Teringat jelas dalam ingatan saya pesan salah
seorang senior bahwa:
“Tidak selamanya kamu menimbah ilmu
seperti saat ini, suatu saat nanti kamu akan diminta berbagi ilmu dan yang
demikian (berbagi ilmu itu) hanya bisa dilakukan lewat tulisan, penyampaian
lisan (ceramah) dan praktek”
Pesan itu tersimpan sangat rapi dalam
ingatan saya, hanya saja belum bisa menerjemahkan lebih jauh tentang pesan yang
disampaikan untuk saya hingga saya diminta untuk pertama kalinya membawakan materi
kajian pada tahun 2008 lalu. Ketika itu saya memang bisa membawakan materi
selama 1 jam namun muatan materi belum terlalu lengkap, saya juga merasa belum
percaya diri dan belum terbiasa dengan tips membawakan kajian. Semakin jauh,
saya semakin mengerti bahwa persiapan diri untuk menjadi pembicara, baik dalam
bentuk pembawa materi kuliah, kajian, ceramah maupun sambutan harus selalu ada
meskipun itu hanya sekedar antisipasi.
Terlebih ketika saya diminta
mengantarkan kuliah untuk dua bidang studi yang salah satunya bukan bidang
keahlian saya (jika dilihat dari gelar akademik), namun keduanya saya bisa
bawakan, terbukti bahwa perhatian mahasiswa lebih fokus dan bisa memahami
materi kuliah yang telah saya utarakan.
Kembali pada topik bahasan bahwa
produksi pengetahuan, baik yang disampaikan melalui sajian materi kuliah,
kajian maupun karya tulis maka terlebih dahulu dibutuhkan konsumsi pengetahuan
yang lebih besar lagi. Sebagai Contoh bahwa Untuk membawakan kuliah bidang
studi ilmu ekonomi tidak cukup jika hanya belajar ekonomi saja tetapi masih
membutuhkan beberapa keilmuan yang mendukung seperti ilmu komunikasi yang digunakan
untuk mempertajam maksud yang disampaikan oleh dosen terhadap mahasiswa, juga
ilmu filsafat yang dibutuhkan untuk mempertajam analisis masalah pada setiap
bahasan.
Dengan demikian, jika kita ingin menjadi
penulis maupun membawakan materi pelajaran, kuliah atau kajian maka sangat
penting untuk “mengkonsumsi” pengetahuan antara lain; banyak membaca, banyak
mengikuti forum diskusi, mengikuti perkembangan berita harian terutama terkait
wacana pelemparan issu, mempertajam pisau analisis melalui konsentrasi
filsafat, nonton film tidak sekedar karena hiburan tatapi mendalami pesan, melatih
diri berbicara dan menulis serta kegiatan positif lainnya.
Prinsip sederhana ini telah saya
buktikan pada beberapa forum untuk kajian, termasuk membawakan kuliah pada
perguruan tinggi, juga telah menulis bebera tesis, skripsi, rancangan
disertasi, makalah, buku, dan beberapa tulisan bebas lainnya. Inilah pengalaman
saya yang paling berharga.
Good Job Pak Dosen...
ReplyDeletethanks komandan, pak dosen!
ReplyDelete