I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam
abad modern menjelang, terlebih setelah
berada pada tahun 2000 sudahsulit
untuk menemukan masyarakat yang tidak berkomunikasi dan dipengaruhi masyarakat
yang lain. Di dunia sekarang dan masa yang akan datang, semakin terlihat
kenyataan bahwa masyarakat dalam bentuk suatu bangsa akan sulit mewujudkan
cita-citanya tanpa bantuan dari negara lain.
Kenyataan yang
dihadapi oleh semua bangsa dan negara dewasa ini adalah bahwa dengan
perkembangan teknologi dan komunikasi dan transportasi, maka interaksi dengan
negara lain sudah sangat sulit untuk dihindari. Informasi dari negara lain
sangat mudah didapatkan sehingga kejadian-kejadian yang diinformasikan dapat
mempengaruhi kehidupan bangsa lain yang menerimanya. Hal tersebut menggambarkan
bahwa dunia sedang berada pada era informasi yang membuat pesan dapat diterima
dan disampaikan dalam waktu yang sangat cepat.[1]nformasi yang dapat menyebar secara luas di seluruh penjuru dunia,
cenderung menimbulkan cara merespon yang memiliki kesamaan dalam menanggapi
perkembangan, kemajuanatau bahkan pertengangan-pertentangan yang terjadi
diberbagai tempat di dunia ini.
Kondisi dunia
sebagaimana yang telah digambarkan di atas telah berpengaruh langsung pada
nilai-nilai kehidupan manusia termasuk segala aktivitas keseharian seperti
pendidikan, dunia kerja, hiburan, berita dan sebagainya.
Pendidikan
merupakan suatu disiplin yang sangat dibutuhkan dewasa ini. Dalam sejarah telah
dipaparkan bahwa pendidikan telah mengangkat derajat manusia, sejarah juga
telah berpesan bahwa akibat melalaikan pendidikan sehingga manusia telah berada
pada lembah kehinaan.
Pendidikan
bertujuan mengubah nalar, mental dan sikap manusia dari kondisi yang kurang
baik menuju kondisi yang lebih baik.
Pendidikan bagi penganut agama Islam
sangat penting. Keutamaannya telah disebutkan dalam Al-Qur’an hingga berulang
kali. Bahkan seluruh isi al-Qur’an berkaitan dengan Pendidikan yaitu sesuatu
yang mengantar manusia menuju perubahan yang lebih baik.
Tentang tema pendidikan,
Al-Qur’an telah berpesan sebagaimana terdapat pada Q.S. At-Taubah (9 : 122)
yang berbunyi:
Terjemahnya: Dan tidak sepatutnya bagi mukminin itu
semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di
antara mereka tidak pergi untuk memperdalam memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah
kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. (Q.S.At-Taubah [9:122])[2]
Jika kita memperhatikan ayat diatas secara
saksama, maka penekanan untuk mencari ilmu atau berproses pada dunia pendidikan
sangat penting. Meskipun keadaan sedang genting (sedang terjadi perang),
pendidikan tetap wajib dituntut oleh sebagian dari suatu masyarakat mewakili
yang lainnya. Pada penutup ayat di atas juga dikemukakan pentingnya mengenyam
pendidikan yaitu untuk memperdalam ilmu agar bisa menjaga diri dan keluarga,
bahkan kelompok dan masyarakat.
Terkait
pendidikan Islam di Indonesia, Pada awal perkembanganya, Pendidikan Islam
dilaksanakan secara Informal. Didikan dan ajaran Islam mereka berikan dengan
perbuatan, dengan contoh dan tiru teladan. Mereka sopan santun, ramah-tamah,
tulus ikhlas, amanah dan kepercayaan, pengasih dan pemurah, jujur dan adil,
menepati janji serta menghormati adat istiadat anak negeri. Dengan demikian
tertariklah penduduk negeri hendak memeluk agama Islam.[3]
Para penganjur
agama Islam pada waktu itu melaksanakan penyiaran Islam kapan saja, dimana saja
dan siapa saja setiap ada kesempatan, di pinggir kali sambil menunggu perahu yang akan
mengangkut barang keseberang, di perjamuan waktu kenduri, di padang rumput
sambil mengembala ternak, di pasar, di warung kopi dan sebagainya. Disitulah
agama Islam diajarkan dan dididikkan kepada mereka dengan cara yang mudah dan
dengan demikian orang akan dengan mudah pula menerima dan mengamalkannya.[4]
Pendidikan dan
pengajaran Islam secara informal ini ternyata membawa hasil yang sangat baik
sekali dan bahkan menakjubkan, karena dengan berangsur-angsur tersiarlah agama
Islam diseluruh kepulauan Indonesia.
Faktor-faktor
yang mendukung mengapa agama Islam dapat dengan cepat tersebar di Seluruh
Indonesia adalah 1). Agama Islam tidak Sempit dan tidak berat melakukan
aturan-aturannya, bahkan mudah diturut oleh segala golongan umat manusia,
bahkan untuk masuk Islam cukup dengan mengucapkan dua kalimat syahadat saja,
2). Sedikit tugas dan kewajiban dalam Islam, 3). Penyaran Islam itu dilakukan
dengan berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, 4). Penyiaran Islam dilakukan
dengan cara bijaksana dan cara yang sebaik-baiknya, 5). Penyiaran Islam
dilakukan dengan cara kebijaksanaan dan cara yang sebaik-baiknya, dan 6). Penyiaran
Islam itu dilakukan dengan perkataan yang mudah dipahami umum dan dimengerti
oleh golongan bawah sampai golongan atas dengan sabda Nabi yang maksudnya “berbicaralah
kamu dengan manusia berdasarkan kadar akal mereka.
Dibalik opini
yang telah diungkapkan di atas, ternyata hari ini tidak lagi ditemukan semangat
berislam seperti sedia kala. Dunia pendidikan Islam juga telah menjadi pilihan
terakhir akibar dari perkembagan zaman yang mengharuskan manusia bersaing
secara ketat demi meraih sebuah materi. Tantangan yang dihadapi oleh para
cendikiawan Muslim rupanya sudah semakin berat dengan hadirnya berbagai urusan
negeri yang lebih memprioritaskan didikan umum.Tantangan lain adalah, setiap
umat Islam sejatinya mampu menghadapi segala bentuk kebijakan pendidikan yang
bebas dengan membentengi diri dengan ilmu dan amalan agama Islam.
Seiring dengan
perkembangan zaman, posisi pendidikan Islam sejatinya mengikuti perkembangan
yang dapat diterima dan menjauhi segala hal yang merusak Islam. Pada Abad ini,
penggunaan komputer sebagai media informasi dan komunikasi massa sudah semakin
populer, bahkan hampir setiap pelajar atau masyarakat umum perkotaan telah
menggunakan tersebut.
Komputer telah
memperluas pengaruhnya ke hampir seluruh kehidupan manusia. Rekening bank,
pajak, jual beli di pasar swalayan,
bahkan rapor sekolah kini dikelolah dengan menggunakan komputer. Berbagai
kegiatan bisnis, kantor-kantor pemerintah, laboratorium penelitian, dan ratusan
pangamanan lain hampir tak dapat berfungsi tanpa bantuan komputer.[5]
Tentunya untuk menghubungkan dari suatu komputer ke komputer lain harus
menggunakan perangkat teknologi informasi. Menghubungkan suatu komputer pada
komputer lain hingga ada interaksi antar pengguna merupakan sistem internet
yang juga biasa disebut interkoneksi.
Dewasa ini,
penggunaan internet tidak lagi asing bagi penduduk kota. Bahkan internet ini
telah banyak digunakan pada pelosok Desa. Mengapa Internet sangat populer dan
banyak digunakan?. Salah satu fungsi Internet adalah kehadiran viturnya sebagai
media komunikasi massar yang multi-fungsi. Salah satu contohnya adalah
pengubahan bentuk media cetak menjadi koran digital yang membuka peluang dunia
baru dalam bisnis online yang disebut dengan New Media atau Media Baru . Media
baru punya beragam bentuk, seperti berita online, blog, podcast, streaming
video dan social network atau jejaring sosial.[6]
Keuntungan
menggunakan media Online atau internet adalah, 1). Media elektronik dapat
tampil lebih menarik karena gambarnya bergerak dan iklan. Tidak hanya berupa
teks tapi tata letak dan desain warna yang lebih banyak dan menarik, 2). Dapat
diakses lebih cepat dan bisa disimpan. Serta bebas memilih artikel yang kita inginkan,
3). Berpeluang menjangkau pembaca yang lebih luas, 4). Beritanya selalu
terbaru, tidak seperti edisi media cetak harian dan mingguan, 5). Kemudahan
memilih berita mana saja yag akan dibaca, 6). Adanya fasilitas hyperlink yang
memudahkan pembaca mencari artikel terkait, 7). Adanya kemampuan multimedia
seperti menampilkan grafik, suara dan video klip dalam dokumen digital secara
terpadu, 8). Tanpa menggunakan kertas.[7]
Penggunaan
internet, terutama dalam hal pemanfaataanya mencari dan berbagi informasi sudah
sangat baik sehingga hal tersebut sejatinya dimanfaatkan secara maksimal.
Mengakses internet juga sudah sangat mudah, terlebih jika berada di kota-kota
besar, di sana Internet bahkan dapat diakses secara gratis. Bagi pelajar,
internet telah hadir dan memanjakan mereka untuk membantu mengerjakan
tugas-tugas kampus.
Sebagaimana
telah dipaparkan di atas, Kehadiran internet sebagai media informasi dan
komunikasi massa ternyata memiliki banyak fungsi. Sebagaimana umumnya, saat ini
internet bisa digunakan sebagai media untuk mengirim dan menerimah surat
elektronik, chatting atau bercakap langsung dengan menggunakan teks, video
call yang menyajikan vitur telephon dengan kelebihan dilengkapi audio
visual atau suara dan gambar, mesin pencari informasi yang memungkinkan setiap
orang bisa mendapatkan data-data yang mereka butuhkan di Internet, selain itu
para pengguna internet bisa mengaktifkan blog atau website, baik blog personal
maupun komunitas untuk promosi atau berbagi informasi yang isinya bisa berupa
dakwah Islam, pendidikan, filsafat atau berupa gambar, suara atau video.
Internet juga telah menyediakan fasilitas yang sangat populer yaitu brows
dan download. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menyimpan file di
internet maupun mengambil file lewat internet.
Internet
sebagai media komunikasi dan informasi tentunya sangat populer dan merupakan
alat yang paling banyak digunakan oleh umat manusia untuk berbagi dan mencari
informasi. Dengan demikian, Internet ini sangat baik untuk dijadikan sebagai
media penyiaran Dakwah Islam. Demikian pula sangat tepat dijadikan sebagai alat
penunjang berbagai informasi pendidikan, khususnya pendidikan Islam.
Internet
sebagai media informasi dan komunikasi yang hampir tidak pernah lepas dari
keseharian masyarakat di berbagai belahan dunia tentunya sangat potensial
dijadikan sebagai media berbagi infomasi, atau sebaliknya yaitu dijadikan
sebagai media mendapatkan infomasi yang tepat. Media internet telah hadir
memanjakan umat manusia dalam berbagai urusan. Manusia tinggal meresponnya
dengan hal-hal yang positif dengan berbagai aktivitas yang dapat diakses dari
internet tersebut.
Pemanfaatan
internet memang potensial untuk membangun generasi bangsa, khusunya umat Islam
di Indonesia. Hanya saja, penting bagi setiap orang untuk menyaring segala
informasi yang ada di Internet. Banyak hal-hal negatif yang akan merusak setiap
generasi yang keliru menggunakan media internet ini. Salah satu contohnya
adalah menggunakan internet, misalnya game online, atau menggunakan
jejaring sosial maupun aktivitas lainnya secara berlarut-larutsehingga
melupakan aktivitas yang lebih penting. Contoh lain, Misalnya beribadah kepada
Sang Pencipta, Menyapa Keluarga, atau melowongkan waktu untuk istrahat, justru
diabaikan karena asyik menggunakan internet. Sebagian orang ada yang melupakan
sesuatu yang lebih penting ketika sedang berhadapan dengan internet.
Internet
sejatinya digunakan pada tempatnya, jika pengguna internet adalah seorang
siswa-siswi maka aktivitas mereka di Internet sejatinya adalah mencari
informasi terkait tugas-tugas sekolah atau hal-hal yang ada kaitannya dengan
pedidikan. Pemanfaatan internet bagi siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model
Makassar sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam di Makassar sejatinya
mampu mengangkat kualitas pendidikan pada Madrasah tersebut. Dewasa ini, setiap
warga kota telah mengenal dan menggunakan jasa internet, olehnya itu diyakini pula
bahwa pemanfaatan internet di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar telah
dilakukan, baik atas nama lembaga yang menyiarkan syi’ar Islam terkait
peningkatan kualitas Pendidikan Islam maupun penggunaan internet dalam
kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan Islam. Untuk mengetahui
pemanfaatan media Internet dalam peningkatan kualitas pendidikan Islam pada
Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, maka penulis akan melakukan riset
lapangan yang tentunya difokuskan pada Aktivitas Madrasah Aliyah Negeri Model
Makassar dalam memanfaatkan internet, terutama pada peningkatan kualitas
pendidikan Islam.
B.
Rumusan
dan Batasan Masalah
Bertolak dari
latar belakang di atas, maka berikut ini penulis akan merumuskanrumusan masalah
yakni:
1.
Bagaimana
pemanfaatan internet di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar?
2.
Bagaimana
Pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar?
3.
Bagaimana peran
media internet dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Madrasah Aliyah
Negeri Model Makassar?
C.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
a)
Untuk mengkaji
gambaran tentang pemanfaatan media internet dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan Islam pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
b)
Untuk mengkaji
aktivitas yang ditempuh dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Madrasah
Aliyah Negeri Model Makassar.
c)
Untuk
mengetahui efektivitas media internet baik positif maupun dampak negatifnya
terhadap peningkatan kualitas pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Model
Makassar.
2.
Kegunaan
Penelitian
Adapun
kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)
Memberikan
masukan bagi para pengelola Madrasah agar mengoptimalkan potensi internet
sebagai pendukung meningkatnya minat baca maupun berbagi syi’ar Islam lewat
internet, terutama yang terkait dengan pendidikan.
b)
Melatih penulis
dalam mengungkapkan pikiran lewat tulisan secara ilmiah, sistematis serta
membawa wawasan terhadap disiplin Ilmu yang digeluti.
c)
Menjadi sumber
informasi yang dapat menunjang lebih lanjut aktivitas Madrasah Aliyah Negeri
Model Makassar dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam.
D.
Pengertian
Judul dan Definisi Operasional
1.
Pengertian
Judul
Penelitian ini
berjudul “Pemanfaatan Media Internet dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan
Islam pada Madrasah Aliyah Negeri Model Masakkar”.
Untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam memahami arti dan makna
yang terkandung dalam judul di atas, maka akan dikemukakan secara harfiah
sebagai berikut:
1.
Media
Internet
Media Internet
merupakan fasilitas atau fitur yang menghubungkan suatu sistem (komputer) pada
komputer lain. berbagai layanan (vitur) yang terdapat pada internet antara lain
mengubungkan seseorang terhadap orang lain dalam hal interaksi maya. Salah satu
contoh penggunaan media internet adalah chating atau berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa teks secara langsung dengan menggunakan internet.
Contoh lain adalah pencarian informasi, maupun berbagi informasi yang bisa
diakses oleh seluruh pengguna internet di dunia ini.
Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi, khususnya media internet pada pendidikan
sejatinya sudah dilakukan pada tiap-tiap madrasah atau lembaga pendidikan
lainnya. Ada
berbagai tren yang berkembang dalam pemanfaatan TIK khususnya dalam konteks
sekolah, tentunya dengan memperhatikan ketersediaan dan kemudahan akses sumber
belajar online, hal itu dapat kita lihat pada bahasan berikut:
- Secara umum, pengintegrasian secara penuh TIK kedalam pendidikan masih sangat terbatas. Multimedia interaktif atau hypermedia belumlah dimanfaatkan secara meluas. Aktivitas Online melibatkan internet dan intranet lebih banyak digunakan untuk keperluan komunikasi daripada sarana pendidikan interaktif.
- Model pembelajaran campuran yang baru mulai muncul. Pembelajaran tatap muka dan aktivitas belajar online, video, multimedia dan sarana telekomunikasi menunjang berbagai proses pembelajaran, kadangkala dalam bentuk kombinasi dan kadangkala dalam bentuk yang lebih terintegrasi.
- Pendidikan jarak jauh sekarang disajikan dalam dua cara yaitu synchronous mode dimana peserta menggunakan TIK untuk berkomunikasi pada waktu yang bersamaan dan asynchronous mode dimana para peserta belajar atau berkomunikasi secara mandiri pada waktu yang berbeda kapan saja mereka online (anytime-anywhere learning). Dalam kenyataannya pertemuan tatap muka atau interakasi (synchronous) masih diperlukan untuk menunjang belajar mandiri dan asynchronous agar belajar dapat lebih efektif. TIK memfasilitasi interaksi tingkat tinggi antara siswa, guru, dan materi pembelajaran berbasis komputer. Komunikasi dapat dinamis dan bervariasi sesuai keinginan siswa dan guru, dan ia dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti e-mail, mailing list, chat, bulletin board, and konferensi komputer.[8]
Upaya pemberdayaan Internet, terutama Dalam
kaitan pemanfaatannya untuk pendidikan, Ashby seperti dikutip oleh Mustaji
menyatakan bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima.
Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada
seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk
keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya
mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak.
Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio
dan televisi untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima,
seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya teknologi komunikasi dan informasi
mutakhir, khususnya komputer dan internet untuk pendidikan. Revolusi ini
memberi dampak terhadap beberapa kecenderungan pendidikan masa depan. Beberapa
ciri tersebut, menurut Ashby seperti dikutip oleh Miarso (2004) adalah sebagai
berikut:
- Berkembangnya pembelajaran di luar kampus sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan.
- Orang memperoleh akses lebih besar dari berbagai sumber belajar.
- Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar menjadi ciri dominant dalam kampus.
- Bangunan kampus berserak (tersebar) dari kampus inti di pusat dengan kampus satelit yang ada di tengah masyarakat.
- Tumbuhnya profesi baru dalam dalam bidang media dan teknologi.
- Tuntutan terhadap lebih banyak belajar mandiri.
Media internet
ini pada dasarnya telah banyak diakses oleh hampir seluruh pelajar, termasuk
guru-guru di Indonesia, terlebih pada mereka yang tinggal perkotaan sehingga
dapat mengakses jaringan internet kapan saja dibutuhkan. Demikian pula untuk
keluarga besar Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, mereka telah mengakses
internet dalam keseharian mereka, baik yang terkait dengan pendidikan maupun informasi
bebas lainnya. Baik siswa-siswi maupun guru-guru secara personal, bahkan secara
kelembagaan atau organisasipun Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar tidak lagi
asing dengan penggunaan internet.
2.
Madrasah
Aliyah,
Madrasah Aliyah
adalah lembaga yang memberikan pendidikan dan pengajaran menengah serta
menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang
sekurang-kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum.[9]
3.
Madrasah
Aliyah Negeri Model Makassar,
Madrasah Aliyah
Negeri Model Makassar merupakan lokasi atau tempat yang akan menjadi objek pada
penelitian ini. Lokasi tersebut berada pada Jalan Sultan Alauddin No. 105
Makassar.
Madrasah Aliya
Negeri Model Makassar merupakan salah satu Madrasah Percontohan di Sulawesi
Selatan. Penggunaan sistem multimedia pada madrasah tersebut telah berlangsung
pada tahun 2004 dengan dilengkapinya OHP pada setiap ruang kelas untuk angkatan
tahun 2004 tahun ajaran 2004/2005, pada waktu itu juga, laboratorium multimedia
diberdayakankan. Dengan demikian, penggunaan sistem berbasis komputer telah
lama dilakukan pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
4.
Kualitas
Pendidikan
Kualitas
Pendidikan adalah terbentuknya kondisi seseorang setalah menjalani suatu proses
pendidikan. Jika pendidikan dilakukan secara maksimal, maka kemungkinan besar
kualitas pendidikan juga akan menjadi sangat baik, begitupula jika pendidikan
dilakukan seadanya atau tidak didukung oleh media yang efektif dan tenaga yang
profesional, maka tidak menutup kemungkinan hasil didikan juga memiliki
kualitas yang lemah atau kurang baik.
5.
Pendidikan
Islam,
Pendidikan
Islam merupakan suatu upaya yang terstruktur untuk membentuk manusia yang
berkarakter sesuai dengan konsekuensinya sebagai seorang muslim. Dalam perjalanannya
ada tiga jalan yang harus ditempuh untuk mengupayakan hal tersebut, yaitu:
a.
Penanaman
Aqidah Islam berdasarkan pemikiran yang matang dan dijalankan dengan cara yang
damai,
b.
Menanamkan
sikap konsisten pada orang yang sudah memiliki aqidah Islam agar segala tindak
tanduk dan cara berpikirnya tetap berada pada jalurnya sebagai seorang muslim,
dan
c.
Mengembangkan
kepribadian Islam pada mereka yang sudah memilikinya dengan cara mengajaknya
untuk bersungguh-sungguh menjalankan cara-cara hidup umat Islam, dalam artian
semua pem
d.
ikiran dan
amalannya sesuai dengan kodratnya sebagai seorang muslim.[10]
Islam menetapkan penguasaan sains sebagai Fardu Kifayah, yaitu
ilmu-ilmu yang sangat diperlukan umat, seperti kedokteran, kimia, fisika,
industri penerbangan, biologi, teknik dan lain-lain.
Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-latihan
keterampilan dan keahlian juga merupakan tujuan pendidikan Islam, yang harus
dimiliki umat Islam dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah
swt.
Sebagai penguasaan Ilmu pengetahuan dan Teknologi, rekayasa
Industri, penerbangan, pertukangan, dan lainnya juga sangat diperlukan oleh
umat manusia. Hal itu termasuk wajib hukumnya.
Lembaga pendidikan semestinya dapat menghasilkan calon-calon
penerus yang tinggi secara sumber daya manusianya. Oleh karena itu, sistem
pendidikan yang ada harus memadukan seluruh unsur pembentuk pendidikan yang
unggul.
Berdasarkan
pengertian secara harfiah di atas, maka penulis mengemukakan definisi
operasional adalah keikutsertaan atau keterlibatan lembaga pendidikan Madrasah
Aliyah Negeri Model Makassar, baik secara lembaga maupun secara personal
siswa-siswi dalam memamanfaatkan internet, terutama pada hubungannya dengan
peningkatan kualitas Pendidikan Islam.
2. Definisi Oprasional
a. Pemanfaatan media internet
Pemanfaatan media internet merupakan suatu cara mengambil manfaat berupa
informasi-informasi atau data-data yang dibutuhkan dari internet, juga berbagi
atau mempublikaskan informasi-informasi atau data-data melalui media Internet.
Pemanfaatan media internet yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
segala aktivitas online siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
b. Peningkatan kualitas pendidikan Islam
Peningkatan kualitas pendidikan Islam adalah segala aktivitas berupa peningkatan
wawasan, perbaikan metal, sikap dan tingkah laku yang mendorong perubahan
menuju generasi Islam yang lebih baik.
Peningkatan kualitas pendidikan Islam yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri
Model Makassar terkait dengan pengetahuan keislaman, budi luhur, amal sholeh
serta serta mental yang positif.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Hubungan dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian tentang
pemanfaatan media Internet terkait upaya peningkatan pendidikan agama Islam
telah banyak diteliti oleh para akademisi. Namun yang berbeda pada penelitian
ini, penulis memfokuskan penelitian pada media dan lokasi yang berbeda. Media
yang dimaksud pada penelitian ini adalah Internet dan lokasi penelitian ini
adalah pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
Berbagai
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Besse
Ruhaya salah seorang mahasiswi program Pascasarjana Universtas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar tahun 2011 dengan judul “Peranan Pembelajaran
Berbasis Teknologi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam pada Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA Negeri 2 Sengkang”. Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) di RSBI SMA Negeri 2 Sengkang memiliki kontribusi dalam
pengingkatan mutu pendidikan agama Islam. Kontribusi tersebut berupa
meningkatnya penguasaan terhadap alat-alat teknologi, motivasi peserta didik
untuk lebih kreatif dan belajar lebih giat, meningkatkan prestasi (nilai) mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, baik ranah kognitif, afektif maupun
psikomotorik.[11]
Penelitian
terkait dengan pemafaatan media dalam meningkatkan kualitas pendidikan Agama
Islam juga pernah dilakukan oleh Muhammad Warham, Salah seorang mahasiswa pada
program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan judul
penelitian “Penggunaan Multimedia pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dalam Korelasinya dengan Minat Belajar Siswa SMP Negeri 37 Makassar”. Pada
penelitian tersebut, ditemukan bahwa “Penggunaan Pembelarajan berbasis
multimedia menjadi suatu solusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang
dilakukan di kelas dan menjadikan suatu alternatif keterbatasan kesempatan
mengajar yang dilaksanakan oleh para pendidik.[12]
Kedua peneliti
di atas mengemukakan jawaban bahwa peran media pembelajaran sangat baik dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Hubungannya dengan penelitian ini adalah
terkait pentingnya mengetahui manfaat media internet dalam meningkatkan
kualitas pendidikan Islam.
B.
Landasan
Teori
1.
Madrasah
sebagai lembaga pendidikan Islam.
Pendidikan
merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorag atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan.[13]
Kualitas keberhasilan pendidikan dapat dilihat pada Tingkat baik buruknya
sesuatu; Derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan dan sebagainya).[14]
Madrasah
sebagaimana halnya dengan lembaga pendidikan formal lainnya, memiliki peranan
dan tugas setidak-tidaknya mencerminkan sebagai lembaga pendidikan Islam.
Menurut An-Nahlawi dalam Muhaimin dan Abdul Mujib bahwa tugas lembaga
pendidikan Madrasah termasuk Madrasah Aliyah sebagai lembaga pendidikan Islam
antara lain adalah “Lembaga pendidikan Madrasah berperan sebagai benteng yang
menjaga keselamatan fitrah manusia (siswa) tersebut”.[15]
Disamping itu,
pendidikan juga memberikan sahamnya bagi pemecahan berbagai problem sosial
kontemporer dengan melatih generasi muda untuk berpikir sehat dengan metode
ilmiah yang kuat. Tujuannya adalah untuk memberikan pelatihan kepada generasi
muda agar berpikir sehat berdasarkan metode ilmiah, diperlukan adanya sebuah wahana
yang dapat menampung berlangsungnya pelatihan dan pembinaan tersebut, yakni
berupa sebuah ruang khusus atau yang lebih dikenal isltilah lembaga pendidikan
atau Madrasah.
Di Indonesia,
perkataan madrasah baru populer setelah masuknya ide-ide pembaharuan pemikiran
Islam ke Indonesia pada awal abad ke 20, dan dikategorikan sebagai lembaga
pendidikan Islam yang menyuarakan suara pembaharuan, berbeda dengan pesantren yang dianggap sebagai lembaga
pendidikan tradisional.[16]
Selanjutnya
dalam rangka meningkatkan masyarakat sesuai dengan sasaran agar Madrasah dapat
bantuan material dan bimbingan dari pemerintah, maka Kementerian Agama
mengeluarkan peraturan Menteri Agama nomor 1 tahun 1952. Menurut ketentuan ini,
yang dinamakan Madrasah adalah tempat pendidikan yang telah diatur sebagai
sekolah dan membuat pendidikan dan ilmu pengetahuan agama Islam menjadi pokok
pengajarannya.[17]
Perbedaan
antara lembaga pendidikan islam atau Madrasah dengan sekolah umum bukanlah
sebagai perbedaan derajat antara keduanya melainkan eksistensi dan pandangannya
terhadap pendidikan Islam lebih khusus pada Madrasah. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa eksistensi Madrasah sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam
merupakan salah satu wadah bagi masyarakat Islam untuk menempuh atau memperoleh pengetahuan keagamaan dan
atau pengetahuan umum secara mendalam. Eksistensi Madrasah, termasuk Madrasah
Aliyah merupakan wadah berlangsungnya interaksi para siswa dalam naungan suatu
sistem Madrasah yang inputnya berasal dari berbagai lingkungan hidup. Pada
madrasah ini,anak didik ditempa dan dipadukan dalam satu kondisi dan iklim yang
sama, yang menyatukan qalb dan jiwa mereka.
2.
Peranan
Madrasah Aliyah terhadap penanaman ajaran Islam
Madrasah
sebagaimana halnya lembaga-lembaga pendidikan formal lainnya, memiliki peranan
dan tugas yang setidak-tidaknya mencerminkan sebagai lembaga pendidikann Islam.
Menurut an-Nahlawi bahwa tugas lembaga pendidikan Madrasah, termasuk Madrasah
Aliyah sebagai lembaga pendidikan Islam antara lain adalah “lembaga pendidikan
madrasah berperan sebagai benteng yang menjaga keselamatan fitrah manusia (para
siswa) tersebut”[18]
Peranan
madrasah sebagai benteng yang dapat dijadikan tameng untuk menjaga keselamatan
fitrah manusia. Karena itu, madrasah dapat dijadikan seagai tumpuan harapan
untuk meningkatkan kesadaran beragama pada setiap individu masyarakat. Madrasah
sebagai lembaga pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban,
mengembangkan masyarakat serta dapat membetuk generasi sesuai dengan yang
diinginkan. Generasi yang dimaksud adalah para siswa yang dibina oleh madrasah
terutama pembinaan dari aspek aqidah, syari’ah dan muamalah. Oleh karena itu,
madrasah sebagai sebuah lembaga pendidikan yang dapat berperan dalam menanamkan
nilai-nilai ajaran Islam ditengah-tengah aktivitas kehidupan masyarakat, baik
melalui gerakan pendidikan di madrasah maupun melalui kegiatan
pengajian-pengajian, atau bentuk-bentuk keagamaan dan sosial lainnya.
3.
Pemanfaatan
Media Internet pada Madrasah Aliyah
Pada dasarnya
internet dapat digunakan sebagai media informasi dan komunikasi secara personal
oleh para siswa tanpa harus ada perintah dari guru-guru. Hanya saja,
pemanfaatan internet secara lembaga dapat diukur petensinya, terutama pada
hal-hal yang terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan Islam.
Media internet
memiliki fungsi yang sangat baik karena potensinya yang efektif untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Hal tersebut sebagaimana dikumukakan oleh
Kecenderungan lain, seperti diungkapkan oleh
Ryan et al sebagaimana dikutip oleh Mustaji adalah sebagai berikut:
- Teknologi yang ada saat ini dapat mentransformasi cara pengetahuan dikemas, disebarkan, diakses, diperoleh dan diukur. Sehingga merubah cara produksi dan penyampaian materi dari cetak dan analog ke dalam bentuk digital dalam bentuk DVD, CD-ROM, maupun bahan belajar on-line berbasis web lainnya.
- Orang akan lebih memilih metode belajar yang lebih luwes (flexible), mudah, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Sehingga memicu terjadinya pergeseran pola pendidikan dari tatap muka (konvensional) kearah pendidikan yang lebih terbuka. Dengan adanya teknologi internet ini sistem penyampaian dan komunikasi (delivery system and communication) antara siswa dengan guru, guru dengan guru atau siswa dengan siswa dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara, baik secara bersamaan (synchronous) maupun (asynchronous). Beberapa bentuk komunikasi yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Dialog elektronik (chatting); dialog elektronik
adalah percakapan berbasis teks yang dapat dilakukan secara online dalam waktu
bersamaan (synchronous) antara dua atau lebih pengguna internet. Contoh
aplikasi dalam konteks pendidikan tinggi, dialog elektronik dapat digunakan
untuk proses komunikasi antara dosen dengan beberapa orang mahasiswanya dalam
mendiskusikan suatu topik perkuliahan tertentu.
b.
Surat elektronik (e-mail); surat elektronik
merupakan suatu bentuk komunikasi tidak bersamaan (asynchronous) yang
memungkinkan terjadinya komunikasi antara mahasiswa dengan dosen atau mahasiswa
dengan mahasiswa lain melalui surat yang disampaikan secara elektronik melalui
internet. Berbeda dengan chatting, dengan cara ini umpan balik yang diperoleh
mungkin tertunda.
c.
Konferensi kelompok melalui surat elektronik
(mailing list); Mailing list merupakan perluasan dari e-mail dimana seseorang
dapat mengirim pesan kepada sekelompok orang tertentu yang telah terdaftar
untuk bergabung dalam kelompok diskusi. Sebagai contoh, seorang dosen memiliki
daftar mahasiswa yang tergabung dalam kelompok mata kuliah tertentu. Pemberian
tugas dan diskusi dapat dilakukan melalui fasilitas seperti ini.
Konferensi
jarak jauh (teleconference); konferensi jarak jauh dapat berupa konferensi
audio maupun konferensi video. Kedua konferensi ini dapat dilakukan dengan cara
"point to point" atau "multi point". Cara pertama dilakukan
dalam dua tempat. Sedangkan cara kedua dilakukan dalam lebih dari dua tempat.
Sebagai contoh, seorang guru dari sekolah tertentu dapat mendiskusikan suatu
topik tertentu kepada siswa di beberapa sekolah lain dalam waktu bersamaan.[19]
Potensi positif
internet dalam peningkatan kualitas pendidikan juga dapat dikembangkan
berdasarkan misi pendidikan Islam. Dalam hal ini Pendidikan Islam dapat diakses
lewat internet, baik melalui pencarian informasi pendidikan Islam maupun
berbagi informasi pendidikan Islam.
C.
Kerangka
Pikir
Kerangka pikir
sebagai landasan konseptual yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
pada bentuk aktivitas penggunaan internet dalam hubungannya dengan peningkatan
kualitas pendidikan pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
Kerangka Pikir
pada penelitian ini dimulai pada lahirnya Internet sebagai media informasi.
Media internet ini dapat digunakan sebagai media berbagi atau syi’ar informasi
maupun media untuk mencari informasi. Selanjutnya, informasi yang tersedia atau
disediakan bisa berarti baik (bernilai positif) dan juga bisa berarti buruk
(bernilai negatif). Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir pada penelitian ini
dapat kita lihat sebagaimana skema berikut ini.
D.
Hipotesis
Terkait dengan
permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka penulis akan mengemukakan
jawaban sementara dalam bentuk hipotesis sebagaiana berikut :
1.
Hampir seluruh
siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar telah menggunakan Media
Internet.
2.
Informasi yang
paling sering dikunjungi adalah terkait dengan tugas-tugas, hiburan dan
berbagai kompetisi yang dapat diakses lewat internet.
3.
Bagaimana
tingkat ketertarikan siswa siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar terhadap
pengembangan syi’ar Islam, khsusunya di Dunia Pendidikan masih terbilang kurang
baik.
III.
METODE
PENELITIAN
Sebagaimana
lazimanya sebuah penelitian ilmiah yang menggunakan cara-cara atau
metode-metode ilmiah yang seuai dengan kriteria penulisan ilmiah yang lazim
digunakan, penelitian ini juga menggungakan kriteria penulisan karya tulis
ilmiah yang perpedoman pada metode penulisan karya tulis ilmiah Universitas
Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Berangkat dari
pola tersebut, dalam penelitian ini, digunakan beberapa perangkat penelitian
sebagai berikut:
A.
