Skip to main content

Diskusi tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran di Pelosok Desa


Salah satu point diskusi yang diangkat oleh Mahasiswa STAI Al Amanah Jeneponto hari ini adalah “penggunaan media dan teknologi informasi di pelosok”. Point ini diangkat oleh salah satu mahasiswa yang mengomentari pembahasan pemakalah yang mengangkat tema “Komuputer dan Multimedia (Mengakses dunia digital)”. Mahasiswa mencoba mengkritisi pemerintah dan materi yang diangkat oleh pemakalah dengan berbagai argument antara lain: 1) Pemerataan fasilitas pendidikan di kota dan di pelosok belum berjalan efektif, 2) bagaimana bisa di ajarkan (materi dan praktek) media teknologi infomasi berbasis multimedia di pelosok kalau guru dan fasilitasnya belum memadai?, 3) bagaimana mengatasi permasalahan keterbatasan akses teknologi dan media pembelajaran berbasis IT di pelosok? 3 permasalahan yang diangkat oleh mahasiswa ini dikomentari oleh pemakalah bahwa untuk keluar dari permasalahan tersebut, guru yang harus kreatif menyelesaikan persoalan.

Materi yang cukup padat yang diajukan oleh penanya pada diskusi kali ini rupanya dirasa kurang puas oleh penanya dengan jawaban yang diajukan oleh pemakalah. Berbagai upaya untuk menjelaskan materi makalah masih dianggap kurang oleh penanya. Terutama jawaban pemakalah tentang upaya pemerintah mengurai keterbatasan media pembelajaran di pelosok dan selanjutnya cara guru mengatasi keterbatasan media.

Beberapa permasalahan juga diangkat oleh mahasiswa lain sehingga diskusi berjalan cukup lama.

Diskusi yang berjalan cukup lama ini akhirnya oleh pembimbing mata kuliah memberi jawaban dari setiap permasalahan yang diangkat oleh mahasiswa. Salah satu solusi untuk penggunaan media komputer, internet maupun multimedia dilokasi terpencil atau dipolosok desa adalah: 1) melakukan study tour yang difasilitasi oleh pemerintah ke sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas yang mendukung pembelajaran berbasis multimedia, 2) pengelola sekolah membuat permohonan ke pemerintah untuk dikelengkapan fasilitas pendidikan, 3) guru mengupayakan pelatihan dan pengembangan SDM untuk meningkatkan kemampuan penggunaan media pembelajaran.

Itulah sedikit catan diskusi hari ini di jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Al Amanah Jeneponto. Semoga untuk pemaparan materi berikutnya bisa dijelaskan segala permasalahan yang belum dipahami oleh mahasiswa. AHM

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.