pukul 13.00, karenanya saya harus rela menunggu hingga keesokan
harinya.
Kesimpulan kecil sebagai peneguh hati
saya antara lain,
1. Uang selalu menjadi godaan tapi tapi
tidak semua orang tergoda olehnya, terutama memperolehnya dengan cara yang
meragukan.
2. Uang adalah alat untuk mempermudah
urusan, itulah yang sempat menjebak saya meskipun yang lain mungkin saja merasa
diuntungkan.
3. Waktu sepertinya hanya sedikit orang
yang menghargainya.
Kekacauan itu seringkali terjadi
bukan dari diri serndiri tetapi ada pengaruh dari orang lain sehingga kita
mestinya hati-hati mengambil sikap. Semoga apa yang kita lakukan menjadi
penyemangat dan penuntun hidup yang lebih baik.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم