Petani
Bulukumba kembali menuai hasil pertanian dari komoditas Cengkeh. Komiditi yang
dipanen sekali dalam setahun ini merupakan anugrah tersendiri bagi petani
karena bertepatan dengan bulan ramadhan yang didalamnya kebutuhan ekonomi
sedikit lebih besar.
Kebun Cengkeh |
Cengkeh
merupakan komoditas yang tidak terlalu sulit untuk dibudidayakan karena
tumbuhan ini merupakan tanaman jangka panjang sehingga penanamannya hanya
dilakukan ketika ada yang mati (menggantikan tanaman yang lama). Untuk
pemeliharaan cukup membersihkan rumput di tanah (2 sampai 3 kali/tahun) dengan
menggunakan mesin pemotong rumput atau ada juga yang menggunakan herbisida,
membuang benalu yang melekat dipohon, memastikan tidak ada hama/ulat pada
pohon, menyiram ketika musim kemarau, memastikan tidak tergenang air ketika
musim hujan. Selanjutnya petani cengkeh sudah siap panen pada usia 4 tahun
hingga puluhan tahun.
Petani
Bulukumba memetik cengkeh dengan menggunakan bambu yang dikenal dengan sebutan
“tanrang”. Orang yang memetik cengkeh harus berani memanjat tanrang yang
terbuat dari 1 batang bambu dengan 2 utas tali pengikat tanrang tanpa pengaman.
Keuntungan
petani cengkeh sangat menjanjikan karena harga jual yang selalu tinggi. Jika
rata-rata harga cengkeh adalah Rp.31 ribu/Kg (basah) dengan jumlah rata-rata
perpohon 40 Kg., maka petani cengkeh yang memiliki lahan 1 Hektar saja sudah
mampu menghasilkan Rp. 243.040.000,-/tahun (penghasilan kotor). Petani cengkeh hanya
butuh lebih sabar karena penghasilan bukan mingguan atau bulanan. AHM
Alhamdulillah
ReplyDelete