Dua cangkir kopi
arabika asli dari kebun sendiri menemani malam tahun baruku di depan laptop
sambil sesekali menyaksikan tayangan TV yang juga telah kusiapkan di depanku. Malam
ini aku sendiri yang begadang sementara bunda dan kakakku telah tertidur pulas.
Dua cangkir kopi membuat mataku sulit terpejam sehingga kupilih mencari hiburan
lewat chating dan sesekali menyaksikan film India di MNC TV, film favoritku
saat ini.
Baru kali ini aku chating
dengan durasi waktu terlama yaitu dua tahun, terbiang sejak 2012 hingga tahun
2012. Tiga orang sudah cukup mewakili pesan teman-teman chatingku malam
ini. yang saya sebutkan namanya dalam tulisan ini, karena inilah yang paling
berkesan dari sekian banyak teman chating yang memberiku inspirasi malam ini. Teman
chating yang pertama adalah seorang gadis cantik bernama Nhyar, itu nama
akunnya diFacebook. Kami berbagi satu sama lain dan yang menjadi inti
pembicaraan adalah alasan, mengapa kami tidak merayakan tahun baru dengan
konvoi atau keluar rumah mencari tempat hiburan atau keramaian.
“kenapa tidak keluar
rumah kak?” katanya padaku setelah basa-basi membahas persoalan yang tidak
jelas sebelumnya.
“aku mau lebih damai
di rumah sambil merenung dan berdo’a semoga kita semua selalu menjadi yang
terbaik” jawabku lalu aku balik bertanya.
“kamu kenapa tidak
keluar rumah merayakan tahun baru?” tanyaku.
“keluargaku tidak
ada di sini menemani, aku lebih baik dirumah saja menyendiri lalu merenung”. Kata
Nhyar.
Intinya yang terbaik
adalah di rumah, soal momentum memang penting tapi yang lebih penting adalah
hakekat dari sebuah perayaan itu. Dalam hal ini adalah, refleksi tahun baru
bisa dimaknai “Bukan
semaraknya, bukan pula seremonialnya tapi makna tahun baru itu sejatinya kita
rayakan dengan perjuangan yaitu meningkatkan hal-hal yang belum sempurna,
mempertahankan yang baik, dan meninggalkan yang kurang/buruk”.
Teman chating yang
kedua adalah seniorku. Edward Nauli namanya. Tenyata belia juga melakukan hal
yang sama denganku (lebih memilih berdiam di rumah) dan memberiku motivasi
untuk selalu bekerja berdasarkan nurani, ikhlas dan tulus. Yang terpenting dari
pesannya adalah memberiku motivasi untuk berjuang walau sendiri.
Sahabat Chating yang
ketiga adalah Syamsul Rijal, Beliau adalah sekampungku dari Bulukumba tapi
beliau lagi menikmati perantauan di Kalimantan. Di sana beliau kelihatannya
sudah sukses karena telah dibuat pusing oleh urusan kantor, (pikirku).
Dalam dialog kami,
yang didiskusikan adalah bagaimana memaknai tahun baru. Ternyata ritualnya juga
biasa-biasa saja.
“happy new year”
katanya membuka dialog.
“ucapan yang sama
senior” jawabku, lalu balik bertanya.
“apa kegiatan tahun
barunya di sana?”
“duduk di kamar
merokok, minum kopi sambil selesaikan laporan kantor” balasnya disertai simbol
avatar yang menggambarkan beliau lagi pusing, mungkin urusan kantor yang
terlalu banyak membuatnya pusing dalam pikiranku.
“sama sepertiku! Ditemani
dua cangkir kopi, sambil Online dan nonton film tapi sayangnya saya belum
mendapatkan kesibukan kerja” celotehku membalas chatnya.
“berdoa saja dan
berusaha, akan ada jalannya nanti, selesaikan saja s2 kamu lebih dalu”. Pesan beliau.
Saya nilai motivasi
ini sangat berharga bagiku. Saya ucapkan terima kasih karena telah memotivasiku,
sungguh ini motivasi yang sangat kaya.
-.-0-.-
Teman-teman yang
lain, sangat banyak yang memberi ucapan “selamat tahun baru” dan pesan agar
menjadikan tahun lalu pelajaran dan berdo’a serta berharap tahun ini
mentapatkan prestasi yang lebih baik, mendapatkan karunia dan keberkatan dari
sang pencipta.
Pesan terakhir dari
sahabaku Muhammad abdi Goncing yang pesannya baru beberapa detik masuk dalam chatboxku
adalah bahwa “intinya tahun baru adalah sekedar pergantian kalender, tidak ada
yang lebih” dan memang secara filosofis itu benar. Waktu terus berputar dan
ruang selalu terbuka untuk kita. Dengan demikian, yang terbaik adalah orang
yang bisa memanfaatkan waktunya secara tepat dan menempatkan sesuatu pada
tempatnya.
hehehe,
ReplyDeletesepakat!!
tahun baru hanyalah sekedar ganti kalender.
terlalu berlebihan jika disakralkan, pula terlalu naif jika dianggap haram untuk sekedar memberi ucapan selamat.
Kisah nyata,
ReplyDeleteMalam Tahun baru yang Menarik untuk dibaca,
menarik dan unik karena sebagian Masyarakat,
katakanlah Sul - Sel banyak yang menghabiskan malam tahun barunya
dengan membuat acara khusus, entah karena memang Tahun baru sangat berkesan,
atau Allahu A'lam.
Kisah ini mungkin kalau di izinkan saya simpulkan
bahwa :
Merayakan Tahun Baru tdk harus "Berpesta"
cukup niat dan hati yang Selalu Ikhlas menjalani hdp.
seperti itulah adanya, pesan teman-teman bahwa santai saja dengan semua ini. tapi untuk berbuat baik atau bertaubat melalui suatu momentum pergantian waktu itu ada nilai lebinya. nabilang ibu Icha "ANITA" = ada nilai tambahnya
Deletesama seperti pesannya Muhammad Abdi Goncing,
ReplyDeletecukup ganti kalender katanya sebagai momentum perintan tahun barunya
bisa tonji potong ayam,
DeleteBisa Potong Ayam, Asal PanggiL teman - teman...
ReplyDeletesupaya Rame Potongnya...
insya Allah bulan dua ada acaraku. yaa Persiapan membangun rumah tangga, tapi masa ayam???
ReplyDelete:)
ReplyDelete