Skip to main content

Membuat kegiatan, Lakukan dengan terencana.



Menurut pribadi penulis, salah satu unsur keberhasilan suatu program adalah adanya keinginan oleh objek atau peserta program untuk kembali diadakan kegiatan yang sama atau sejenis. Indikator tersebut bisa diasumsikan bahwa peserta merasakan manfaat dari kegiatan yang telah diprogramkan.

Tentunya point yang penting dikembangkan dalam melaksanakan kegiatan adalah isi atau muatan kegiatan meliputi rencana atau konsep kegiatan yang matang, pelaksanaan atau proses yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembentukan program kerja serta kegiatan yang dibuat memiliki orientasi pengembangan sumber daya manusia atau pengembangan hasil. Jika kita bekerja, walaupun hal-hal kecil dan sederhana tapi terencana dan terstruktur maka harapan akan hasil kegiatan jauh lebih menjanjikan dari pada program kerja yang besar dan memakan anggaran yang lumayan banyak tapi tidak dibuat berdasarkan konsep yang baik, maka kegiatan tersebut justru berpotensi buruk, yaitu program yang tidak tepat sasaran. Intinya adalah “niat baik harus dikerja sebaik mungkin untuk mendapatkan sesuatu yang baik”.
Sebagai contoh, saya pernah diminta mengantarkan suatu materi pelatihan. Materi yang saya bawakan membutuhkan media atau perangkat kerja untuk mencapai hasil yang maksimal tapi kenyataannya panitia pelatihan maupun pesertanya tidak menyediakan perangkat pelatihan yang dibutuhkan. Akibat dari kejadian ini, saya merasa materi yang saya sampaikan tidak maksimal, oleh karena itu sebagai narasumber, saya tetap memperagakan, memberi petunjuk, motivasi dan tips menjadi seorang sukses dalam mengolah sesuatu sesuai materi pelatihan yang saya bawakan.
Sebagai catatan terakhir, Untuk suksesnya suatu kegiatan maka dibutuhkan perencanaan yang baik dan melaksakan rencana kegiatan tersebut dengan baik pula. Biar lebih berwarna, kegiatan sejatinya didokumentasikan dan dilaporkan sebagai bahan evaluasi atau Pollow up (rencana tindak lanjut).

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...