Seberapa penting
tulisan itu? Sebetulnya pentingnya hanya ada pada sang penulis, olehnya itu
penulis sejatinya memperhatikan beberapa hal dalam membuat sebuah tulisan jika
ingin orang lain menganggap tulisan yang dibuat dianggap penting bagi orang
lain! Sebut saja, tulisan yang kita buat adalah informasi yang dibutuhkan
orang, bukan kebutuhan pribadi belaka. Selain itu mempertimbangkan usia
konsumen, objek tulisan serta daya tarik dan bahasa tulisan juga penting
dalam membidik minat baca konsumen.
Meskipun telah kita
pahami bersama bahwa tujuan sebuah tulisan antara lain sebagai luapan
perasaan yang dituangkan melalui simbol, promosi usaha, perbaikan nasib,
mengejar popularitas, dimengerti/didengar orang banyak, meningkatkan jenjang/rating
dan sebagainya. Paling tidak, untuk kepentingan seorang pembaca hanyalah
belajar atau mencari informasi/hiburan yang dibutuhkan saja. Kebanyakan tulisan
itu sifatnya propaganda yang ditulis berdasarkan kepentingan sang penulis.
Untuk mengetahui secara pasti maksud penulis maka pembaca sejatinya mengikuti
karakter sang penulis.[1]
Objek tulisan yang bervariatif sangat
mempengaruhi bahasa tulisan. Karya tulis yang berjudul Nietce, The Da Vinci
Code, Derrida, MDH dan buku lainnya merupakan bidikan untuk pembaca tingkat
tinggi. Olehnya itu, sangat sulit untuk menerjemahkan maksud “Tuhan telah mati”
dalam buku Nietce jika diterjemahkan secara laterlate. Yang menarik
justru beberapa teman yang membaca buku ini bertutur bahwa Nietce adalah
seorang wali Allah. Menjadi seorang penulis tentunya memiliki target yang bisa
mempengaruhi (menarik perhatian) orang lain. pembaca yang bervariatif membuat
penulis kadang kerepotan menyesuaikan bahasa tulisan. Mungkin bahasa yang
disampaikannya adalah sama namun konsumen yang akan mencerna tulisan memiliki cara
pandang yang berbeda, ada yang masih bayi dalam memahami simbol sehingga
pembacaannya lurus dan bebas nilai, ada yang remaja dan ada yang telah dewasa
membaca tulisan. Cara baca yang kurang tepat seperti yang diingikan penulis membuat
seorang pembaca cenderung salah paham.[2]
Tersadar saat seorang
sahabat akrab mengomentari tulisan saya lewat telephon dengan pujian yang
sebenarnya sangat menyinggung pribadi penulis. Pernyataan sekaligus
pernyataannya sederhana, kurang lebih seperti ini “sebenarnya siapa yang membaca
tulisan kita?” pada posting “Mengukur
Popularitas Blog”. Tanggapan sahabat saya itu menjadi catatan penting dalam
membuat tulisan, khususnya konsentrasi pada perbaikan bahasa tulisan Yang selama ini
telah dipublikasikan.
[1] Mengikuti
karakter seorang penulis sangat penting – paradigma pembaca harus sesuai dengan
paradigma penulis, sebabnya adalah perbedaan atau perdebatan kebanyakan
disebabkan oleh cara pandang yang berbeda. Berangkat dari persepsi yang sama,
cara pandang yang sama maka akan melahirkan pemahaman yang sama pula.
[2] Pembaca
yang budiman tidak sekedar mengkritik wacana tapi mereka harus benar-benar
paham maksud sipenulis lalu memberikan tanggapan. Orang kritis adalah mereka
yang memberi solusi.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم