Masalah yang
melanda generasi muda di Indonesia adalah kecenderungan untuk melakukan pola
hidup Hedon atau suka berhura-hura. Tidak bisa dipungkiri bahwa
mausia memiliki sifat dasar suka pada hal-hal yang baru, tren, inovatif unik
dan menonjol. Itulah sebabnya mereka cenderung untuk mengejar hal-hal yang
manusiawi seperti berhura-hura dengan alasan ingin menikmati hidup.
Parahnya
lagi, peran utama pemuda, baik selaku palajar maupun profesi dalam dunia usaha
tidak lagi menjadi pokok untuk tujuan kemaslahatan bersama membangun
kesejahteraan bangsa. Justru yang dibangun adalah untuk mencapai kesenangan pribadi
semata yang sejenak akan berlalu.
Berangkat
dari masalah tersebut, beberapa gerakan kolektif tingkatan mahasiswa mencoba
melakukan perbaikan nalar, mental, gerak serta sikap terhadap beberapa generasi
yang terjebak dengan gaya hidup berhura-hura. Berbagai cara dilakukan untuk
membendung tantangan tersebut, termasuk mengajak mahasiswa untuk ikut mengkaji
masalah-masalah sosial, budaya, agama, politik dan beberapa wacana terkait
sebagai jalan untuk menuntun mahasiswa di jalan yang benar. Sekedar mengajak
mahasiswa untuk belajar itu sangat sulit, penyebabnya adalah mereka telah
terjangkit virus akut Hedonisme yang mendewakan tempat belanja, pakaian,
bepergian, perhiasan, seks dan lain-lain. sementara itu, mahasiswa cenderung
melupakan tujuan utamanya belajar, terlebih tri darma perguruan tinggi dan juga
melupakan tanggungjawab mahasiswa yaitu agent of change, social of control dan
moral force.
Sungguh suatu
tantangan yang berat untuk mengubah itu, tapi tantangan ini dicoba diatasi
dengan cara mengajak mahasiswa dengan bahasa yang lain. “kalian ikut saja
kegiatan ini karena cocok untuk kita dan (kegiata yang menyenangkan)”. Gambaran
yang “menyenangkan” itu direspon dengan baik tapi ketika mereka telah sampai
pada tempat kegiatan, mereka merasa kecewa dan sakit hati karena bagi mereka,
belajar adalah hal yang menjenuhkan atau bisa jadi mereka alergi ketika
belajar. Lalu apa sikap yang dilakuan ketika mengalami ini?. Ketika mereka kami
ajak untuk menjelaskan mengapa mereka dipanggil untuk ikut kegiatan belajar,
mereka bilang “kami kecewa karena dibohongi”. Memang beralasan, tapi mereka
tidak akan pernah hadir jika hanya dipanggil untuk kegiatan belajar berorganisasi
dan kajian umum lainnya.
Karena mereka
sakit hati dan kecewa lantaran merasa di Bohongi, diberilah mereka pertimbangan
yaitu “pilih kecewa sejenak atau sakit hati selamanya?” setidaknya mereka bisa
diberi pilihan antara lain:
1.
Sakit hati, berburuk sangka
selamanya dan membuat jarak pada kami yang selama ini telah terjalin jika
kekecewaan anda dilakukan dengan membuat keputusan batal mengikuti kegiatan,
2.
Mengikuti kami selama
beberapa waktu yang terbilang singkat, untuk menyampaikan niat baik kami
memperbaiki nalar, mental dan amal bakti generasi muda lalu menentukan pilihan,
apakah tertarik berproses pada Gerakan ini atau tidak?.
Itulah dunia
mahasiswa, untunglah kalau secara akademik mereka baik, itu artinya 1/3 dari
tuntunan tri darma perguruan tinggi telah dipenuhi. Harapan kami adalah, jangan
kita memperparah keadaan bangsa dengan terpengaruh oleh arus globalisasi yang
bebas nilai.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم