Skip to main content

Membandingkan antara Manfaat dengan Kepuasan


(Inspirasi dari Petta Duppa Dg. Bengo)
 

Biasanya tinggi harga jual dipengaruhi oleh tingkat kesulitan dalam mendapatkan sesuatu. Penyebabnya adalah butuh perjuangan keras dan semangat yang tinggi untuk mendapatkan barang yang mahal. Namun dalam keadaan tertentu, tingginya kualitas barang tidak diketahui secara pasti tanpa mencoba atau memakainya terlebih dahulu. Petta Duppa Dg. Bengo, Dosen tetap pada STIE Wira Bhakti Bulukumba pernah berpesan bahwa untuk membeli sebuah barang yang labelnya Original saja masih mesti diteliti atau dites terlebih dahulu sebelum membelinya. Bisa jadi anda sebagai pembeli merasa sangat kecewa ketika mengetahui barang yang anda beli ternyata adalah Second.

Fenomena yang terjadi belakangan ini menunjukkan tingginya penikmat barang-barang berlabel original yang ada di pasar. Meski demikian, hanya sebagian orang yang mengerti betul tingkat kualitas suatu barang. Orang kadang mengira bahwa label saja sudah cukup untuk mengetahui keaslian suatu barang, padahal masih ada beberapa indikator penilaian, misalnya kode (isyarat) tertentu dari pabrik, perbandingan harga, tingkat popularitasnya di pasar dan lain-lain.
Saya sangat percaya dengan pernyataan Petta Duppa Dg. Bengo yang secara tegas mengatakan bahwa yang terpenting adalah soal rasa. Tidak masalah barangnya dibeli dengan harga mahal yang penting kualitasnya original dari pada harus tertipu dengan label original tapi sesungguhnya sudah bekas. Dosen STIE Wira Bhakti Bulukumba ini bisa sangat dipercaya karena beliau merupakan konsumen paling berpengalaman dan telah banyak merasakan kualitas suatu barang. Dengan dimikian, beliau bisa dengan mudah membandingkannya mana barang masih original dan mana barang yang sudah tidak original. Tentunya beliau hanya membuka sedikit kemasan dan mengamati beberapa bagian produk lalu disimpulkan.
Sebelum saran dari Petta Duppa Dg. Bengo yang secara khusus dialamatkan pada saya, barang-barang yang paling saya senangi adalah yang memiliki harga murah dan mudah didapatkan. Sebelumnya saya tidak mempedulikan kualitas dari suatu barang. Dahulunya saya beranggapan bahwa ketika barang itu murah lalu bisa dimanfaatkan dan bersahabat dengan saya maka saya akan membelinya. Namun ketika saran ini muncul, ia benar-benar mengubah prinsip saya. Kini saya juga mementingkan rasa dan kenyamanan dalam memenuhi kebutuhan dasar saya.
Karena pesan yang disampaikan untuk saya benar-benar mengubah cara pandang saya tentang materi. Oleh karenanya saya menyebut Petta Duppa Dg. Bengo sebagai Bapak Fhilosofi Rasa yaitu orang yang memiliki keilmuan yang mendalam terhadap bidang rasa (tingkat kenyamanan).
Soal rasa dan kenyamanan sebetulnya hanya berada pada level pelengkap. Inti dari suatu barang adalah bagaimana ia bermanfaat bagi pembeli/pemiliknya. Antara rasa atau tingkat kenyamanan dengan manfaat suatu barang sebetulnya sangat berbeda. Pernyataan inilah yang menjadikan banyak konsumen berbeda pandangan ketika khendak membeli suatu barang. Beberapa contoh tentang perbedaan rasa dan manfaat antara lain;
Barang
Manfaat
Kenyamanan
Baru
Bekas
Motor/Mobil
Mengakses suatu tempat yang jauh atau mengangkut barang-barang dengan mudah
Kuat dan Tahan lama
Kekuatan dan daya tahan menurun
Media Komunikasi
Mempermudah seseorang dalam mengakses informasi dan komunikasi
Suara, gambar atau simbol tertulis cenderung lebih terang
Kualitas gambar dan suara tidak secerah barang yang baru
Pakaian
Digunakan untuk menutupi dan memperindah tubuh.
Mulus dan rapi
Kusut dan cenderung membosankan

Dari sebagian kecil contoh yang di tuliskan dalam tabel di atas menunjukkan bahwa perbedaan rasa (kenyamanan) antara yang baru dan bekas sangat jauh. Meskipun disebutkan bahwa manfaat pakaian baru dan bekas adalah sama-sama digunakan untuk menutupi dan memperindah tubuh namun kulitas pakaian baru dan bekas jauh berbeda.
Saya telah terdoktrin untuk menjadi penikmat barang-barang berkualitas tinggi untuk kebutuhan dasar tertentu. Saya lebih memilih kenyamanan

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...