Aku ingin akan kau yang ingin aku
Bukan (sebaliknya)
Aku ingin yang
kau ingin akan aku
1.
Aku melihat kamu yang melihat aku
bahwa yang kulihat adalah kamu yang terlihat oleh aku. Jika yang kulihat
padamu sama seperti yang kau lihat padaku maka apa yang kita lihat adalah
seperti yang terlihat pada penglihatan kita. Jika aku melihat kamu yang melihat
aku, maka aku yang berkesimpulan, namun jika kau yang melihat aku sedang
melihat aku maka kamu yang berhak menentukan. Jika penglihatan kita berbeda
maka kita bebas berkesimpulan selama itu sesuai dengan yang kita lihat. Izinkan
aku melihatmu dan berkesimpulan atasmu tapi jika kamu tidak ingin itu, maka aku
telah memberimu kesempatan untuk melihat dan menilai aku.
2.
Aku tidak mengerti mengapa kamu yang
telah kuberikan pengertian masih saja tidak bisa mengerti aku (konotasi). Apakah
pengertianku masih kurang untuk memberikan pengertian tentang arti yang aku
berikan?, atau mungkinkah aku tidak mampu mengartikan apa arti pengertianmu
padaku. Aku hanya bisa mengerti sebatas pengertianku yang kumengerti, kamupun
mengerti sebatas pengertian yang telah engkau artikan namun arti dari semua
itu mampu kita artikan jika kau dan aku saling mengerti. Aku tidak
paham bagaimana cara memberi pemahaman terdahap kau yang tidak mampu
memahamiku. Aku paham bahwa yang kupahami hanya sebatas pemahaman aku yang
memahami kau apa adanya. Jika pada kenyataannya aku tidak mampu memahami
pemahaman kamu, maka pahamilah bahwa aku tidak akan sanggup memahami pahammu. Yang
bisa kupahami adalah kau mampu pahami aku yang telah memahami kau.
3.
Aku rasa kamu sulit merasakan apa
yang kurasakan. Andaikan apa yang kurasakan mampu kamu rasakan, maka aku akan
sekuat tenaga berusaha merasakan apa yang kamu rasakan. Jika aku tidak mampu
merasakan apa yang kau rasakan maka aku rasa wajar kalau kau berhak menentukan
rasa. Namun rasa yang terbaik adalah ketika kau mampu merasakan apa yang
kurasa seperti aku mampu merasakan yang kau rasa.
4.
Aku sangat berkeinginan memiliki
sosok yang menginginkan keinginan yang sama seperti aku. jika yang kuinginkan
sama seperti yang kau inginkan maka kenginan kita dapat menyatu, namun jika aku
menginginkan yang tidak kamu inginkan atau kau menginginkan yang tidak aku
inginkan, maka keinginan kita tidak akan pernah menyatu. Aku ingin kau yang
ingin aku.
5.
Aku tertarik pada hati yang perhatian
padaku dengan ketulusan hatimu. Jika hatiku memilih melabuhkan hati pada
sosokmu yang menurutku perhatian, maka terimalah dengan hatimu yang suci padaku,
namun jika kau tidak sanggup menerima hatiku karena hatimu menginginkan hati
yang lain, maka pilihlah hati yang tepat untukmu karena akupun tidak akan
melabuhkan hati yang tidak sehati dengaku. Aku jatuh hati padamu yang juga
jatuh hati padaku.
6.
Aku sayang kamu sepenuh kasih dan
sayangku padamu. Itu harapanku, namun kurelakan kau berpaling jika kau
samasekali tidak sayang padaku. Aku sayang kamu yang sayang aku.
7.
Bukan “aku cinta kau yang cinta aku” yang
tepat bagi aku, tapi cintaku kuperuntukkan padamu yang cinta padaku
adalah rasa yang paling rasional bagiku, juga rasio yang diterima oleh rasa.
Jika kau mengerti
aku, merasakan yang kurasakan, menginginkan yang kuinginkan, perhatian padaku
maka aku akan mengatakan padamu bahwa kamulah pemilik aku dan jika kau telah
melakukan itu padaku lantas aku tidak mampu mengerti akumu, merasakan yang kamu
rasa, patuh pada inginmu dan perhatian padamu maka lupakanlah aku karena akupun
tidak boleh egois terhadapmu.
Aku simpulkan bahwa aku
ingin kau yang kucinta mencintaiku seperti aku mencintaimu, bukan
sebaliknya bahwa Aku hanya ingin kau yang ingin aku.
Tulisan ini merupakan Konsep Cerpenku yang segera akan kuterbitkan.
Semoga Cerpennya Segera terbit Kawan...
ReplyDeleteAmin...
amin yaa rabb.
ReplyDeletekalau lewat jalur penerbit besar, memakan waktu hingga 6 bulan untuk menchek kualitas berkas. itupun kalau lolosji, saat ini aku mau menempuh jalur aman yang juga pake ISBN dan cepat terbit, hanya saja isi merupakan tanggung jawab pengarang dan onkos cetaknya pun demikian. pilih yang simple sudah cukup.
Itu Soal Resiko akan tenggung jawab,
ReplyDeletesaya cuma bisa melihat dari sisi karya,
bahwa memang sudah seharusnya
terbit cerpen - cerpen yang ada dalam karya
Bang Haris.
terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
ReplyDeletepribadi juga berharap moga karya ini cepat rampung.
tapi sebelum aku berurusan pada penerbit, akan aku berikan dulu seniorku yang alumni sastra untuk menilainya.
semoga kesuksesan juga menyertaimu komandan Kosdap
Komandan Kosdap,
DeleteAkan MengAMINkannya
''Abang''
barakka' lillah
ReplyDeleteini logika full tapi tidak sesat banget di "rasa"
ReplyDeletemasa begitu. aku bukan penganut rasionalisme, bukan pula mengandalkan logos secara full. aku lebih dekat pada rasa, percaya pada hal-hal mistis and tampil aneh.
ReplyDeleteaneh dech. hehehehe
izin nyimak sob
ReplyDeleteAku termenung dengan kalimat ini:
ReplyDeleteAku ingin akan kau yang ingin aku
Bukan (sebaliknya)
Aku ingin yang kau ingin akan aku