Bagi sebagian orang,
nikah muda adalah hal yang biasa, tapi bagi pribadi penulis sejatinya itu tidak
terjadi. Demi mencari dan mengincar sesuatu pada pasangan (cantik, kaya,
bangsawan, kehormatan dll.).
Sebagai contoh, cukup
mengangkat kisah tetangga saya. Ia masih berusia sangat muda. Kata ponakan saya
“umurnya baru 14 tahun” dan duduk pada kelas sembilan (SMP kls 3) tapi jodoh
udah terbuka.
Mengapa harus
secepat itu? Karena wanita tetanggaku itu cantik, ini diakui oleh teman saya
(Munawwir Petta Duppa, S.Pd., M.Pd. dan Suardi, S.Ip., MH) saat berkunjung ke rumah
di Bulukumba. Pengakuan orang-orang memang ia banyak menarik perhatian karena
cantiknya, putri tunggal dan material harta yang terbilang mapan. (Siapa yang
tidak tergoda?). Dengan demikian, jika kita sepakat bahwa nikah muda itu
sejatinya dihindari berarti kita juga sepakat bahwa menjadi wanita cantik,
kaya, bangsawan dan dari keluarga terhormat justu memiliki tangantan yang cukup
berat. Terlalu banyak orang yang harus bersaing memperebutkannya yang mungkin
terjadi persaingan secara tidak sehat. Karunia itu harus dijaga.
Apakah sahabat - sahabatnya itu tertarik juga dengan sosok kecantikan tetangga yang sudah mau menikah itu Bang...???
ReplyDeletehmmm, pertarungan seru banget sampe-sampe orang tua si mempelai wanita kalah. harus segera menikahkan anaknya.
Deleteyaaa, termasuk beberapa orang tetangganya.
Susah juga ya klu jadi wanita cantik...cabaran nya besar apalagi klu terdiri dr kalangan keluarga terhormat..pasti menjadi rebutan..semoga aja org yg bakal menikahi nya benar2 mencintai, bukan sekadar memandang hartanya.. moga di jauhkan.:)
ReplyDeleteHaris bila lagi nikahnya?? hehe;)
Haris dapat pesan dari orang tua untuk memilih 3 hal :
Deletedalam bahasa bugis (suku di Indonesia - bagian tengah, Sulawesi selatan) beliau berkata carilah wanita yang memiliki "teppe', siri' na pa'dissengngeng", pesan itu saya terjemahkan "carilah wanita untuk jadi pendampingmu yang beriman, memiliki budi yang baik serta cerdas (kecerdasannya digunakan untuk hal-hal baik).
Saya rasa ini tanggung jawab orang tua, bahwa seharusnya diya harus mampu melihat Masa depan dan kebutuhan anaknya...
ReplyDeleteApakah anaknya yang umur belia itu butuh suami atau diya justru butuh Pendidikan.
perjuangan orang tua untuk putri semata wayangnya itu sangat besar, perhatian dan kasih sayang. tapi tantangan sulit dihindari jika yang datang adalah raja gombal dari eksternal keluarga.
Deleteinilah takdir
saya rasa ini takdir orang tua,
ReplyDeletedan musibah buat gadis kecil yang akan di nikahkan...
sebab gadis kecil hanyalah bermodalkan Kecantikan,,,
dan masih butuh pengalaman hidup, seperti halnya butuh pendidikan.
satu lagi yang kasihan.
ReplyDeleteteman kita di lingkaran tim eksekusi "anu" yang kasihan karena baru mau di odo' na adami yang ambilki.
hehehe
sama kayak sepupu gue..
ReplyDeleteSepupunya Bang Sulfan Cantik kan? yang nikah muda itu kebanyakan karena punya daya tarik, atau pandai menarik perhatian laki
Delete