Skip to main content

Inspirasi Pendidikan dari Muhammad Ilyas


Muhammad Ilyas, S.Pd., M.Pd (Kepala SMPN 41 Bulukumba)
Muhammad Ilyas, S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 41 Bulukumba di Desa Karama Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba hari ini (Sabtu, 30 September 2017) ketika ditemui di ruang kerja belia untuk kepentingan Verifikasi Fasilitas Pendidikan Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial Republik Indonesia disamping melayani kami sebagai tim verifikasi juga sempat mendiskusikan arah kebijakan Program Keluarga Harapan.


Menurut Muhammad Ilyas, M.Pd. “harus ada hubungan romantis dan harmonis antara orang tua dengan anak”. Jika dikaitkan dalam dunia pendidikan maka untuk memajukan pendidikan, perlu ada perhatian orangtua terhadap anaknya. Sebagai contoh, pernakah menyapa anak sebagai bentuk perhatiannya di rumah?. Berapa kali orangtua menanyakan kemajuan dan masalah pendidikan anaknya di Sekolah? dan komunikasi intrapersonal lainnya. Ketika ada Hubungan harmonis antara orangtua dan anak maka hal tersebut akan menjadi spirit bagi anak untuk lebih baik dalam dunia pendidikan.
 Tentang PKH, pendidikan anak adalah salah satu komitmen yang harus dipenuhi oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Orangtua yang menerima manfaat program harus berkomitmen dalam mewujudkan pendidikan anak menjadi lebih baik. Komitmen tersebut antara lain, memberi semangat dan motivasi bagi anak-anaknya untuk terus bersekolah, menyediakan fasilitas yang layak untuk anaknya seperti buku-buku penunjang pembelajaran, pakaian seragam serta keperluan siswa lainnya. Begitu juga pendamping harus terus memantau kehadiran anak di Sekolah sebagai bentuk evaluasi komitmen KPM dari Program Kementerian Sosial RI ini.

Komitmen Keluarga Penerima Manfaat PKH di SMPN 41 Bulukumba
Tentang efektivitas program, Menurut Muhammad Ilyas, S.Pd., M.Pd lebih lanjut mengatakan bahwa bukan soal tinggi atau besarnya fasilitas yang diberikan oleh pemerintah yang menjadi faktor utama memajukan pendidikan melainkan bagaimana suasana harmonis dan romantis terjalin antara orangtua dan peserta didik (dirumah), begitu juga hubungan guru dengan siswa di sekolah. Semuanya harus terjalin dengan baik. Inspirasinya adalah, Pendidikan bukan hanya tanggung jawab lembaga pendidikan Formal melainkan juga menjadi tanggung jawab masyarakat, khsusnya keluarga. 

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.