Skip to main content

Ayat pertama dan Terakhir Turun


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang Masalah
Banyak pendapat mengenai ayat yang pertama turun dan ayat terakhir turun. Dari berbagai pendapat tersebut, tentunya masing-masing memiliki alasan yang bisa dipertanggunjawabkan. Ada penjelasan bahwa ayat yang pertama turun adalah Surat Al-Alaq[1].

Ungkapan bahwa Rasulullah SAW menerima Qur`an yang diturunkan kepadanya itu mengesankan suatu kekuatan yang dipegang seseorang dalam menggambarkan segala yang turun dari tempat yang lebih tinggi. Hal itu karena tingginya kedudukan al Qur`an dan agungnya ajaran-ajarannya yang dapat mengubah perjalanan hidup manusia, menghbungkan langit dan bumi, dan dunia dengan akhirat. Pengetahuan mengenai sejarah perundang-undangan Islam dari sumber pertama dan pokok yaitu al Qur`an akan memberikan kepada kita gambaran mengenai pentahapan hukum dan penyesuaiannya denga keadaan tempat hukum itu diturunkan, tanpa adanya kontradiksi antara yang lalu dengan yang akan datang. Hal demikian memerlukan pembahasan mengenai Ayat apa yang pertama kali turun dan Ayat apa yang terakhir kaliturun Demikian pula pembicaraan mengenai apa yang pertama kali dan terakhir kali turun itu memerlukan pembahasan mengenai segala peundang-undangan ajaran-ajaran Islam, seperti makanan, minuman, peperangan, dan lain sebagainya.[2]
Mengenai ayat yang pertama dan terakhir turun ini turut menjadi pembahasan dalam Ulumul Qur’an. Ruang likngkup pembahasan al-Qur’an sangat banyak jumlahnya. Bahkan menurut Abu Bakar Al-Arabi Ilmu-Ilmu al-Qur’aan itu mencapai 77.450 jenis berdasarkan sistematika yang telah dirumuskannya. Jika berdasar pada pendapat tersebut, maka ruang lingkup pembahasan al-Qur’an tidak dapat dihitung atau jumlahnya (tak terhingga lagi).[3] Dengan demikian, permasalahan ini penting untuk ditelaah mengingat masih banyaknya pendapat tentang ayat apa sebenarnya yang pertama turun dan yang terakhir turun?
B.     Rumusan  Masalah
Berdasar pada uraian di atas, maka dapat di angkat beberapa permasalahan yang menjadi point pembahasan dalam makalah ini. Adapun yang diangkat sebagai permasalahan adalah :
1.      Bagaimana penafsiran ulama mengenai perbedaan pendapat tentang ayat pertama turun?
2.      Apa yang menjadi dasar terhadap pendapat ulama yang kelihatannya tidak sependapat tentang ayat yang terakhir turun?
3.      Bagaimana Hubungan Ayat Pertama turun dengan pendidikan
Agar tidak terjebak pada pembahasan di luar tema, maka pembahasan makalah ini hanya difokuskan pada permasalahan tersebut di atas.


BAB II
PEMBAHASAN
Ketinggian kedudukan al-Qur ,an dan keagungan ajaran-ajarannya akan dapat merobah kehidupan manusia, menghubungkan langit dengan bumi, dan dunia dengan akhirat. Pengetahuan mengenai sejarah perundangan Islam daripada sumber utama yaitu al-Qur’an akan menggambarkan kepada kita mengenai peringkatan hukum dan penyesuaiannya dengan keadaan tempat hukum itu diturunkan yang memerlukan   pembahasan mengenai apa yang pertama dan terakhir diturunkan.[4]
A.      Ayat yang Pertama Diturunkan :
Terdapat empat pendapat mengenai apakah yang mula-mula diturunkan mengenai al-Qur ,an :
a.    Jumhur (Pendapat yang paling rajih atau sahih) setuju yaitu yang pertama diturunkan ialah lima ayat pertama  surah al-‘Alaq berdasarkan riwayat ‘Aisyah yang dicatat oleh Imam Bukhari, Muslim dan al-Hakim dalam kitab-kitab hadis  mereka. Aisyah r.a. menyatakan: “Sesungguhnya permulaan wahyu datang kepada Rasulullah SAW. melalui mimpi yang benar di waktu tidur. Mimpi itu jelas dan terang bagaikan terangnya pagi hari. Kemudian dia gemar menyendiri dan pergi ke gua Hira. untuk beribadah beberapa malam dengan membawa bekal. Sesudah kehabisan bekal, beliau kembali kepada isterinya Khadijah r.a., maka Khadijah pun membekalinya seperti bekal terdahulu sehingga beliau didatangi dengan suatu kebenaran (wahyu) di gua Hira’ tersebut, apabila seorang malaikat (Jibril a.s.) datang kepadanya dan mengatakan: “Bacalah!” Rasulullah menceritakan, maka aku pun menjawab: “Aku tidak tahu membaca.” Malaikat tersebut kemudian memeluk-ku sehingga aku merasa sesak nafas, kemudian aku dilepaskannya sambil berkata lagi: “Bacalah!” Maka aku pun menjawab: “Aku tidak tahu membaca.” Lalu dia memeluk-ku sampai aku rasa sesak nafas dan dilepaskannya sambil berkata: “Bacalah!” Aku menjawab: “Aku tidak tahu membaca.” Maka dia memeluk-ku buat ketiga kalinya seraya berkata: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu yang Maha Pemurah! Yang mengajar dengan perantaraan kalam dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. Setelah berlaku peristiwa itu kembalilah Rasulullah SAW. kepada isterinya Khadijah (membawa ayat-ayat ini) dengan tubuh menggigil………hingga akhir hadis” (al-Hadis).
Imam-imam yang lain seperti al-Hakim dalam al-Mustadrak, al-Baihaqi dalam al-Dala’il dan al-Tabrani dalam al-Kabir mengesahkan ayat tersebut adalah yang pertama diturunkan.
b.      Pendapat lain mengatakan Surah al-Muddatstsir yang pertama kali diturunkan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin ‘Abdullah seorang sahabat. Daripada Abu Salamah bin Abdul Rahman, dia berkata: “Aku telah bertanya kepada Jabir bin ‘Abdullah: Yang manakah di antara al-Qur ,an mula-mula diturunkan? Jabir menjawab,” يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ [5] “. Aku berkata, “Atau iqra bismirabbikal ladzi Khalak[6]. Dia Jabir berkata,”Aku katakan kepada-mu apa yang dikatakan Rasulullah SAW kepada kami: “Sesungguhnya aku berdiam diri di gua Hira’. Maka ketika habis masa diam-ku, aku turun lalu aku susuri lembah. Aku lihat ke depan, ke belakang, ke kanan dan ke kiri. Lalu aku lihat ke langit, tiba-tiba aku melihat Jibril yang amat menakutkan. Maka aku pulang ke Khadijah. Khadijah memerintahkan mereka untuk menyelimuti aku. Mereka pun menyelimuti aku.
$pkšr'¯»tƒ ãÏoO£ßJø9$# ÇÊÈ óOè% öÉRr'sù ÇËÈ

Terjemahnya:
Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan!” Atau “Wahai orang yang berselimut; bangkitlah, lalu berilah peringatan”.
Mengenai Hadis Jabir ini, dapatlah disimpulkan yaitu pertanyaan tersebut adalah mengenai surah yang diturunkan secara penuh. Jabir menjelaskan yang surah Muddassir  diturunkan secara penuh sebelum surah al Alaq’ selesai diturunkan, karena yang turun  pertama sekali adalah  surah al Alaq’ itu hanyalah permulaannya saja. Ini diperkuat oleh hadis Abu Salamah kepada Jabir yang terdapat dalam Hadis Bukhari dan Muslim. Jabir berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW. ketika berkata  mengenai putusnya wahyu, beliau menyebut  dalam perkataannya  itu, “Sewaktu aku berjalan, aku mendengar  suara dari langit. Kemudian aku angkat kepala-ku, tiba-tiba aku melihat  malaikat yang mendatangi aku di gua Hira’ duduk di atas kursi antara langit dan bumi, lalu aku pulang dan aku katakan: Selimutkanlah aku! Mereka pun menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan ayat, يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ .
Hadis ini menggambarkan peristiwa yang terjadi di gua Hira’, atau al-Muddassir adalah surah yang pertama diturunkan setelah terputusnya wahyu. Dapat disimpulkan ayat pertama untuk kenabian ialah Iqra’ dan surah pertama untuk risalah ialah surah al-Muddassir.
c.       Kejadiannya  adalah berdasarkan satu kenyataan yang disampaikan kepada Ali bin Abi Talib, disebut oleh Abi Ishaq kepada Abi Maisarah. diriwayatkan  oleh al-Wahidi menyebut: Apabila Rasulullah muncul (dari gua Hira’) dan mendengar suatu suara menjerit, “Wahai Muhammad”, Rasululla SAW terus pulang ke rumah. Waraqah bin Naufal menasihatkan Rasulullah SAW mendengar kepada suara tersebut. olehnya itu apabila Rasulullah SAW kemudian  mendengar suara tersebut, beliau menyahut; Suara itu berkata, “Katakanlah, Aku bersaksi sesungguhnya tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad pesuruh Allah dan bacalah:
Sebahagian ulama tabiin seperti al-Dhahhak bin Muzahim berpendapat ayat pertama ialah Bismillah. Dia menyebut ‘Abdullah bin ‘Abbas pernah berkata: Perkara pertama yang diturunkan oleh malaikat Jibril a.s. kepada Rasulullah SAW dengan beliau mengatakan, “Wahai Muhammad, aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui daripada Syaitan yang dilaknat, dan katakanlah: Bismillahir Rahmanir Rahim (Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.)
Al-Qadhi Abu Bakar al-Baqillani menyebutkan hadis  ini sebagai munqati’ dalam kitabnya, Al-Intisar. Menurut al-Zarkasyi di dalam kitabnya al-Burhan, sebahagian besar ulama menyatukan hadis riwayat ‘Aisyah dan Jabir dengan menyimpulkan Jabir mendengar Nabi membicarakan peristiwa permulaan wahyu dan dia mendengar bahagian akhirnya sedang bahagian pertamanya dia tidak mendengar. Jadi Jabir menyangka surah yang didengarnya adalah yang pertama diturunkan, pada hal bukan. Ibn Hibban dalam sahihnya menyatakan tidak ada pertentangan antara kedua hadis tersebut karena ketika turun kepada Rasulullah Iqra’, beliau pulang ke rumah lalu berselimut; kemudian turunlah Surah Al-Muddatstsir.
Surah-surah lain yang awal diturunkan termasuk  al-Masad (111), al-Takwir (81), al-Ala (87), al-Lail (92) dan al-Fajr. Para ulama juga membicarakan ayat-ayat yang mula-mula diturunkan berdasarkan permasalahan atau persoalan tertentu. Di antaranya ia melibatkan i) Pertama kali mengenai makanan-ayat 145 Surah al-An’am, ayat 145 Surah al-Nahl, ayat 173 Surah al-Baqarah dan ayat 3 Surah al-Ma’idah;  Pertama kali mengenai minuman- ayat 219 mengenai khamar dalam Surah al-Baqarah, ayat 43 Surah al-Nisa’ dan ayat 90-91 Surah al-Ma’idah;  Pertama kali mengenai perang yaitu ayat 39 Surah al-Hajj.[7]
B.       Ayat yang Terakhir Diturunkan
Berbagai pendapat mengenai yang terakhir diturunkan tetapi semua pendapat ini tidak mengandung sesuatu yang dapat disandarkan kepada Rasulullah SAW., malah masing-masing merupakan ijtihad atau dugaan. al-Qadhi Abu Bakar mengatakan mungkin mereka memberitahu apa yang terakhir kali didengar oleh mereka kepada  Rasulullah SAW ketika beliau hampir wafat. Antara pendapat tersebut ialah:
1.        Amir al-Sha’bi meriwayatkan bahawa ‘Abdullah bin ‘Abbas pernah berkata: “Ayat terakhir diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah ayat mengenai riba.” Firman Allah,
َ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَاإِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِين [8]
Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba - yang belum dipungut -.” (al-Baqarah:278).

2.        ‘Abdullah bin ‘Utbah r.a. katanya, ‘Abdullah bin ‘Abbas berkata kepada saya: “Adakah anda tahu ayat yang terakhir sekali turun? Jawab-ku “tahu” yang terjemahnya yaitu :
(Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan) (al-Nasr: 1). Berkata Ibnu ‘Abbas: “Kamu benar.”[9]
3.        Said bin Jubayr mengatakan orang-orang Kufah berselisih tentang ayat,
لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ
“Dan sesiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Neraka Jahanam, kekal dia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab siksa yang besar.” (An-nisa’:93). Saya menemui Ibn ‘Abbas dan mempertanyakan ayat ini dan beliau berkata: “Ayat ini adalah ayat terakhir diturunkan dan selepas itu tidak ada ayat yang menasakhkan ayat ini.”
4.        Abu Ishaq al-Sabi’ee meriwayatkan bahawa al-Bara mengatakan: “Surah lengkap terakhir diturunkan ialah surah Baraah (at-Taubah). Bukhari vol 3 Kitab al-Maghazi hadis 4364.
5.        Abu Ishaq al-Sabi’ee meriwayatkan bahawa al-Bara mengatakan: ”Ayat terakhir diturunkan ialah,
يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلالَة
6.        “Mereka (orang-orang Islam umat-mu) meminta fatwa kepada-mu (Wahai Muhammad mengenai masalah Kalalah). Katakanlah: Allah memberi fatwa kepada kamu di dalam perkara Kalalah itu (An,nisa’:176)
7.        Pendapat Ubay bin Ka’ab
Yusuf bin Mihran meriwayatkan kepada‘Abdullah bin ‘Abbas  Ubay bin Ka’ab mengatakan potongan ayat al-Qur,an terakhir diturunkan ialah,
بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ   عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَ دْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ لَقَ  ا
Terjemahnya:
“Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari golongan kamu sendiri (yaitu Nabi Muhammad SAW,berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan kesalamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min .” (aT-Taubah:128)
8.      Pendapat ‘Abdullah bin Amru bin al-‘As
Abu Abdul Rahman al-Halabi mendengar ‘abdullah bin Amru  berkata: Surah terakhir diturunkan ialah Surah al-Ma’idah.Ayat 3
9.      Pendapat ‘Aisyah.
Jubayr bin Nufayl berkata, “Aku pergi menemui ‘Aisyah, yang bertanya kepadaku: Adakah kamu membaca Surah al-Ma’idah? Aku katakan Ya. Dia berkata: Inilah Surah terakhir yang diturunkan……”
10.  Pendapat Ummu Salama
Mujahid bin. Jabr mengatakan Ummu Salamah berkata: “Ayat terakhir diturunkan adalah ayat:
ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ فَالَّذِينَ فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لأكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ
“Maka Tuhan mereka perkenan doa mereka (dengan firmanNya): Sesungguhnya Aku tidak akan sia-siakan amal orang-orang yang beramal dari kalangan kamu, sama ada lelaki atau perempuan……..” (ali ,Imran Ayat:195)
11.  Pendapat ‘Umar bin-Khattab
Abu Sa’id al-   Khudry meriwayatkan kepada ‘Umar bin-Khatab yang memberitahu ayat terakhir diturunkan ialah pengharaman riba’ (al-Baqarah:275) dan Rasulullah SAW. wafat beberapa hari selepas itu dan perkara riba’ tersebut tidak tertinggal tanpa penjelasan.
12.  Pendapat Mu’awiyah bin Abi Sufiyan
‘Amr Qais al-Kufi meriwayatkan  Mu’awiyah mengatakan ayat berikut sebagai ayat terakhir diturunkan,

يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
13.  “Katakanlah (wahai Muhammad): Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepada-ku bahawa sesungguhnya tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang maha Esa; barang, siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya  maka hendaklah     ia mengerjakan amal   yang soleh dan janganlah dia mempersekutukan seorangpun dan beribadat kepada Tuhannya.” (al-Kahfi:110)
Sekiranya kita menganalisis pendapat-pendapat di atas, kita akan menghadapi kesukaran untuk menentukan ayat terakhir diturunkan kepada Rasulullah SAW disebabkan perbedaan pendapat tersebut. Walau bagaimanapun kita boleh membuat rumusan berdasarkan logika
a.         Ayat 275 hingga 281 surah al-Baqarah nampaknya diturunkan bersama karena ayat ini membicarakan persoalan riba’ dan hukum berkaitannya. ‘Umar dan ‘Abdullah Ibn ‘Abbas mengatakan ayat riba merupakan ayat terakhir  diturunkan kepada  Rasullah SAW, tepat  Rasulullah wafat 9 hari setelah ayat ini diturunkan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Jubair dan Ibn Juraij mengenai ayat 281, surah al-Baqarah.
b.        Pandangan Ibn ‘Abbas mengenai ayat 93 surah An-nisa’ ialah tentang ayat terakhir berhubung pembunuhan seorang Muslim, bukannya ayat terakhir al-Quran. Manakala pendapatnya mengenai surah An-nasr tidak menjadi masalah. Surah An-nasr kemungkinan merupakan surah pendek yang terakhir diturunkan, sementara surah al-Bagarah merupakan surah panjang yang terakhir diturunkan. Ini tidak berbeda dengan pendapat ‘Aisyah dan Ibn ‘Amr yang mengatakan surah al-Ma’idah merupakan surah yang terakhir diturunkan. Mereka maksudkan surah terakhir mengenai perkara halal dan haram.
c.         Pandangan al-Bara tentang  Ayat 176 surah An-nisa’ sebagai ayat akhir turun ialah ayat akhir tentang faraid. Apa yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab mengenai ayat 128 hingga 129 surah  aT-Taubah adalah sebahagian daripada surah tersebut yang diturunkan secara keseluruhan sebagai surah panjang yang terakhir diturunkan. Riwayat Ummu  Salamah pula bukannya mengenai ayat terakhir tetapi lebih kepada jawaban Rasullah saw kepada persoalan  mengenai kedudukan wanita dalam Islam. Pandangan Mu’awiyah pula jelas merujuk kepada yang terakhir diturunkan di Mekah melibatkan surah al-Kahfi termasuk ayat terakhirnya.
Kesimpulannya, Surah aT-Taubah sebagai surah panjang terakhir turun; Surah An-nasr surah pendek terakhir turun; dan ayat 275 hingga 281 Surah al-Baqarah merupakan ayat terakhir diturunkan.[10] Inilah catatan tentang ayat terakhir turun, yaitu melalui intervensi atau alasan yang lebih mendukung.


C.    Hubungan Ayat Pertama Turun dengan Penidikan
Al-Qur’anul Karim sebagai suatu mukjizat yang terbesar bagi Nabi Muhammad saw., amat dicintai oleh kaum muslimin, karena fashahah serta balagha dan sebagai sumber petunjuk kebahagiaan hidup di Dunia dan akhirat. Hal ini terbukti dengan perhatian yang amat besar terhadap pemeliharaannya semenjak turunnya di masa Rasulullah sampai kepada tersusunnya sebagai suatu sebagai mushaf di masa Usman bin Affan. Kemudian sesudah Usman, mereka memperbaiki tulisannya  dan menambah harakat dan titik pada huruf-hurufnya, agar supaya mudah dibaca oleh umat Islam yang belum mengerti bahasa Arab.
Karena kecintaannya terhadap Al-Qur’an dan untuk membuktikan kebenarannya, mereka mengarang dan menerjemahkan bermacam-macam buku ilmu pengetahuan, baik yang mengerti bahasa Arab, Syari’at, filsafat dan akhlak, maupun yang mengenai kesenian dan ekonomi, sehingga penuh buku-buku ilmiah perpustakaan-perpustakaan Islam di kota-kota yang besar seperti cairo, Cordova, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan anjuran Al-Qur’an sendiri. Ayat yang mula-mula turun ialah yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan, sebagaimana yang di urai dalam pembahasan makalah ini yaitu: Al-Qur’an Surat al-Alaq ayat 1-5, adapun ilmu-ilmu yany berkembang, pada masa kemasan Islam, Paling erat hubungannya Ayat pertama turun dengan pendidikan surat al Alaq Ayat 1 , 4 ,dan 5  adalah : perintah  untuk membaca , menulis dan mengajarkan Manusia apa yang belum diketahuinya, karena membaca dan menulis merupakan
Sumber Ilmu pengetahuan.



BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah ini dibuat. Beberapa hal yang menjadi catatan penting dalam makalah ini adalah bahwa pendapat yang paling kuat tentang ayat yang pertama turun adalah surat Al-Alaq dimana para jumhur ulama setuju  bahwa “ayat yang pertama diturunkan ialah lima ayat pertama  surah al-‘Alaq berdasarkan riwayat ‘Aisyah yang dicatat oleh Imam Bukhari, Muslim dan al-Hakim dalam kitab-kitab hadits mereka.
Juga disimpulkan bahwa, Surah al-Taubah sebagai surah panjang terakhir turun; Surah al-Nasr surah pendek terakhir turun; dan ayat 275 hingga 281 Surah al-Baqarah merupakan ayat terakhir diturunkan.
Pembahasan di atas mengantarkan kita sebagai umat islam untuk memahami atau minimal mengetahui tentang beberapa pendapat mengenai ayat yang pertama dan terakhir turun. Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada kita semua, terutama untuk pribadi penyusun.


DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan. Ulum Al-Qur’an ( Untuk UIN, STAI, dan PTAIS,)  Pustaka Setia; Bandung, 2010
Kitab Suci Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, PT Kary  a Toha Putra; Semarang, 2002



[3] Rosihan Anwar, Ulum Al-Qur’an ( Untuk UIN, STAI, dan PTAIS,)  Pustaka Setia; Bandung, 2010 h. 14
[5] Kitab Suci Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Lihat Surat AL-Mudazzir) h. 849
[6] Ibid. h. 904
[8] Opcit h. 58
[9] Ibid. h. 920

Comments

Post a Comment

شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.