BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Masalah
Banyak
pendapat mengenai ayat yang pertama turun dan ayat terakhir turun. Dari
berbagai pendapat tersebut, tentunya masing-masing memiliki alasan yang bisa
dipertanggunjawabkan. Ada penjelasan bahwa ayat yang pertama turun adalah Surat
Al-Alaq[1].
Ungkapan bahwa
Rasulullah SAW menerima Qur`an yang diturunkan kepadanya itu mengesankan suatu
kekuatan yang dipegang seseorang dalam menggambarkan segala yang turun dari
tempat yang lebih tinggi. Hal itu karena tingginya kedudukan al Qur`an dan
agungnya ajaran-ajarannya yang dapat mengubah perjalanan hidup manusia,
menghbungkan langit dan bumi, dan dunia dengan akhirat. Pengetahuan mengenai
sejarah perundang-undangan Islam dari sumber pertama dan pokok yaitu al Qur`an
akan memberikan kepada kita gambaran mengenai pentahapan hukum dan
penyesuaiannya denga keadaan tempat hukum itu diturunkan, tanpa adanya
kontradiksi antara yang lalu dengan yang akan datang. Hal demikian memerlukan
pembahasan mengenai Ayat apa yang pertama kali turun dan Ayat apa yang terakhir
kaliturun Demikian pula pembicaraan mengenai apa yang pertama kali dan terakhir
kali turun itu memerlukan pembahasan mengenai segala peundang-undangan
ajaran-ajaran Islam, seperti makanan, minuman, peperangan, dan lain sebagainya.[2]
Mengenai
ayat yang pertama dan terakhir turun ini turut menjadi pembahasan dalam Ulumul
Qur’an. Ruang likngkup pembahasan al-Qur’an sangat banyak jumlahnya. Bahkan
menurut Abu Bakar Al-Arabi Ilmu-Ilmu al-Qur’aan itu mencapai 77.450 jenis berdasarkan
sistematika yang telah dirumuskannya. Jika berdasar pada pendapat tersebut,
maka ruang lingkup pembahasan al-Qur’an tidak dapat dihitung atau jumlahnya (tak
terhingga lagi).[3] Dengan demikian,
permasalahan ini penting untuk ditelaah mengingat masih banyaknya pendapat
tentang ayat apa sebenarnya yang pertama turun dan yang terakhir turun?
B.
Rumusan Masalah
Berdasar pada uraian di atas,
maka dapat di angkat beberapa permasalahan yang menjadi point pembahasan dalam
makalah ini. Adapun yang diangkat sebagai permasalahan adalah :
1. Bagaimana
penafsiran ulama mengenai perbedaan pendapat tentang ayat pertama turun?
2. Apa yang
menjadi dasar terhadap pendapat ulama yang kelihatannya tidak sependapat
tentang ayat yang terakhir turun?
3. Bagaimana
Hubungan Ayat Pertama turun dengan pendidikan
Agar tidak terjebak pada
pembahasan di luar tema, maka pembahasan makalah ini hanya difokuskan pada
permasalahan tersebut di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
Ketinggian kedudukan al-Qur ,an dan keagungan
ajaran-ajarannya akan dapat merobah kehidupan manusia, menghubungkan langit
dengan bumi, dan dunia dengan akhirat. Pengetahuan mengenai sejarah perundangan
Islam daripada sumber utama yaitu al-Qur’an akan menggambarkan kepada kita
mengenai peringkatan hukum dan penyesuaiannya dengan keadaan tempat hukum itu
diturunkan yang memerlukan pembahasan
mengenai apa yang pertama dan terakhir diturunkan.[4]
A.
Ayat yang
Pertama Diturunkan :
Terdapat empat pendapat mengenai
apakah yang mula-mula diturunkan mengenai al-Qur ,an :
a. Jumhur
(Pendapat yang paling rajih atau sahih) setuju yaitu yang pertama diturunkan ialah
lima ayat pertama surah al-‘Alaq
berdasarkan riwayat ‘Aisyah yang dicatat oleh Imam Bukhari, Muslim dan al-Hakim
dalam kitab-kitab hadis mereka. Aisyah
r.a. menyatakan: “Sesungguhnya permulaan wahyu datang kepada Rasulullah SAW.
melalui mimpi yang benar di waktu tidur. Mimpi itu jelas dan terang bagaikan
terangnya pagi hari. Kemudian dia gemar menyendiri dan pergi ke gua Hira. untuk
beribadah beberapa malam dengan membawa bekal. Sesudah kehabisan bekal, beliau
kembali kepada isterinya Khadijah r.a., maka Khadijah pun membekalinya seperti
bekal terdahulu sehingga beliau didatangi dengan suatu kebenaran (wahyu) di gua
Hira’ tersebut, apabila seorang malaikat (Jibril a.s.) datang kepadanya dan
mengatakan: “Bacalah!” Rasulullah menceritakan, maka aku pun menjawab: “Aku
tidak tahu membaca.” Malaikat tersebut kemudian memeluk-ku sehingga aku merasa
sesak nafas, kemudian aku dilepaskannya sambil berkata lagi: “Bacalah!” Maka
aku pun menjawab: “Aku tidak tahu membaca.” Lalu dia memeluk-ku sampai aku rasa
sesak nafas dan dilepaskannya sambil berkata: “Bacalah!” Aku menjawab: “Aku
tidak tahu membaca.” Maka dia memeluk-ku buat ketiga kalinya seraya berkata:
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu yang Maha Pemurah! Yang mengajar
dengan perantaraan kalam dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Setelah berlaku peristiwa itu kembalilah Rasulullah SAW. kepada isterinya
Khadijah (membawa ayat-ayat ini) dengan tubuh menggigil………hingga akhir hadis”
(al-Hadis).
Imam-imam yang lain seperti al-Hakim
dalam al-Mustadrak, al-Baihaqi dalam al-Dala’il dan al-Tabrani dalam al-Kabir
mengesahkan ayat tersebut adalah yang pertama diturunkan.
b.
Pendapat lain mengatakan Surah al-Muddatstsir yang
pertama kali diturunkan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin
‘Abdullah seorang sahabat. Daripada Abu Salamah bin Abdul Rahman, dia berkata:
“Aku telah bertanya kepada Jabir bin ‘Abdullah: Yang manakah di antara al-Qur ,an
mula-mula diturunkan? Jabir menjawab,” يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ [5] “. Aku
berkata, “Atau iqra bismirabbikal ladzi Khalak“[6].
Dia Jabir berkata,”Aku katakan kepada-mu apa yang dikatakan Rasulullah SAW
kepada kami: “Sesungguhnya aku berdiam diri di gua Hira’. Maka ketika habis
masa diam-ku, aku turun lalu aku susuri lembah. Aku lihat ke depan, ke
belakang, ke kanan dan ke kiri. Lalu aku lihat ke langit, tiba-tiba aku melihat
Jibril yang amat menakutkan. Maka aku pulang ke Khadijah. Khadijah
memerintahkan mereka untuk menyelimuti aku. Mereka pun menyelimuti aku.
$pkr'¯»t ãÏoO£ßJø9$# ÇÊÈ óOè% öÉRr'sù ÇËÈ
Terjemahnya:
“Hai orang
yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan!” Atau “Wahai orang yang berselimut; bangkitlah, lalu berilah
peringatan”.
Mengenai Hadis Jabir ini, dapatlah
disimpulkan yaitu pertanyaan tersebut adalah mengenai surah yang diturunkan
secara penuh. Jabir menjelaskan yang surah Muddassir diturunkan secara penuh sebelum surah al Alaq’
selesai diturunkan, karena yang turun pertama
sekali adalah surah al Alaq’ itu
hanyalah permulaannya saja. Ini diperkuat oleh hadis Abu Salamah kepada Jabir
yang terdapat dalam Hadis Bukhari dan Muslim. Jabir berkata: “Aku mendengar Rasulullah
SAW. ketika berkata mengenai putusnya
wahyu, beliau menyebut dalam
perkataannya itu, “Sewaktu aku berjalan,
aku mendengar suara dari langit.
Kemudian aku angkat kepala-ku, tiba-tiba aku melihat malaikat yang mendatangi aku di gua Hira’
duduk di atas kursi antara langit dan bumi, lalu aku pulang dan aku katakan:
Selimutkanlah aku! Mereka pun menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan ayat, يَا أَيُّهَا
الْمُدَّثِّرُ .
Hadis ini menggambarkan peristiwa
yang terjadi di gua Hira’, atau al-Muddassir adalah surah yang pertama
diturunkan setelah terputusnya wahyu. Dapat disimpulkan ayat pertama untuk
kenabian ialah Iqra’ dan surah pertama untuk risalah ialah surah al-Muddassir.
c. Kejadiannya adalah berdasarkan satu kenyataan yang
disampaikan kepada Ali bin Abi Talib, disebut oleh Abi Ishaq kepada Abi Maisarah.
diriwayatkan oleh al-Wahidi menyebut:
Apabila Rasulullah muncul (dari gua Hira’) dan mendengar suatu suara menjerit,
“Wahai Muhammad”, Rasululla SAW terus pulang ke rumah. Waraqah bin Naufal
menasihatkan Rasulullah SAW mendengar kepada suara tersebut. olehnya itu
apabila Rasulullah SAW kemudian mendengar suara tersebut, beliau menyahut;
Suara itu berkata, “Katakanlah, Aku bersaksi sesungguhnya tiada tuhan yang
berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad pesuruh Allah dan bacalah:
Sebahagian ulama tabiin seperti al-Dhahhak bin Muzahim
berpendapat ayat pertama ialah Bismillah. Dia menyebut ‘Abdullah bin ‘Abbas
pernah berkata: Perkara pertama yang diturunkan oleh malaikat Jibril a.s.
kepada Rasulullah SAW dengan beliau mengatakan, “Wahai Muhammad, aku berlindung
kepada Allah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui daripada Syaitan yang
dilaknat, dan katakanlah: Bismillahir Rahmanir Rahim (Dengan Nama Allah Yang
Maha Pemurah dan Maha Penyayang.)
Al-Qadhi Abu
Bakar al-Baqillani menyebutkan hadis ini
sebagai munqati’ dalam kitabnya, Al-Intisar. Menurut al-Zarkasyi di dalam
kitabnya al-Burhan, sebahagian besar ulama menyatukan hadis riwayat ‘Aisyah dan
Jabir dengan menyimpulkan Jabir mendengar Nabi membicarakan peristiwa permulaan
wahyu dan dia mendengar bahagian akhirnya sedang bahagian pertamanya dia tidak
mendengar. Jadi Jabir menyangka surah yang didengarnya adalah yang pertama
diturunkan, pada hal bukan. Ibn Hibban dalam sahihnya menyatakan tidak ada pertentangan
antara kedua hadis tersebut karena ketika turun kepada Rasulullah Iqra’, beliau
pulang ke rumah lalu berselimut; kemudian turunlah Surah Al-Muddatstsir.
Surah-surah
lain yang awal diturunkan termasuk al-Masad (111), al-Takwir (81), al-Ala (87),
al-Lail (92) dan al-Fajr. Para ulama juga membicarakan ayat-ayat yang mula-mula
diturunkan berdasarkan permasalahan atau persoalan tertentu. Di antaranya ia
melibatkan i) Pertama kali mengenai makanan-ayat 145 Surah al-An’am, ayat 145
Surah al-Nahl, ayat 173 Surah al-Baqarah dan ayat 3 Surah al-Ma’idah; Pertama kali mengenai minuman- ayat 219
mengenai khamar dalam Surah al-Baqarah, ayat 43 Surah al-Nisa’ dan ayat 90-91
Surah al-Ma’idah; Pertama kali mengenai
perang yaitu ayat 39 Surah al-Hajj.[7]
B. Ayat yang Terakhir Diturunkan
Berbagai pendapat mengenai yang
terakhir diturunkan tetapi semua pendapat ini tidak mengandung sesuatu yang
dapat disandarkan kepada Rasulullah SAW., malah masing-masing merupakan ijtihad
atau dugaan. al-Qadhi Abu Bakar mengatakan mungkin mereka memberitahu apa yang
terakhir kali didengar oleh mereka kepada
Rasulullah SAW ketika beliau hampir wafat. Antara pendapat tersebut
ialah:
1.
Amir al-Sha’bi meriwayatkan bahawa ‘Abdullah bin
‘Abbas pernah berkata: “Ayat terakhir diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah
ayat mengenai riba.” Firman Allah,
َ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ
الرِّبَاإِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِين [8]
Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba - yang belum dipungut -.”
(al-Baqarah:278).
2.
‘Abdullah bin ‘Utbah r.a. katanya, ‘Abdullah bin
‘Abbas berkata kepada saya: “Adakah anda tahu ayat yang terakhir sekali turun?
Jawab-ku “tahu” yang terjemahnya yaitu :
(Apabila
datang pertolongan Allah dan kemenangan) (al-Nasr: 1). Berkata Ibnu ‘Abbas:
“Kamu benar.”[9]
3.
Said bin Jubayr mengatakan orang-orang Kufah
berselisih tentang ayat,
لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ
“Dan sesiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Neraka Jahanam, kekal dia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab siksa yang besar.” (An-nisa’:93). Saya menemui Ibn ‘Abbas dan mempertanyakan ayat ini dan beliau berkata: “Ayat ini adalah ayat terakhir diturunkan dan selepas itu tidak ada ayat yang menasakhkan ayat ini.”
لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ
“Dan sesiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Neraka Jahanam, kekal dia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab siksa yang besar.” (An-nisa’:93). Saya menemui Ibn ‘Abbas dan mempertanyakan ayat ini dan beliau berkata: “Ayat ini adalah ayat terakhir diturunkan dan selepas itu tidak ada ayat yang menasakhkan ayat ini.”
4.
Abu Ishaq al-Sabi’ee meriwayatkan bahawa al-Bara
mengatakan: “Surah lengkap terakhir diturunkan ialah surah Baraah (at-Taubah). Bukhari
vol 3 Kitab al-Maghazi hadis 4364.
5.
Abu Ishaq al-Sabi’ee meriwayatkan bahawa al-Bara mengatakan:
”Ayat terakhir diturunkan ialah,
يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي
الْكَلالَة
6.
“Mereka (orang-orang Islam umat-mu) meminta fatwa
kepada-mu (Wahai Muhammad mengenai masalah Kalalah). Katakanlah: Allah memberi
fatwa kepada kamu di dalam perkara Kalalah itu (An,nisa’:176)
7.
Pendapat Ubay bin Ka’ab
Yusuf bin
Mihran meriwayatkan kepada‘Abdullah bin ‘Abbas Ubay bin Ka’ab mengatakan potongan ayat al-Qur,an
terakhir diturunkan ialah,
بِالْمُؤْمِنِينَ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَ دْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ
لَقَ
ا
Terjemahnya:
Terjemahnya:
“Sesungguhnya
telah datang kepada kamu seorang Rasul dari golongan kamu sendiri (yaitu Nabi
Muhammad SAW,berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan
dan kesalamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mu’min .” (aT-Taubah:128)
8.
Pendapat ‘Abdullah bin Amru bin al-‘As
Abu Abdul
Rahman al-Halabi mendengar ‘abdullah bin Amru berkata: Surah terakhir diturunkan ialah Surah
al-Ma’idah.Ayat 3
9. Pendapat
‘Aisyah.
Jubayr bin
Nufayl berkata, “Aku pergi menemui ‘Aisyah, yang bertanya kepadaku: Adakah kamu
membaca Surah al-Ma’idah? Aku katakan Ya. Dia berkata: Inilah Surah terakhir
yang diturunkan……”
10. Pendapat
Ummu Salama
Mujahid bin.
Jabr mengatakan Ummu Salamah berkata: “Ayat terakhir diturunkan adalah ayat:
ذَكَرٍ أَوْ
أُنْثَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ فَالَّذِينَ فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي
لا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ
وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لأكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ
سَيِّئَاتِهِمْ وَلأدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ
ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ
“Maka Tuhan mereka perkenan doa mereka (dengan firmanNya): Sesungguhnya Aku tidak akan sia-siakan amal orang-orang yang beramal dari kalangan kamu, sama ada lelaki atau perempuan……..” (ali ,Imran Ayat:195)
“Maka Tuhan mereka perkenan doa mereka (dengan firmanNya): Sesungguhnya Aku tidak akan sia-siakan amal orang-orang yang beramal dari kalangan kamu, sama ada lelaki atau perempuan……..” (ali ,Imran Ayat:195)
11. Pendapat
‘Umar bin-Khattab
Abu Sa’id
al- Khudry meriwayatkan kepada ‘Umar
bin-Khatab yang memberitahu ayat terakhir diturunkan ialah pengharaman riba’
(al-Baqarah:275) dan Rasulullah SAW. wafat beberapa hari selepas itu dan
perkara riba’ tersebut tidak tertinggal tanpa penjelasan.
12. Pendapat
Mu’awiyah bin Abi Sufiyan
‘Amr Qais
al-Kufi meriwayatkan Mu’awiyah mengatakan
ayat berikut sebagai ayat terakhir diturunkan,
يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
13. “Katakanlah
(wahai Muhammad): Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan
kepada-ku bahawa sesungguhnya tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang maha Esa; barang,
siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya
maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang soleh dan janganlah dia mempersekutukan
seorangpun dan beribadat kepada Tuhannya.” (al-Kahfi:110)
Sekiranya kita menganalisis pendapat-pendapat di atas,
kita akan menghadapi kesukaran untuk menentukan ayat terakhir diturunkan kepada
Rasulullah SAW disebabkan perbedaan pendapat tersebut. Walau bagaimanapun kita
boleh membuat rumusan berdasarkan logika
a.
Ayat 275 hingga 281 surah al-Baqarah nampaknya
diturunkan bersama karena ayat ini membicarakan persoalan riba’ dan hukum
berkaitannya. ‘Umar dan ‘Abdullah Ibn ‘Abbas mengatakan ayat riba merupakan
ayat terakhir diturunkan kepada Rasullah SAW, tepat Rasulullah wafat 9 hari setelah ayat ini
diturunkan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Jubair dan Ibn Juraij
mengenai ayat 281, surah al-Baqarah.
b.
Pandangan Ibn ‘Abbas mengenai ayat 93 surah An-nisa’
ialah tentang ayat terakhir berhubung pembunuhan seorang Muslim, bukannya ayat
terakhir al-Quran. Manakala pendapatnya mengenai surah An-nasr tidak menjadi
masalah. Surah An-nasr kemungkinan merupakan surah pendek yang terakhir diturunkan,
sementara surah al-Bagarah merupakan surah panjang yang terakhir diturunkan.
Ini tidak berbeda dengan pendapat ‘Aisyah dan Ibn ‘Amr yang mengatakan surah al-Ma’idah
merupakan surah yang terakhir diturunkan. Mereka maksudkan surah terakhir
mengenai perkara halal dan haram.
c.
Pandangan al-Bara tentang Ayat 176 surah An-nisa’ sebagai ayat akhir
turun ialah ayat akhir tentang faraid. Apa yang diriwayatkan oleh Ubay bin
Ka’ab mengenai ayat 128 hingga 129 surah
aT-Taubah adalah sebahagian daripada surah tersebut yang diturunkan
secara keseluruhan sebagai surah panjang yang terakhir diturunkan. Riwayat Ummu
Salamah pula bukannya mengenai ayat terakhir
tetapi lebih kepada jawaban Rasullah saw kepada persoalan mengenai kedudukan wanita dalam Islam.
