Sejak jaman informasi dan
komunikasi mewarnai peradaban bangsa Indonesia, setiap orang bisa memperoleh
informasi dengan sangat mudah. Informasi bisa diperoleh melalui media cetak
maupun media elektronik, baik dari buku-buku, Koran, majalah, tabloid maupun
poster. Informasi juga Juga bisa didaparkan melalui media elektronik seperti
radio, televisi, komputer dan perangkat elektronik lainnya. Memang sejak jaman
teknologi informasi dan komunikasi, setiap orang bisa mendapatkan informasi
dengan mudah. Setiap orang bisa mendapatkan informasi kapan saja dan dimana
saja, baik informasi yang sudah cukup lama maupun informasi terbaru.
Tulisan ini ingin menyoroti salah
satu media elektronik yang sangat potensial dalam penayangan informasi. Media
yang dimaksud adalah televisi. Media ini memiliki kelebihan karena dilengkapi
dengan audio dan visual sehingga sangat menarik untuk mendapatkan informasi
seolah-olah informasi tersebut berasal dari depan mata dan disaksikan langsung.
Tayangan TV secara garis besar terdiri dari berita, iklan dan hiburan.
Tayangan TV sangat sarat dengan
kepentingan ekonomi dan politik. Setiap tayangan TV selalu memiliki muatan
kepentingan ekonomi yang dikendalikan oleh politisi, baik praktisi politik
maupun actor ekopol (pemilik modal). Dengan demikian apapun bentuk tayangan TV,
semuanya tergantung dari pemilik modal.
Keinginan praktisi politik dan
pemilik modal seringkali tidak selalu sesuai dengan keinginan masyarakat pada
umumnya. Praktisi politik ingin tetap tetap memegang kekuasaan sehingga segala
bentuk usaha dilakukan untuk memenuhi keinginan mereka. Pemegang modalpun akan
terus mempertahankan kekayaan materi mereka dengan cara-cara tertentu yang
mungkin tidak menghiraukan kondisi masyarakat setempat. Sorotan untuk praktisi
politik bisa dilihat pada iklan-iklan yang mengangkat suatu golongan dan
menjatuhkan gologan lain, praktisi politik juga bebas menayangkan berita sesuai
dengan kebutuhan mereka sebagai pencitraan dan sebaliknya mereka bebas
menyembunyikan informasi yang bisa mengurangi popularitas seorang politisi.
Bagi pemilik modal juga bisa
secara bebas meraut keuntungan menayangkan iklan, berita, sinema, sinetron
maupun hiburan lainnya. Tulisan kali ini ingin difokuskan pada penayangan film
serial kartun yang tayang pada beberapa media televisi nasional antara lain;
Global TV, MNC, RCTI, SCTV, ANTV, TransTV, Trans7 dan mungkin Stasiun TV
lainnya yang belum pernah disaksikan oleh penulis tayangannya untuk serial
kartun untuk hiburan anak. Terlihat sangat jelas bahwa serial kartun seperti
Tom and Jerry, Upin dan Ipin, Spongebob, Shincan, Doraemon dan beberapa serial
kartun lainnya sangat tidak mendidik. Muatan serial kartun tersebut
bertentangan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi nilai
dan etika.
Sebagai contoh, spongebob yang
tayang lebih dari 10 tahun dan terus tayang untuk anak Indonesia telah
menampilkan karakter anak yang usil, kurang ajar, murahan dan tidak sopan
terhadap orang tua. Sebaliknya, karakter yang diperankan oleh orang tua selalu
dilecehkan, tidak dihargai, selalu sial dan sifat yang tidak baik. Karakter
yang dimaksud adalah Nyonya Poop sebagai guru yang tidak dihargai, sqwitwere
sebagai tetangga dewasa yang selalu terganggu oleh ulah spongebob si anak usil,
tuan Krab sebagai pengusaha dewasa dianggap serakah dan tidak senang berbagi
kecuali kepentingan bisnis. Anehnya, dalam serial kartun ini, spongebob
sqwerphants sebagai anak yang kurang ajar dianggap sebagai tokoh utama dan lebih
bertindak sebagai protogonis sementara yang menjadi korbannya adalah sang guru,
tetangga dan tuan tempat spongebob kerja.
Serial kartun yang ditayanngkan
untuk anak menurut pengamatan penulis kebanyakan bertentangan dengan pendidikan
karakter anak di Indonesia. Seharusnya masalah ini menjadi perhatian bersama,
terutama organisasi yang mewadahi tayangan TV di Indonesia. Karena tayangannya
bertentangan dengan muatan pendidikan karakter maka masalah ini penting untuk
diteliti lebih lanjut.
Tulisan ini dipersiapkan sebagai
bahan penelitian jika suatu saat nanti penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang selanjutnya. Fokus permasalahannya adalah pengaruh serial kartun
terhadap pendidikan karakter anak bangsa di Indonesia.
Sebagai dugaan awal penulis, anak
sangat gampang mengikuti karakter yang menurut mereka sangat menarik meskipun
karakter tersebut “kurang ajar” pada kacamata nilai dan etika. Sementara itu
orang tua tidak mempedulikan kondisi ini. Orang tua membiarkan anak menyaksikan
tayangan ini tanpa khawatir anak mereka menjadi lawan dalam keluarga dan
lingkungannya karena telah mengabaikan nilai-nilai moral.
Semoga tulisan ini menjadi
landasan utama untuk selanjutnya menjadi penelitian untuk mengetahui
kemungkinan dari pengaruh penayangan serial kartun melalui stasiun TV nasional.
Penulis juga berharap setelah mendapatkan jawaban untuk memberikan rekomendari
pada seluruh pihak yang terlibat pada penayanga serial kartun tersebut.
Oleh
Abdul Haris Mubarak
Bagus sekali artikelnya, salam blogwalking.. Berikut ini ada tips melamar pekerjaan:
ReplyDeleteSebelum melamar pekerjaan ketahuilah bahwa pewawancara lebih tertarik pada isi dan design cv yang menarik. Lihatlah Contoh CV yang benar dalam membuat cv anda. Pertanyaan wawancara juga mengacu pada jawaban soal psikotes yang anda kerjakan,
Perhatikan juga contoh surat lamaran kerja yang benar.