Hari itu
saya tidak menyangka akan melakukan sesuatu yang sangat hina dan memalukan
karena memperlihatkan sikap dan sifat yang penuh dengan amarah. Saat saya
diminta melakukan sesuatu, justru direspon dengan balasan yang kasar dan sampai
saat ini masih menjadi beban dijiwaku. Kenapa hal itu harus terjadi?.
Maafkan
saya kawan, memang saya tau ada waktu dimana saya harus memanfaatkan marah
sebagai senjata untuk menyelesaiakan persoalan. Ternyata amarah telah
menyelimuti diri saya dan itu berarti harus ada refleksi kegiatan spiritual
untuk merefresh jiwa ini biar kembali
seimbang dan tenang. Mungkin ini adalah tanda betapa saat ini keimanan saya lagi kering dan tandus
sehingga banyak melakukan kesahalan dan tidak mempedulikan betapa pentingnya
membangun hubungan yang harmonis kepada siapa saja, termasuk hubungan kepada
tuhan, hubungan kepada sesama manusia dan hubungan terhadap alam raya. Saat
menyadari itu, betapa malunya saya yang terkesan Pa’bambangang. Itu tidak harus terjadi dan tidak boleh terulang
kecuali dibutuhkan dan dilakukan dengan pertimbangan dan hikmah.
Saya merasa
lebih buruk lagi ketika sikapku ini disaksikan oleh beberapa orang diantara
kami dan saya berharap semoga semuanya positif menanggapi hal ini. Bahkan
ketika salah seorang diantara kami menanggapi sikap itu, saya hanya menjawab
“itu sekedar soft therapy” dan yang
lain berusaha menenangkan diwaktu yang berbeda. Saya hina karena terkesan tidak
tenang serta dikuasai gejolak jiwa yang penuh amarah.
Yaa tuhan
kami, kembalikanlah kami menuju jiwa yang tenang dan damai sehingga kami bisa
bersama dengan hambah-hambahmu yang masuk dalam golongan nafs al-muthmainnah. Sucikanlah perkataan, perbuatan, sikap dan
sifat kami sehingga kami tidak termasuk dalam pengaruh syaitan disisi manusia.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم