Suatu
hari aku ngobrol berdua dengan Muadzin Mesjid Nurul Hidayatullah Batang-batang
Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Orang-orang dikampung ini
menyebut namanya Puang Baddu. Ia merupakan petani (pekerja kebun) dan juga
ternak. Jarak rumahnya ke Mesjid cukup jauh namun ia setia mengumandangkan
adzan setiap magrib, isya dan subuh.
Hari
itu kami ngobrol banyak hal antara lain pengalaman hidup, usaha
pertanian/peternakan, hobby, spiritual, jejak sejarah dan masih banyak lagi.
Dari sekian pembahasan yang di ungkap Puang Baddu, ada dua hal yang disampaikan
yang maknanya sangat dalam antara lain soal posisinya sebagai muadzin yang
merasa miris karena beberapa kali ia mengumandangkan panggilan ilahi namun
mesjid tempat ia berseru tidak juga ramai.
Poin
kedua soal pesan leluhur bahwa “akan datang suatu masa dimana sangat banyak
orang yang pintar dan berpendidikan tapi ilmunya tidak begitu berarti”. Pesan
itu benar-benar menjadi kenyataan hari ini. Puang Baddu menjelaskan bahwa hari
ini banyak yang berpendidikan tinggi tapi tersesat dan masuk penjara. Bahkan
dari pendidikan agama yang justru memberi contoh yang tidak baik bagi
masyarakat umum yang seharusnya dia menjadi panutan.
Semoga
kekhawatiran akan zaman yang semakin edan tidak mengurangi amalan jariyah kita.
Amin yaa Allah yaa rabbal ‘alamin. > Semoga
tradisi leluhur kita yang sifatnya baik dan mendidik tetap lestari. Amin yaa Allah yaa rabbal ‘alamin. > Semoga
generasi penerus bangsa, generasi kita menjadi lebih baik dan mewujudkan Islam
yang toleran dan rahmatan lil ‘alamin. Amin yaa Allah
yaa rabbal ‘alamin.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم