Berangkat dari
Makassar dengan membawa dua misi ke Kabupaten Bantaeng ditemani seorang
partner yang setia menemani saya hingga misi selesai. Misi pertama yaitu
membawa barang kebutuhan Koskar PPB dan selebihnya membawa berkas dan
angket penelitian yang jumlahnya 10 jilid angket.
Berangkat hari rabu dari Makassar pada siang hari dan tiba di Kota Bantaeng Menjelang Malam karena perjalanan yang terlalu lambat dan sering istrahat.
Di Butta Toa Bantaeng, sempat singgah menginap di secretariat KOSKAR PPB dan keesokan harinya melanjutkan perjalanan menuju lokasi penelitian di Kecamatan Eremmerasa Desa Pa’bumbungan bersama pendamping dan seorang teman yang setia mendampingiku. Dalam perjalanan yang begitu menantang, tebing dan jurang yang terlalu terjal sambil menyaksikan pesona alam di gunung yang suhunya terasa dingin dan sejuk meski saat siang hari. Suasanya bising dan galau yang hampir setiap saat menjangkit penduduk kota akan merasakan hal yang lebih baik di tempat ini.
Sambil melanjutkan perjalanan yang jarak tempuhnya sekitar 45 menit dari kota Kabupaten Bantaeng dengan kecepatan 60 Km/jam. Beberapa kali bertanya untuk mendapat petunjuk agar sampai pada tujuan akhirnya membuahkan hasil. Hari Libur kerja yang membuat kantor desa ikut diliburkan sehingga untuk urusan administrasi harus diselesaikan secara adat dan kekeluargaan di Rumah Kepada Desa Pa’Bumbungan. Suatu kesyukuran yang tak terkira karena pak Desa yang punya agenda pada masih berada dirumah ketika kami berkungjung kerumah beliau dan urusan administrasi juga berjalan lancar dan tanpa hambatan. Setelah urusan selesai di Kediaman Pak Kades, intruksi selanjutnya kami diberi petunjuk untuk segera merapat di Rumah Sekretaris Desa untuk mengambil data sesuai dengan kebutuhan kami yaitu data penduduk sebagai populasi dalam penelitian kami.
Sekretaris Desa ketika itu sedang mengadakan acara pernikahan sehingga beliau harus keluar menemani keluarganya menuju rumah mempelai wanita. Meskipun saya butuhkan beliau karena datanya namun saya samasekali tidak kewalahan menemukan data yang ku harapkan karena data tersebut tersimpan pada meja pribadi beliau. Hanya sekedar menjumpai salah seorang dari kerabat beliau, saya dipandu oleh seorang wanita cantik jelita bernama “Sukma” untuk mengambil data yang dimaksud. Sukma yang hadir seolah memposisikan diri sebagai malaikat penolong dan penyejuk hati. Kehadirannya membuat kami berdua mengagumi kecantikannya, merasakan damai atas suguhannya dan setia menemani kami hingga selesai menuliskan data yang dibutuhkan. Terimakasih sukma, ingatlah kata-kataku bahwa sekali saya kesana, Insya Allah masih ada kesempatan saya untuk hadir ditempat yang sama berikutnya.
Usai mengambil data yang saya butuhkan, selanjutnya adalah menuju lokasi penellitian berdasarkan lokasi dan responden terpilih. Selama perjalanan dan penelitian, masyarakan cenderung merespon dengan baik tugas kami, namun masyarakat sana kebanyakan kesulitan mengerti soal nama-nama atau bendera-bendara berwarna yang diperkenalkan pada mereka. Jika pertanyaan serupa disuguhkan pada mereka, mereka akan sungkan untuk memberikan jawaban dan seolah informasi yang dibutuhkan tidak boleh diekspos. Kami memaklumi itu, olehnya itu, model pertanyaan untuk pernyataan serupa kami ubah sehingga komunikasi tetap berjalan lancar.
Perjalanan penelitian yang menelan waktu selama 2 hari full ini, tidaklah melelahkan. Setiap langkah menjadi pengalaman yang berharga dan setiap keraguan dan ketakutan semuanya diobati oleh panorama alam yang indah nan hijau. Semoga apa yang kita semua lakukan mendapat ridho dari Allah Swt.
Inilah cerita tentang Pengabdian dan Tugas di BIPKP ((Badan Independen Penelitian dan Komunikasi Publik)
Berangkat hari rabu dari Makassar pada siang hari dan tiba di Kota Bantaeng Menjelang Malam karena perjalanan yang terlalu lambat dan sering istrahat.
Di Butta Toa Bantaeng, sempat singgah menginap di secretariat KOSKAR PPB dan keesokan harinya melanjutkan perjalanan menuju lokasi penelitian di Kecamatan Eremmerasa Desa Pa’bumbungan bersama pendamping dan seorang teman yang setia mendampingiku. Dalam perjalanan yang begitu menantang, tebing dan jurang yang terlalu terjal sambil menyaksikan pesona alam di gunung yang suhunya terasa dingin dan sejuk meski saat siang hari. Suasanya bising dan galau yang hampir setiap saat menjangkit penduduk kota akan merasakan hal yang lebih baik di tempat ini.
Sambil melanjutkan perjalanan yang jarak tempuhnya sekitar 45 menit dari kota Kabupaten Bantaeng dengan kecepatan 60 Km/jam. Beberapa kali bertanya untuk mendapat petunjuk agar sampai pada tujuan akhirnya membuahkan hasil. Hari Libur kerja yang membuat kantor desa ikut diliburkan sehingga untuk urusan administrasi harus diselesaikan secara adat dan kekeluargaan di Rumah Kepada Desa Pa’Bumbungan. Suatu kesyukuran yang tak terkira karena pak Desa yang punya agenda pada masih berada dirumah ketika kami berkungjung kerumah beliau dan urusan administrasi juga berjalan lancar dan tanpa hambatan. Setelah urusan selesai di Kediaman Pak Kades, intruksi selanjutnya kami diberi petunjuk untuk segera merapat di Rumah Sekretaris Desa untuk mengambil data sesuai dengan kebutuhan kami yaitu data penduduk sebagai populasi dalam penelitian kami.
Sekretaris Desa ketika itu sedang mengadakan acara pernikahan sehingga beliau harus keluar menemani keluarganya menuju rumah mempelai wanita. Meskipun saya butuhkan beliau karena datanya namun saya samasekali tidak kewalahan menemukan data yang ku harapkan karena data tersebut tersimpan pada meja pribadi beliau. Hanya sekedar menjumpai salah seorang dari kerabat beliau, saya dipandu oleh seorang wanita cantik jelita bernama “Sukma” untuk mengambil data yang dimaksud. Sukma yang hadir seolah memposisikan diri sebagai malaikat penolong dan penyejuk hati. Kehadirannya membuat kami berdua mengagumi kecantikannya, merasakan damai atas suguhannya dan setia menemani kami hingga selesai menuliskan data yang dibutuhkan. Terimakasih sukma, ingatlah kata-kataku bahwa sekali saya kesana, Insya Allah masih ada kesempatan saya untuk hadir ditempat yang sama berikutnya.
Usai mengambil data yang saya butuhkan, selanjutnya adalah menuju lokasi penellitian berdasarkan lokasi dan responden terpilih. Selama perjalanan dan penelitian, masyarakan cenderung merespon dengan baik tugas kami, namun masyarakat sana kebanyakan kesulitan mengerti soal nama-nama atau bendera-bendara berwarna yang diperkenalkan pada mereka. Jika pertanyaan serupa disuguhkan pada mereka, mereka akan sungkan untuk memberikan jawaban dan seolah informasi yang dibutuhkan tidak boleh diekspos. Kami memaklumi itu, olehnya itu, model pertanyaan untuk pernyataan serupa kami ubah sehingga komunikasi tetap berjalan lancar.
Perjalanan penelitian yang menelan waktu selama 2 hari full ini, tidaklah melelahkan. Setiap langkah menjadi pengalaman yang berharga dan setiap keraguan dan ketakutan semuanya diobati oleh panorama alam yang indah nan hijau. Semoga apa yang kita semua lakukan mendapat ridho dari Allah Swt.
Inilah cerita tentang Pengabdian dan Tugas di BIPKP ((Badan Independen Penelitian dan Komunikasi Publik)
Salama’ki
Bantaeng yang penuh kenangan
Bantaeng yang penuh kenangan
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم