Skip to main content

Sadar saja tidak punya, apalagi kemauan untuk menuntut Ilmu

Seseorang yang tidak dibekali oleh ilmu pengetahuan maka ia tidak akan berdaya menghadapi tantangan orang lain, suatu komunitas yang tidak mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anggotanya akan kewalahan bersaing dengan komunitas lain begitupun suatu Negera yang tidak begitu mementingkan ilmu pengetahuan akan tertindas oleh negera lain yang lebih maju.
Begitu pentingnya pengetahuan dan ilmu, maka setiap orang dituntut memiliki kemampuan mengasah nalar yang kuat untuk kebutuhan individu yaitu berjuang melawan tantangan alam agar tidak terbelenggu oleh kebutuhan material yang tidak pernah cukup dan cenderung menciptakan keserakahan. Kelompok dan masyarakat juga sejatinya menciptakan suatu komunitas kajian mengingat tantangan global yang haus akan materi terus berjuang menguras kekayaan alam, spiritual, budaya dan pendidikan di Negeri ini. Membiarkan hal itu terjadi berarti kita telah menghianati Bangsa ini, olehnya itu sudah menjadi keharusan untuk membangun komunitas yang terus melakukan pengkajian dan melakukan gerakan pembebasan bangsa dari belenggu kaum kapitalis, sosialis maupun bentuk gerakan imperialism lainnya yang terus mengembangkan misi Glory, Gold dan Gospel atau lebih dikenal dengan istilah “3G”.
Hal di atas harus disadari oleh setiap orang dan juga harus membangun kesadaran kolektif untuk mengimbangi semua tantangan tersebut. salah satu pepatah yang popular dari Bangsa Islam di Arab adalah “Barang siapa yang menginginkan kebaikan pada kehidupan dunia maka (ia akan dicapai) dengan menuntut ilmu dan barang saiapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka Tuntutlah Ilmu dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka tuntutlah Ilmu”. Pepatah tersebut seharusnya dijadikan sebagai power dan spirit untuk menggapai cita-cita pribadi dan cita-cita kolektif yaitu menguasai dunia dengan ilmu pengetahuan dan mendapatkan kedamaian hidup di akhirat.
Sepintas lalu tampak sangat sederhana, yaitu cukup dengan membangun kajian dan gerakan pembebasan untuk menggapai cita-cita luhur itu, tapi kenyataannya tidak demikian. Ada suatu tantangan yang sangat berat dihadapi oleh Individu maupun suatu komunitas sehingga jalan menuju tercapainya cita-cita itu terhalang. Meski disadari bahwa ilmu itu penting tapi sangat sedikit yang mau belajar dan menuntut ilmu, meski mereka menyadari bahwa pengetahuan itu penting tapi kesadaran kolektif itu hanya digunakan sebagai ajang politik karena ingin dinilai memiliki kekuatan tersendiri. Orang menyadari bahwa kekautan budaya negeri ini adalah jadi diri bangsa, tetapi diantara kita justru menjual budaya tersebut pada Negara lain dan meniru budaya lain yang sesunggunya tidak cocok untuk budaya kita. Salah satu contohnya adalah budaya pekerja berubah menjadi budaya hura-hura atau menjadi hedonism padahal kalau kita sadari, apa untungnya budaya hedonism tersebut. contoh lain adalah budaya belajar barat yang selalu fokus pada sains dan logika sementara model belajar dari kebudayaan negeri ini adalah perpaduan antara logika, etika dan estetika sehingga keadaan bangsa tetap seimbang, namun ketika pola tersebut tergeser oleh orientasi belajar dari barat yang menganggap pengetahuan hanyalah logika dan sains sehingga hasilnya, negeri ini pun mengalami ketidak seimbangan.
Semua kekurangan dinegeri ini kita sadari dan penyebab dari kekuarangan tersebut juga kita sadari tapi yang lucu dan aneh adalah kenapa kesadaran itu tidak diwujudkan dalam bentuk pengembangan individu atau gerak peningkatan pengetahuan kolektif? Sebagai generasi bangsa, wajib rasanya saya menyampaikan perasaan saya bahwa :
1.      Saya jatuh hati pada mereka yang menyadari bahwa berpengetahuan itu wajib serta membiasakan diri belajar dan membenci orang yang zalim serta tidak punya keinginan menuntut ilmu.
2.      Saya cinta pada orang yang beretika dan membenci tindakan orang-orang yang cenderung diluar kontrol.
3.      Saya suka suatu bangunan komunitas yang berorientasi pada cita-cita luhur membangun bangsa dan sejujurnya sangat membenci mereka yang hidupnya berhura-hura dan menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan sesaat.

Comments

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Pendidikan Islam Pasca Runtuhnya Bagdad

I.               PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M.   Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia   Eropa   malah   sebaliknya   mengalami   kebangkitan   mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.   Ilmu Pengetahuan dan filsafat   tumbuh   dengan   subur   di   tempat...