Pernah
saya mencoba memasang tarif
untuk pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam membantu
teman-teman yang kesulitan menyelesaikan tugas.[1] Tarif itu misalnya Rp.50
ribu s/d Rp.75 ribu untuk pembuatan tugas
makalah minimal 10 halaman. Sementara untuk pembuatan proposal skripsi dipasang
harga Rp.500 ribu s/d Rp.750 ribu untuk
jumlah minimal 30 halaman. Harga untuk penyusunan hasil penelitian juga ada
tarif khususnya. Tugas KTI yang telah saya kerja untuk orang lain (tesis,
skripsi dan makalah) sudah lumayan banyak.
Ketika
saya memilih menjalankan aktivitas illegal ini (membantu orang dalam penyusunan
KTI), ada beberapa syarat untuk yang boleh saya bantu antara lain: 1) orang
yang sangat sibuk sehingga tidak memiliki kesempatan untuk menyelesaikan tugas
yang dibebankan oleh kampusnya. 2) orang yang sangat kesulitan dalam penulisan
KTI sehingga butuh petunjuk seorang teman. 3) orang yang diperkirakan sulit
menyelasikan studi (terlalu lama menjalani perkuliahan) jika tidak dibantu
menyusun KTI. 4) hanya orang yang mau terlibat dalam pencarian referensi untuk
penyusunan KTI. 5) mereka yang bersedia membaca dan memahami isi KTI yang telah
disusun lalu mempertanggung jawabkannya secara pribadi di hadapan pembimbing
dan penguji. Diluar syarat di atas saya tidak bersedia membantu orang.
Secara
tidak sengaja ketika salah seorang senior saya yang berlatar belakang
pendidikan sebagai pemikir (Jurusan Filsafat) mengetahui aktivitas sampingan
saya (membantu orang dalam penyusunan KTI) mengatakan “Sebaiknya kamu
meninggalkan pekerjaan itu ketika kamu sudah mendapatkan penghasilan tetap
untuk pekerjaan yang lebih halal”. Bahasanya membuat saya tercengang dan
benar-benar sadar bahwa apa yang saya lakukan sudah bergeser dari misi
pendidikan yang ada. Sejak hari itu dan selanjutnya saya yang akan mengatakan
“sebaiknya jangan ada dusta dalam dunia pendidikan karena dari dusta itu akan
melahirkan dusta-dusta yang lebih beragam/lebih banyak dan lebih luas setelah
mereka menyelesaikan pendidikan dan mendapat gelar akademik.
Hari
ini dan untuk hari-hari selanjutnya, saya telah mengubah tekad bahwa KTI tidak
lagi saya buat untuk orang lain kecuali mereka yang membuatnya masing-masing
melalui bimbingan/petunjuk saya. Jika dulunya ada tarif untuk pembuatan KTI
maka hari ini dan hari-hari selanjutnya tidak ada lagi urusan biaya yang
mengikat.
[1]
Berbagai alasan bagi mereka yang sulit menyelasikan tugas KTI antara lain
karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, sulit mengerti tanpa bimbingan teman,
tidak terbiasa mengerjakan tugas atau alasan-alasan aneh lainnya.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم