Selamat
datang tinggal desember 2014, bulan penutup tahun pada hitungan kalender
masehi. Sebagian orang akan merasa senang ketika berada pada bulan desember,
terutama pada tanggal 31 desember, menjelang perganitian tahun dan tanggal 25
desember yang khusus diperingati oleh umat nasrani sebagai hari raya natal.
Kedua hari bersar tersebut selalu dirayakan secara bersar-besaran di seluruh
penjuru dunia. Tentunya perayaan selalu saja diwarnai dengan kegembiraan,
keceriaan, kesenangan, pesta, kebebasan atau bentuk lainnya yang serupa.
Sedikit lebih menarik diantara mereka yang melakukan perayaan, apapun itu
bentuknya adalah adanya do’a atau harapan dibalik keceriaan yang telah
dilakukan oleh orang kebanyakan. Do’a yang paling umum didengar adalah “semoga
tahun berikutnya menjadi lebih baik”.
Setiap
orang berharap akan adanya kebaikan disetiap pergantian waktu atau momentum.
Pada momentum perayaan tahun baru, mungkin orang berharap datangnya suatu
kebaikan tapi yang dilakukan (melalui seremonial) adalah sesuatu yang tidak
tepat. Hura-hura selalu mewarnai perayaan tahun baru, dan itu adalah cara yang
tidak tepat. Justru hakikat pergantian tahun adalah peringatan pada manusia
bahwa usia semakin tua dan tanggung jawab moral semakin berat, oleh karena itu
yang penting dilakukan adalah bermunajat kepada sang pencipta agar dimudahkan
seluruh amalan kebaikan, dimudahkan reski, berharap keselamatan dunia akhirat
dan sebagainya. Istigosah sangat penting mengingat perkembangan zaman selalu
melahirkan masalah baru yang lebih berat. Meskipun dalam perkembangan zaman
juga selalu melahirkan penemuan-penemuan yang mempermudah kegiatan manusia
seperti penemuan komuputer sebagai alat hitung terbaik saat ini, penemuan
kendaraan yang mempermudah akses, penemuan alat komunikasi yang memperdekat
jarak dan sebagainya, namun semua itu tidak akan menyelesaikan masalah yang
ada. Kalau membandingkan zaman, keamanan tetap terjalin di masa lalu meski
tanpa harus memiliki senjata nuklir namun saat ini, meski suatu negara memiliki
senjata pemusnah massal namun keamanan nasional belum tentu terjamin. Memang
masa lalu masih lebih baik dengan masa saat ini, dan mungkin masa yang akan
datang lebih buruk lagi dari masa kini. Uraiannya dapat dilihat pada kenyataan
berikut:
1. Persenjataan
semakin kuat, tapi keamanan semakin lemah. Itu karena senjata dikendalikan oleh
mereka yang kejiwaannya masil labil.
2. Alat
komunikasi semakin maju tapi miss komunikasi semakin besar. Justru keinginan
manusia untuk memperdekat jarak melalui pesawat telepon dan internet ternyata
belum terjawab dengan baik karena mengurangi interaksi sosial. Komunikasi lewat
telepon dan internet juga cenderung membuat kesalah pahaman.
3. Akses
transportasi semakin maju tetapi kejenuhan semakin meningkat. Kejenuhan antara
lain disebabkan kemacetan, budaya antri di jalan belum sepenuhnya dilakukan,
tingginya biaya transportasi dan sebagainya.
4. Pembuatan
mesin sebagai alat bantu manusia yang terbaik ternyata juga semakin memperburuk
keadaan dengan hilangnya kesempatan kerja untuk umat manusia yang lebih luas
5. Meningkatnya
ilmu pengetahuan sebagai tanda suatu kemajuan ternyata berdampak pada
meningkatnya bentuk kejahatan. Ini sesuai dengan pesan bahwa “ilmu tanpa iman
adalah buta”. Dengan demikian, keilmuan harus diposisikan dibawah keimanan.
Kalau
dipelajari lebih jauh, masalah-masalah yang telah disebutkan di atas tidak akan
pernah menyelesaikan masalah. Semakin berkembang zaman, maka kehidupan umat
manusia juga kan semakin berat.
Sebagai
catatan, penulis sangat prihatin terhadap fenomena yang terjadi saat ini.
Keresahan ini sangat beralasan karena keadaan saat ini saja sudah terlampau
buruk, apalagi zaman yang akan datang. Kalau saat ini kenaikan harga BBM yang
turut mempengaruhi kenaikan harga sembako membuat keadaan menjadi sulit.
Tentunya pendapatan (keuangan) yang tetap dan harus membelanjakan uang yang
lebih besar akan membuat pusing dan yang bisa berakibat pada aksi kriminal.
Sementara itu, faktor kemacetan, panas bumi, pelayanan, antri, ketidak adilan
pemerintah, propokasi, budaya konsumtif, kekumuhan, kemiskinan, kelaparan,
pendidikan yang tidak layak akan cepat membakar amarah warga negara untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi. Kenyataannya, orang yang
merasa tidak nyaman akan melakukan cara apa saja untuk mendapatkan kepuasan.
Dengan demikian, yang terjadi adalah persaingan ketat dan kecenderungannya
adalah perang.
Orang yang
menyaksikan kekacauan yang terjadi saat ini dan saat yang telah lalu mengetahui
apa yang menjadi latarbelakang kekacauan itu secara pasti akan memberikan
pernyataan bahwa “kedepan, kekacauan akan jauh lebih besar dan dunia akan
menjadi semakin kejam”.
Apa yang
seharusnya dilakukan untuk keluar dari persoalan ini? Latar belakangnya dari
persoalan yang telah diuraikan di atas adalah persaingan tidak sehat, riba, keserakahan
dan sebagainya. Melalui al-qur’an QS. Ar Ruum ayat 39 - 41 diterjemahkan
sebagai berikut:
(39) Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan
agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang
melipat gandakan (pahalanya). (40) Allah-lah yang menciptakan kamu, Kemudian
memberimu rezki, Kemudian mematikanmu, Kemudian menghidupkanmu (kembali).
Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat
sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah dia dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka persekutukan. (41) Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Sementara itu, pesan-pesan kearifan lokal
muncul di Sulawesi Selatan bahwa “berbuat baik itu penting dilakukan, namun
jika tidak mampu melakukan hal-hal yang baik maka setidaknya janganlah membuat
kerusakan. Itulah jalan keselamatan dunia dan akhirat”.
Yaa Allah
rabbal ‘alamin, berilah kekuatan pada hambahmu agar bisa menjalani tahun-tahun
kedepan yang lebih berat. Panjangkanlah umur hambahmu untuk melakukan hal-hal
yang engkau ridho’i. Jadikanlah diri ini sebagai sosok yang selalu berbuat
kebaikan, namun jika itu sulit untuk dilakukan, tuntunlah hambahmu untuk tidak
melakukan kerusakan.
Amin yaa
rabbal alamin,
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم