Imron yang sedang
dilanda asmara mulai terbakar api cemburu ketika menyaksikan Anni romantisan
dengan kekasihnya Abhim. Kecemburuan Imron sangat berasalan karena ulah Anni
yang tidak seharusnya memperlihatkan kemesraan yang berlebihan di hadapan orang
yang juga cinta padanya.
Anni tidak begitu
mengerti perasaan Imron yang sedang terbakar api cemburu. Oleh Anni, dilaluinya
masa-masa itu dengan perasaan yang biasa-biasa saja. Hingga sosok Imron yang
baik hati menyatakan maksud baik ingin segera mempersunting Anni.
“Bersediakah Dinda
menjadi pemilik hati Akang?” pintah Imron pada Anni yang ketika itu masih
berpacaran dengan Abhim.
Anni berusaha
menjelaskan, “Akang kan tau sendiri kalau Anni adalah pacarnya Abhim!” suasana
hening sejenak lalu Anni melanjutkan “Antara aku dan dia sudah ada kecocokan
Kang!, bahkan keluarga kami pun sudah saling mengenal!”
“Aku mengerti Dinda”
Sahut Imron
“Tapi tidak mungkin aku
menghianati cinta Abhim Kang” menanggapi komentar Imron.
Imron tidak menyerah.
Niatnya untuk segera mempersunting Anni sudah bulat dengan keyakinan bahwa Anni
adalah sosok wanita yang terbaik untuknya. Tekad yang kuat itu disampaikan oleh
Imron pada Anni dengan penuh keyakinan dan semangat yang membara.
“Pikirkanlah Dinda,
aku sungguh menganggapmu orang yang terpenting dalam hidupku hingga aku rela
berbuat apapun untuk menggapai cintamu, kamu adalah pelengkap hidupku” tutur
imran pada Anni yang mulai kebingunan dalam bersikap. Suasana jadi diam beberapa
jenak lalu Imron menegaskan sekali lagi “Pikirkanlah Anni!” kemudian pamit
meninggalkan Anni.
Anni jadi serba
kebingungan. Ia tau kalau Imron adalah sosok lelaki yang sholeh, tekun, baik
hati dan disenangi banyak orang. “Tidak ada yang kurang pada Imron”, kata Anni
dalam benaknya. Ia adalah lelaki dari keluarga yang baik, pandai, agamawan dan
yang luarbiasa dari budinya adalah sosoknya yang santun dan dermawan. Anni mulai
terpengaruh oleh pikirannya sendiri. Dibenaknya sudah bekecamuk bimbang
menimbang kesetiaan. Anni pun mulai menimbang Abhim, sang pacar yang telah
dijalinnya sejak 3 tahun yang lalu.
Pukulan yang begitu
dahsyat melanda perasaan Anni. Abhim adalah sosok yang pengertian dan jarang
menolak keinginan Anni, itupun kalau harus menolak hanya hal-hal yang beresiko
buruk saja untuk hubungan mereka berdua. Selebihnya Abhim orang santun juga
tampan. Ia juga dari keluarga yang dikenal cukup baik dimasyarakat.
Anni sangat bimbang
untuk mengadukan masalah yang dialaminya pada Abhim pacarnya. Jelas Abhim
sangat terpukul jika ia tau apa yang sebenarnya terjadi pada Anni. Dipilihlah sahabat
terdekat Anni untuk mengutarakan isi hatinya sebelum mengambil keputusan yang
amat sulit dalam hidupnya.
Anni memilih Indah,
sahabat karibnya sejak SD hingga selesai kuliah, bahkan hingga saat ini. Kepada
Indah diutarakanlah secara terbuka apa yang sedang ia alami. Ia berbicara dengan
serius masalahnya itu. melalui pembicaraan, ia ingin suatu keputusan yang
terbaik untuk Anni, Abhim dan Imron. Tentu keputusan itu ada pada Anni.
“Indah!, Aku sungguh
bimbang menghadapi masalah ini” kata Anni pada Indah.
Celoteh Anni yang
panjang dan menyedihkan membuat Indah mengerti bahwa Anni sangat bimbang karena
berada pada dua pilihan yang sama-sama baik untuk dirinya dan keluarganya, juga
dimengerti bahwa Anni tidak mau ada yang sakit karena keputusan yang dipilihnya.
“Coba pikirkan cara
ini!” kata Indah lalu terdiam sejenak kemudian melanjutkan! “Komunikasi yang
baik akan melahirkan pemahaman yang tidak membuat orang kecewa, sejatinya kamu
harus membicarakan ini secara jujur.” Tutur Indah membuat Anni mengangguk tanda
ia paham maksud Indah. Indah melanjutkan “mitalah Abhim seolah dia yang membuat
keputusan tapi keputusan itu adalah keinginanmu! Triknya gampang!” teguh Indah.
“Apa tidak beresiko
untukku cara seperti ini?” Anni mulai memprotes pernyataan Indah.
“ini adalah cara
yang paling aman” jawab Indah lalu menceritakan kisahnya dengan si Accul bahwa
ketika sudah bosan dengan pacarnya si Accul, Indah yang berulah biar Accul yang
putuskan Indah. “Kan tidak ada masalah! Yang terpenting tidak ada yang sakit
hati dengan keputusan yang kamu buat. “Kalaupun cara ini belum berhasil, buat
saja rasa sayang si Abhim berkurag – itu akan mengurangi sakit hatinya jika
terpaksa harus kamu yang meminta putus hubungan dengan dia” lanjut Indah.
Anni sudah mulai mendapatkan
jalan terang sehingga ia nampak lebih tenang. Seluruh pernyataan Indah dapat
dipahaminya dengan mudah. Ia selalu mengangguk ketika mengerti dan balik
bertanya jika ada yang kurang dipahami.
“Apa cara saya bisa
diterima?” tanya Indah pada Anni!
“Iya, Makasi yah!,
kamu sahabatku yang selalu mengerti perasaanku” lanjut Anni.
“Tapi ingat satu
hal. Kamu belum menentukan siapa yang paling cocok untukmu, keluarga besarmu
dan untuk lingkunganmu” tegas Indah pada Anni yang mulai kelihatan cerah.
“Iya, itu akan saya
adukan pada Allah swt. dan keluargaku biar aku tidak salah dalam memilih” Komentar
Anni melengkapi percakapan.
“Sikap yang tepat”
sahut Indah lalu terdiam sejenak. Percakapan jadi hening, suasana sore hari itu
kembali jadi sepi.
Beberapa jenak
kemudian, Suasana kembali pulih ketika Indah melanjutkan pembicaraan dengan
bertutur “tapi ingat! Pertimbangan kamu harus seimbang anrata rasa dan rasiomu”
tutur Indah yang sementara menatap susuatu yang sangat jauh di sana. Entah apa
yang ditatapnya.
“Maksudhnya?”
proters Anni yang bingung dengan pernyataan Indah.
“Ehh, kalau pake
rasio saja, cinta itu terlalu matematis – serba perhitungan. tapi tidak boleh
juga dibuang hitungan asmara itu” Indah menjelaskan lalu diam.
“Kalau Rasa?” lanjut
Anni.
“Rasa itu adalah
respon kamu” jawaban Indah sangat singkat.
Mengertilah Anni
bahwa keseimbangan rasion dan rasa itu sangat penting dalam suatu hubungan. Mengendalikan
rasa tergantung dari bumbu yang diberikan. Mau manis, asin, pahit, dan
sebagainya tergantung dari bumbu apa yang diberikan. Senada dengan itu, soal
cemburu, sayang, rindu, kasihan, kesal, marah dan sebagainya merupakan respon
yang diterima akibat perlakuan pasangan kita. Bumbu rasa itu ada yang dari
cowok dan ada pula dari cewek. Bisa jadi bumbu itu diberikan tergantung dari
suasana hati. Kalau si cewek cemburu, maka bisa jadi cewek ini juga melakukan
hal hal yang sama agar si cowok juga cemburu. Hal yang juga biasa dialami
adalah ketika seorang cewek sakit hati karena ulah seorang cowok maka hal
tersebut dibalas dengan cara yang sama agar cowok juga sakit hati. Seperti itulah
bumbu asmara.
Pemahaman Anni
terkunci pada panjelasan Indah. Baiknya karena ia masih memilih cara-cara
terbaik untuk ditempuh. Sebelum memberikan keputusan pada siapa ia harus
memilih, Anni mengadukan terlebih dahulu persolanannya pada keluarga. Namun keluarganya
yang terpengaruh budaya bebas di perkotaan membiarkan Anni untuk memilih
sendiri, pertimbangan keluarga terlalu universal dan padat makna sehingga Anni
kembali bimbang. Keluarga ingin pasangan hidup Anni adalah orang baik terbaik
untuk Anni, keluarga besar Anni dan linkungan keluarga.
Anni yang berharap
bisa mendapat petunjuk dari keluarga malah kembali bimbang karena antara Abhim
dan Imron adalah sosok yang sama-sama baik dan memenuhi syarat yang diminta
keluarga. Kenyataan ini dilanjutkan dengan cara sholat Istihara untuk mendapat petunjuk
dari sang pencipta.
Lewat do’a yang
dipanjatkan pada Sang Pencipta Akhirnya Anni mendapatkan petunjuk bahwa yang
terbaik adalah Imron yang segera membuktikan keseriusan cintanya dengan segera
melamar Anni.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم