Hanya
daya tarik yang bisa orang beli, ungkap sebuah lagu yang pernah populer di
kancah musik Indonesia. Lagu tersebut seolah memperjelas bahwa segala sesuatu
yang tidak memiliki daya tari tidak akan membangkitkan pesona serta daya beli
oleh orang.
Dengan demikian, untuk aktivitas bisnis (tidak terbatas pada jual
beli) akan lebih baik jika ada unsur-unsur tertentu yang menarik dari benda,
jasa, aktivitas seremonial atau sejenis layanan sosial agar menarik perhatian
dan orang terpesona untuk hal tersebut.
Sekedar
ingin berbagi pengalaman bahwa untuk kuantitas yang lebih memadai, harus
memiliki penunjang yang berkualitas dan memiliki daya tarik untuk hal-hal yang
ingin dipublikasikan, baik layanan sosial, aktivitas seremonia dan urusan
komersial. Jika tidak ada daya tarik di dalamnya, maka promosi akan sia-sia. Berikut
ini akan di Share beberapa contoh aktivitas yang melelahkan
(untuk sebagian orang), namun jika dikemas dengan baik, justu akan menarik
perhatian orang-orang dan pastinya adalah mereka akan terpesona dan mengikuti
apa yang kita inginkan.
Pertama,
penulis
akan menyinggung soal ibada, kebetulan saat ini adalah bulan ramadhan tetapi
ternyata amalan ibadah oleh kaum Musilimin dan Muslimat tidak begitu
bersemangat ke Mesjid untuk menjalankan amalan ibadah. Pertanyaannya adalah,
apa yang kurang dalam melaksanakan ibadah di Mesjid sehingga orang tidak begitu
tertarik untuk beribadah di sana? Tentunya jika sekedar sholat saja (bagi
orang-orang yang pengetahuan dan imannya tidak begitu kuat dan mapan) di Mesjid
akan sulit. Harus ada usaha-usaha yang menarik untuk diciptakan oleh pengurus
mesjid untuk menarik perhatian jama’ah mesjid. Entah menghadirkan pembicara
hebat (tokoh publik), mengadakan kegiatan lomba yang membutuhkan banyak
dukungan, atau selalu ada seremonial unik yang diciptakan. Kuncinya adalah
melakukan sesuatu dengan menyesuaikan keadaan.
Kedua,
adalah soal aktivitas belajar. Saat ini, minat orang (di pelosok negeri ini) untuk
belajar sangat rendah, sehingga sekolahpun (belajar) dianggap tidak penting. Yang
penting adalah simbol semata yaitu Ijazah atau tanda tamat belajar. Belajar
bukan lagi menjadi inti dari suatu jenjang pendidikan sekolah karena tujuan secara
materi yang mendominasi dan tidak lagi menyangkut kualitas pengetahuan dan
akhlahk yang ditanamkan. Tentunya ini juga mempengaruhi aktivitas belajar di luar
sekolah, bahkan bisa jadi orang yang cuek di sekolah akan jauh lebih cuek
belajar di luar sekolah yang tidak formal karena yang diperoleh hanya sekedar
mendapatkan wawasan pengetahuan dan penguatan mental semata.
Sejatinya,
orang belajar adalah karena menginginkan pengetahuan dan memperbaiki mental,
namun daya tarik orang untuk belajar mengalami pergeseran sehingga butuh trik
yang kuat untuk kembali meransang minat belajar masyarakat secara umum dan kaum
akademisi secara khusus. Pertanyaannya adalah “Apa yang bisa dijual dari suatu
aktivitas belajar agar menarik perhatian banyak orang untuk ikut belajar?” Secara
ringkas adalah, belajar harus dibentuk dalam suatu komunitas dan sesering
mungkin untuk share pengetahuan-pengetahuan baru yang bermanfaat. Hal ini
akan menarik orang, terutama orang-orang yang telah merasakan hasil dari suatu
aktivitas belajar karena meraka akan menginspirasi orang yang lebih banyak
lagi. Dengan demikian, orang akan menyadari bahwa hasil dari menuntut ilmu
adalah suatu hal yang luarbiasa berharga dan prosesnya juga sangat
menyenangkan.
Point
yang ketiga adalah contoh kegiatan yang melelahkan yaitu melaksanakan
kegiatan kampus atau sejenisnya yang diprogramkan oleh jurusan atau
universitas. Sebenarnya contoh ini tidak menyeluruh tapi hanya beberapa program
saja namun ini dianggap penting untuk dibagi karena anda akan dituntut untuk
membuat program oleh organisasi anda yang tentunya menarik untuk semua
kalangan.
Bagaimana
caranya agar kegiatan menarik? Tentunya harus mengetahui minat dan hobby
peserta atau masyarakatan umum yang menjadi sasaran program. Lalu diselipkanlah
kegiatan plus yang bisa menghibur dan bermanfaat. Contoh kegiatan adalah
seminar, apakah anda tertarik?, ada yang menjawab tidak juga ada jenuh dengan
kegiatan itu dan yang lain lagi menjawab iya, “saya tertarik”. Namun rasanya
kebanyakan jenuh dengan kegiatan seminar. Untuk mengatasi masalah tersebut,
sejatinya ada daya tarik yang diprogram dari kegiatan tersebut agar memiliki
pesona dan daya tarik.
Sebagai
catatan penutup, penulis menyimpulkan bahwa apapun gerakan atau aktivitas
seseoran, sejatinya ada daya tarik yang menyertainya. Apapun itu, yang
terpenting adalah “ANITA” yang oleh kalangan aktivis menyebutnya (Ada NIlai Tambah).
Dengan demikian, meskipun kegiatan peribadatan yang melelahkan, tetapi jika
dibarengi dengan nilai-nilai seni dan kebudayaan yang tidak keluar dari ajaran
agama akan memberikan nilai lebih pada aktivitas ibadah tersebut. Bekerja dan
belajar pun demikian adanya, harus ada selingan untuk jedah waktu tertentu agar
aktivitas tidak kaku dan moton melainkan memberikan suasana Refresh serta
membuat kegiatan jadi menarik tentunya.
Sesungguhnya tulisan ini diposting karena ada
teman yang mengatakan tidak tertarik dengan kegiatan seperti ini dan itu, tadi
sore ketika saya menawarkan kegiatan yang sederhana tapi bagi saya menarik,
sementara yang lainnya juga merasa sangat senang tapi saya bahasakan “di sini
banyak daya tari yang mempesona untuk anda, selanjutnya terserah anda untuk
membuat keputusan karana ini akan menjadi sejarah yang didokumentasikan.”
Abdul Haris Mubarak
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم