Skip to main content

Kenali Konsep sebelum Merancang Program

Sebuah inspirasi besar saya dapatkan ketika menemui seorang pengusaha sukses di Bulukumba. Catatan penting yang saya dapatkan darinya adalah prinsipnya bahwa untuk menjadi sukses dalam suatu usaha maka sangat penting untuk mempelajari dan mengetahui ilmu tentang usaha yang digeluti. Prinsip beliau tidak berorientasi pada hasil yang menjanjikan, tidak juga bekerja berdasarkan popularitas pekerjaan dan semangat kerja yang menguntungkan dari sebuah perusahaan.
Saat menemui beliau di tempat usahanya, dan ketika kami membahasakan peluang usaha yang bisa dipimpinnya, dia mengatakan “usaha itu sangat bagus, tapi saya harus mempelajarinya terlebih dahulu. Saya tidak mau mengerjakan pekerjaan yang saya tidak mengerti alur kerja dan pengetahuan umum tentang pekerjaan itu. Prinsip itulah juga saya gunakan saat ini dalam merancang dalam melaksanakan kegiatan.
Sebagai seorang konseptor pemula, saya yang diminta merancang program kegiatan di suatu tempat atas nama kepemudaan,  akhirnya mengutip bahasa yang sama “bagaimana saya bisa merancang konsep kegiatan kalau saya tidak mengenal tempat tempat kegiatan tersebut?”. Sementara yang saya pahami bahwa dalam merancang kegiatan harus diketahui persis lokasi pelaksanaan kegiatan antara lain “mengenal masalah di suatu tempat sehingga penting diadakan suatu program yang sesuai”, setelah mengenal masalahnya selanjutnya diurus dan dirancang konsep kegiatan.
Pernah juga saya ditawari menyusun sebuah rancangan kegiatan seminar tanpa saya mengenal lokasi kegiatan. Ketika saya menolak dengan alasan “apa yang saya harus tulis kalau tidak tau apa yang mau ditulis?” maka teman ini mengatakan “tulis saja kerangkanya dan biar kami yang melengkapinya nanti”. Rupanya teman ini sedikit buta dalam membuat konsep kegiatan. Alasannya adalah bagaimana mungkin kita mau mengadakan seminar kalau kita belum mengetahui secara pasti apakah tempat melaksanakan kegiatan nantinya memang ada orang tepat atau tidak untuk menjadi peserta seminar. Mungkin ada program lain yang lebih tepat setelah menganalisis masalah yang terjadi dilapangan. Untuk itu, setiap merumuskan suatu kegiatan, yang terpenting adalah kenali masalahnya melalui survey lokasi dan kenali kemampuan pelaksana.

Dengan demikian, untuk sebuah kesuksesan dalam kegiatan belajarlah tentang apa yang harus dikerja dan bagaimana mengerjakannya sesuai dengan permasalahan yang ada.

Comments

  1. tapi ada juga yang sekadar konsep saja tanpa diturunkan menjadi action,,,saya pikir konsep dan action adalah dua hal yang gak bisa dipisahkan.

    tapi ada juga sih yang nekat nekatan, pokok e...amba'mi saja....hasilnya amburadur....

    ReplyDelete

Post a Comment

شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.