Pandangan Mu’awiyah pula jelas merujuk kepada yang terakhir diturunkan di Mekah
melibatkan surah al-Kahfi termasuk ayat terakhirnya.
Kesimpulannya,
Surah aT-Taubah sebagai surah panjang terakhir turun; Surah An-nasr surah
pendek terakhir turun; dan ayat 275 hingga 281 Surah al-Baqarah merupakan ayat
terakhir diturunkan.[10] Inilah
catatan tentang ayat terakhir turun, yaitu melalui intervensi atau alasan yang
lebih mendukung.
C.
Hubungan
Ayat Pertama Turun dengan Penidikan
Al-Qur’anul
Karim sebagai suatu mukjizat yang terbesar bagi Nabi Muhammad saw., amat
dicintai oleh kaum muslimin, karena fashahah serta balagha dan sebagai sumber
petunjuk kebahagiaan hidup di Dunia dan akhirat. Hal ini terbukti dengan
perhatian yang amat besar terhadap pemeliharaannya semenjak turunnya di masa
Rasulullah sampai kepada tersusunnya sebagai suatu sebagai mushaf di masa Usman
bin Affan. Kemudian sesudah Usman, mereka memperbaiki tulisannya dan menambah harakat dan titik pada
huruf-hurufnya, agar supaya mudah dibaca oleh umat Islam yang belum mengerti
bahasa Arab.
Karena
kecintaannya terhadap Al-Qur’an dan untuk membuktikan kebenarannya, mereka
mengarang dan menerjemahkan bermacam-macam buku ilmu pengetahuan, baik yang
mengerti bahasa Arab, Syari’at, filsafat dan akhlak, maupun yang mengenai
kesenian dan ekonomi, sehingga penuh buku-buku ilmiah perpustakaan-perpustakaan
Islam di kota-kota yang besar seperti cairo, Cordova, dan lain-lain. Hal ini
sesuai dengan anjuran Al-Qur’an sendiri. Ayat yang mula-mula turun ialah yang
berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan, sebagaimana yang di urai dalam pembahasan
makalah ini yaitu: Al-Qur’an Surat al-Alaq ayat 1-5, adapun ilmu-ilmu yany
berkembang, pada masa kemasan Islam, Paling erat hubungannya Ayat pertama turun
dengan pendidikan surat al Alaq Ayat 1 , 4 ,dan 5 adalah : perintah untuk membaca , menulis dan mengajarkan Manusia
apa yang belum diketahuinya, karena membaca dan menulis merupakan
Sumber
Ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah
makalah ini dibuat. Beberapa hal yang menjadi catatan penting dalam makalah ini
adalah bahwa pendapat yang paling kuat tentang ayat yang pertama turun adalah
surat Al-Alaq dimana para jumhur ulama setuju bahwa “ayat yang pertama
diturunkan ialah lima ayat pertama surah
al-‘Alaq
berdasarkan riwayat ‘Aisyah yang dicatat oleh Imam Bukhari, Muslim dan al-Hakim
dalam kitab-kitab hadits mereka.
Juga
disimpulkan bahwa, Surah
al-Taubah sebagai surah panjang terakhir turun; Surah al-Nasr surah pendek terakhir
turun; dan ayat 275 hingga 281 Surah al-Baqarah merupakan ayat terakhir
diturunkan.
Pembahasan
di atas mengantarkan kita sebagai umat islam untuk memahami atau minimal
mengetahui tentang beberapa pendapat mengenai ayat yang pertama dan terakhir
turun. Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada kita semua, terutama untuk
pribadi penyusun.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan. Ulum
Al-Qur’an ( Untuk UIN, STAI, dan PTAIS,)
Pustaka Setia; Bandung, 2010
Kitab Suci Al-Qur’an Departemen Agama Republik
Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya,
PT Kary a Toha Putra; Semarang, 2002
[5] Kitab Suci Al-Qur’an
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an
dan Terjemahannya, (Lihat Surat AL-Mudazzir) h. 849
jazakallah khairan.. nice sharing
ReplyDelete