Skip to main content

Pemilu 2014 Terancam Kacau


Bukan tidak munkin Indonesia akan mengalami kekacauan terdahsyat akibat pesta demokrasi atau pemilu tahun 2014 nanti. Penulis bukanlah seorang peramal yang bisa memprediksi masa depan tapi sebagai akademisi, prediksi kekacauan itu akan terjadi karena beberapa hal, antara lain:

1.   Kemenangan dipaksakan dengan bayaran yang sangat tinggi. Jika semua kandidat memaksakan kemenangan dan diantara mereka tidak ada yang boleh kalah maka sudah dipastikan bahwa konflik perpecahan akan terjadi.

2.  Kemengangan adalah harga diri. Meskipun aturan ikut serta pemilihan umum adalah “siap menang dan siap kalah” tapi itu hanya berlaku di lembaran tertulis dan secara lisan belaka. Pada kenyataannya tidak ada yang mau kalah dalam pertarungan. Pilosofi yang pernah berkembang yaitu “kemenangan yang sesungguhnya adalah merasakan hal yang sama ketika menang maupun ketika ia kalah” tidak lagi berlaku pada pertarungan politik.

3.  Mahkama Konstitusi (MK) tidak lagi dipercaya sepenuhnya oleh masyarakat akibat kasus suap yang pernah menjerat mantan ketua MK (Akil Muchtar). Hasil putusan MK nantinya berpotensi menciptakan konflik jika ada sengketa politik di Lembaga Negara tersebut. Kekuatan MK yang mengalami penurunan kepercayaan publik akan dijadikan sebagai kekuatan bagi mereka yang melakukan tuntutan terhadap putusan KPU.

4.  Purnawirawan Jendral yang bertarung. Meski hanya 2 presiden Indonesia yang berlatarbelakang TNI, dominasi purnawirawan Jendral TNI yang menduduki jabatan tertinggi negara atau presiden tetap ada. Mereka yang masih akan bertarung adalah Prabowo Subianto, Wiranto dan kemungkinan masih ada yang lain. Catatan penulis bahwa Bukan basis massa yang dikhawatirkan tetapi pertarungan harga diri yang sama-sama memaksakan kemenangan.

5.  Tekanan bangsa-bangsa asing tidak lepas dari analisis penulis. Kepentingan asing di Indonesia masih sangat tinggi dan tentunya bangsa-bangsa asing yang memiliki kepentingan di Indonesia harus masuk melalui pemimpin negara yang pro terhadap mereka. Dukungan asing tentu saja mempengaruhi kekuatan kandidat yang akan bertarung dan tidak menutup kemungkinan mereka akan ikut campur menciptakan konflik jika mereka kalah dalam pertarungan.

Efek dari pertarungan politik ini adalah perang urat saraf dikalangan elit dan perang antar kelompok berpotensi terjadi dikalangan masyarakat umum (publik). Penulis teringat pesan orang tua bahwa “Semoga kita tidak melihat kekacauan pada pemilu 2014” nantinya. Pesan itu tentu saja memberi isyarat bahwa bangsa ini tidak boleh terpropokasi oleh gejolak politik yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa karena jika tidak demikian adanya, kekacauan sudah pasti terjadi.

 

Comments

Post a Comment

شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.