Skip to main content

Memilih peluang melewati tantangan menuju harapan


Niatku ingin menjadi lebih baik tapi tantangan seringkali memperburuk keadaan jika kita tidak mampu menyikapi hal tersebut dengan sebaik mungkin. Seperti yang saya alami kemarin siang ketika mengurus berkas pada dinas Sosial Transmigrasi dan Tenaga kerja Bulukumba, disana saya menemukan uang sebanyak Rp. 110 ribu.  Uang sebanyak itu bisa digunakan untuk mengisi bahan bakar kendaraanku sebanyak 2 kali tapi saya tidak tenang memegang sejumlah uang yang kutemukan tercecer depan kantor pelayanan. Karenanya saya titip saja uang itu pada pegawai dan berpesan, “mohon diberikan ini …… kalau ada yang datang mencarinya, uang ini tercecer sekitar 1 jam yang lalu”. Pegawai itu menyetujuinya dan saya meninggalkan tempat itu.

Urusan berikutnya di kantor polisi untuk keperluan kelengkapan berkas administrasi pendaftaran kerja. Setelah berkas yang saya butuhkan selesai dicetak, ternyata ada 1 lagi syarat untuk mendapatkan surat yang kubutuhkan. Karena itu, petugas disana memberi saya kemudahan dengan memberi mereka sejumlah uang tambahan dari pada harus mengurus lagi berkas baru yang bisa memakan waktu lama dan biaya yang lebih tinggi. Meskipun hati saya berkata tidak, namun petugas itu mendesak. Jadinya saya gagal dengan keteguhanku menghindari seluruh cikal bakal korupsi.
Masih urusan yang sama di tempat yang berbeda, berkas yang dibutuhkan berikutnya adalah keterangan kecacatan dan sehat. Pada Instansi pemerintah tempat saya mengurus berkas ternyata tidak lagi melayani urusan pemeriksaan dan pembuatan keterangan sehat dari dokter pemerintah pada pukul 13.00, karenanya saya harus rela menunggu hingga keesokan harinya.
Kesimpulan kecil sebagai peneguh hati saya antara lain,
1.      Uang selalu menjadi godaan tapi tapi tidak semua orang tergoda olehnya, terutama memperolehnya dengan cara yang meragukan.
2.      Uang adalah alat untuk mempermudah urusan, itulah yang sempat menjebak saya meskipun yang lain mungkin saja merasa diuntungkan.
3.      Waktu sepertinya hanya sedikit orang yang menghargainya.
Kekacauan itu seringkali terjadi bukan dari diri serndiri tetapi ada pengaruh dari orang lain sehingga kita mestinya hati-hati mengambil sikap. Semoga apa yang kita lakukan menjadi penyemangat dan penuntun hidup yang lebih baik.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...