Skip to main content

Kesan Pertama Kuliah di Pascasarjana




Kuliah perdanaku di kampus Yayasan Wakaf – Magister Pengkajian Islam – Universitas Muslim Indonesia hari minggu 26 Februari 2012 lalu kulalui dengan perasaan sedikit aneh. Ada sesuatu yang beda dibandingkan dengan masa-masa S1 dulu. Mungkin semua teman merasakan hal yang sama karena sesuatu yang pasti adalah bahwa kami berasal dari dunia kampus yang berbeda.
Saya adalah mahasiswa yang paling muda karena teman-tema kuliahku sudah berusia 30 tahun keatas dan bahkan sudah ada kakek dan nenek yang masih semangat untuk kuliah. Itu jika dibandingkan usiaku yang masih 23 tahun.
Saat kuliah berlangsung, ada-ada saja humor yang keluar dari mulut rekan kuliah yang selalu memecah suasana kaku. tidak ada keraguan untuk mengeluarkan gurau dan canda walau Professor yang mengajar lagi menerangkan kuliah. Beda jauh ketika kuliah dulu yang harus ada momentum pas untuk berceloteh yaitu ketika diberi kesempatan oleh dosen dan juga harus disertai keberanian untuk melakukan itu.
Di hari yang sama yaitu pada mata kuliah yang kedua saya juga menemukan hal aneh (bagi pribadi saya) ketika menyaksikan teman-teman kuliah tidak menjalankan diskusi yang sesuai dengan petunjuk tetapi malah mengambang pada perdebatan yang tidak nyambung dengan mata kuliah.
Pandangan saya bahwa pengkaji (assessment) adalah mereka yang berpandangan utuh terhadap sesuatu, bukan mereka yang memiliki nalar dikotomi sehingga iktu-ikutan memperdebatkan sesuatu. Penggkaji adalah mereka yang mampu menunjukkan titik terang pada mereka yang berselisih paham terhadap sesuatu karena itu pemahaman yang harusnya dimiliki oleh seorang mahasiswa jurusan Magister Pengkajian Islam adalah nalar relasional.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.