Jenis
dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini
adalah penelitian lapangan, yaitu penulis melakukan penelitian langsung ke
Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, untuk mendapatkan dan mengumpulkan
informasi atau data-data. Penelitian ini menggunakan desain survey yang
bersifat deskriftif.
Penelitian
survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data-data dari sekian banyak
orang (populasi) di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, dengan mewawancarai
dan membagikan angket pada sebagian kecil yang terpilih berdasarkan sistem
rangdom, juga mendokumentasikan praktek lapangan yang ada kaitannya dengan
penelitia ini.
B.
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penentuan
lokasi yang tepat merupakan salah satu hal yang amat urgen dan ikut menentukan
berhasil tidaknya suatu proses penelitian. Pemilihan lokasi penelitian tertentu
sebagai objek penelitian senantiasa didasarkan pada berbagai kriteria.
Penelitian ini
dilaksanakan di Madrasah Aliay Negeri Model Makassar yang beralamat di Jalan
Sultan Alauddin No. 105 Makassar. Adapun waktu penelitian ini direncanakan
selama dua bulan yaitu pada bulan April hingga bulan Mei tahun 2013.
C.
Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Sebelum
mengemukakan apa yang dimaksud dengan populasi, berikut akan dipaparkan
pandangan beberapa orang pakar antara lain Nana Sudjana bahwa yang dimaksud
dengan populasi adalah:
“Totalitas semua
nilai yang mungkin hasil hitung ataupun pengukuran aualitatif maupun
kuantitatif dari karekteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya”.[20]
Menurut Burhan
Bungin, Populasi berasal dari Bahasa Inggris Population, yang berarti
jumlah penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang
kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan. Hal tersebut
ada benarnya juga, karena itulah makna populasi yang sesungguhnya. Kemudian
pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat populer dan digunakan
pada berbagai disiplin ilmu. Dalam metode penelitian, populasi digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
Oleh karena itu, populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejalan, nilai, perstiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga
objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.[21]
Pengertian
populasi juga dikemukakan oleh Ambo Enre Abdullah, bahwa populasi adalah
“sekelompok yang menjadi sasaran penelitian dalam usaha memperoleh informasi
dan menarik kesimpulan”.[22]
Juga berarti “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”.[23]
Pendapat lain
tentang populasi sebagaimana telah dikemukakan oleh Sutrisno Hadi bahwa
Populasi adalah:
“Seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut
populasi atau universum. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit mempunyai sifat yang sama”.[24]
Dengan
demikian, yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk atau individu
yang menjadi sasaran penelitian yang mempunyai satu sifat yang sama dalam usaha
memperoleh informasi dan menarik kesimpulan.
Sehubungan
dengan uraian di atas, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah
seluruh Siswa dan Siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar. Berdasarkan data
jumlah siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, terdapat 10 (sepuluh)
kelas untuk tingkat pertama (Kelas X), 10 (Sepuluh) kelas untuk tingkat kedua
(Kelas XII) dan 9 (Sembilan) kelas untuk angkatan ketiga (Kelas XII),
masing-masing kelas memiliki jumlah antara 35 hingga 40 orang dalam satu kelas.
Dengan demikian, jumlah siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar adalah
sebanyak 1088 orang. Dari totalitas objek penelitian akan menyulitkan peneliti
untuk mengumpulkan data atau informasi jika peneliti mengambil data pada
seluruh populasi tersebut. Dengan demikian, perlu dilakukan generalisasi
berdasarkan kuota sampling, atau penelitian yang dilakukann adalah penelitian
sampel.
2.
Sampel
Sebagaimana
lazimnya dalam suatu penelitian Ilmiah, tidak semua populasi dapat diteliti,
melainkan dapat pula secara perwakilan hal ini berdasarkan pada pertimbangan
bahwa peneliti mengalami keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, tenaga
dan kemampuan sehingga penelitian yang dilakukan tidak bersifat populatif tapi
dilakukan berdasarkan sampling, atau penelitian yang dilakukan adalah
penelitian sampel.
Penelitian
sampel sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Menurut
Muhammad Arief Tiro Bahwa Sampel Yaitu Sejumlah Anggota yang dipilih atau yang
diambil dari suatu populasi.[25]
Juga berarti proses menarik sebaian subjek, gejala, atau objek yang ada pada
pupulasi disebut sampel.[26]
Hakikat
penggunaan sampel dalam penelitian adalah karena sulitnya meneliti seluruh
populasi. Sampel diambil dalam penelitian sebagai bahan pertimbangan efisiensi
dan mengarah kepada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan sebagian dari
populasi penelitian. Pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal
penelitian, karena dengan penelitian sampel yang dilakukan dengan tidak benar
akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak benar pula atau kurang dapat
dipercaya.
Teknik sampling
yang digunakan harus tepat sehingga penelitian akurat dan dapat dipercaya.
Menurut Burhan Bungin, agar sampel penelitian memiliki bobot refresentatif
sebagaimana yang diharapkan maka peneliti harus mempertimbangkan beberapa hal
yaitu derajat keseragaman populasi, derajat kemampuan peneliti mengenali
sifat-sifat khusus populasi, presisi (kesamaan) yang dikhendaki peneliti serta
penggunaan teknik sampling yang tepat.[27]
Adapun yang
menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 (tiga puluh) orang siswa-siswi
Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar yang ditetapkan berdasarkan sistem acak
atau random. Secara matematis, penentuan sampel pada penelitian ini dihitung
berdasarkan rumus berikut ini :
n =
keterangan :
n : Jumlah Sampel yang dicari
N : Jumlah Populasi
d : Nilai Presisi (ditentukan dalam
contoh ini sebesar 90% atau a=0,1
Dengan demikian, sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 49
orang berdasarkan hitungan berikut ini
n = = =
49
D.
Metode
Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data dilapangan maka perlu dilakukan pengumpulan data. Dalam
pengumpulan data, perlu ada insntrumen. Untuk lebih jelasnya, instrumen
penelitian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1.
Obeservasi
Observasi
merupakan instrumen yang digunakan untuk melakukan pengamatan langsung tentang
fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan maslaah yang akan dibahas dalam
penelitian ini, misalnya kegiatan-kegiatan Madrasah yang ada kaitannya dengan
media dalam perannya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri
Model Makassar.
2.
Interview
Menurut Bimo
Walingto bahwa pedoman interview adalah suatu alat yang digunakan dalam
melakukan wawancara untuk mendapatkan data anak atau orang yang mengadakan hubungan
secara langsung dengan informan (face to relation).[28]
Instrumen
memerlukan waktu tertentu untuk bertatap muka secara langsung dengan sumber
daya yaitu informan dengan cara tanya jawab, untuk mengetahui bagaimana potensi
media Internet dalam meningkatkan kualitas pendidikan islam di Madrasah Aliyah
Negeri Model Makassar.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi ini
dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah ada seperti dokumen-dokumen
tertulis dalam hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Instrumen
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang pemanfaatan media
internet pada Madrasah Aliyah Negeri
Model Makassar.
4.
Anket
Angket atau
juga dikenal sebagai Kuesioner (questioner). Pada dasarnya kuesioner
adalah sebuah daftar pertayaan yang harus diisi oleh orang yang diukur
(responden). Dengan demikian kuesioner ini dapat diketahui keadaan diri,
pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapat dan lain-lain.[29]
Berdasarkan
pengertian di atas, maka cara yang ditempuh baik secara langsung kepada orang
yang diperlukan datanya (responden) maupun secara tidak langsung dengan cara
melalui orang lain yang mengetahui diri orang yang akan didata.
Instrumen
angket ini digunakan sebagai alat atau cara utama untuk memperoleh data tentang
pemanfaatan Media Internet pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar terutama
yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan Islam.
E.
Teknik
Analisis Data
Untuk
mengetahui atau memperoleh data di lapangan, maka perlu dilakukan pengumpulan
data. Dalam pengumpulan data diperlukan adanya suatu prosedur dala mengumpulkan
data. Adapun prosedur pengumpulan data yang harus ditempuh dalam penelitian ini
adalah:
1.
Tahap pesiapan
Sebelum
melakukan penelitia lapangan, terlebih dahulu menyelesaikan segala urusan
administrasi yang berkaitan dengan prosedur penelitian, mulai dari surat
keputusan dari Universitas Muslim Indonesia, persetujuan pembimbing dan penguji
proposal, kemudian ke Baligbangda Provinsi Sulawesi Selatan untuk urusan izin
penelitian. Setelah mendapatkan izin penelitian, selanjunya rekomendasi
diteruskan pada lembaga tempat meneliti yaitu, Madrasah Aliyah Negeri Model
Makassar.
2.
Tahap
pelaksanakan
Dalam
pelaksanaan pengumpulan data, penulis menggunakan 2 teknik pengumpulan data
yang lazim digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah yaitu sebagai berikut:
i.
Riset
Kepustakaan (Library Research)
Riset
kepustakaan yaitu metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan jalan
membaca buku yang ada kaitannya dengan materi yang dibahas.
ii.
Riset Lapangan (Field
Research)
Riset lapangan
yaitu metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
penelitian langsung di lapangan.
Kegiatan dalam
mengumpulkan data diperlukan teknik tertentu yang sesuai dengan data yang
diperlukan. Dalam penelitian ini, terkait dengan pemafaatan media Internet
dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam di Madrasa
Aliyah Negeri Model Makassar. Untuk memperoleh data tersebut, digunakan teknik
observasi, interview, dokumentasi, dan angket. Untuk teknik observasi digunakan
dalam melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan, misalnya penggunaan media internet terkait peningkatan
kualitas pendidikan Agama Islam.
Teknik
interview digunakan untuk mendapatkan data lisan yang tidak dapat diperoleh
melalui angket dan hasil interview tidak dianalisa secara tersendiri, sedangkan
teknik angket adalah digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data yang ada
kaitannya dengan permasalah yang telah diajukan dalam penelitian ini.
Dalam
pengolahan dan menganalis data, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif
yang bersifat kualitatif dengan bentuk pemaparan dekskriptif analisis.
F.
Jadwal
Penelitian
Jadwal kegiatan
dalam sebuah penelitian merupakan suatu yang hal yang sangat penting, karena
dengan jadwal tersebut akan dijadikan sebagai alat kontrol sehingga penelitian
bisa selesai sesuai dengan rencarana yang telah diprogram.
Agenda
Penelitian
Penelitian in akan dilaksanakan
selama kurang lebih dua bulan. Adapun rancangan jadwal penelitian ini sebagai
berikut
Kegiatan Penelitian
|
Bulan
|
Ket
|
||||||||||||||||
Oktober
|
November
|
Desember
|
Januari
|
|||||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
||
Persiapan
-
Menyusun Proposal dan Konsultasi
-
Seminar Proposal
-
Revisi Proposal
-
Pengumpulan Data
-
Analisis Data
Menyusun Laporan
Perbaikan Laporan
Ujian Teseis
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
x
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,Ambo
Enre, Dasar-dasar Penelitian Sosial Kependudukan (Ujung Pandang: FIP
IKIP, 1983)
Alwi,
Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Edisi ke-3, Jakarta; Balai
Pustaka, 2007).
Arif
Tiro, Muhammad, Dasar-dasar Statistik, (Cet. I, Makassar: Universitas
Negeri Makassar, 2000)
Arikunto,
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Bina
Aksara, 1989)
Bungin,
Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif – Komunikasi, Ekonomi, dan kebijakan
Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Edisi I, Jakarta; Prenada Media,
2005)
Departemen
Agama Republik Indonesia, Kitab Suci Al-Qur’an, Al Qur’an da Terjemahnya,
(Semarang: PT. Karya Toha Putra,2002)
Grolier
International, Ilmu Pengetahuan Populer, (Jilid 10, Jakarta, Ikrar
Mandiri Abadi, 2004).
Hadi,
Sutrisno, Statistik 2, (Yogyakarta; YPEP UGM, 1986)
Martini,
H. Mimi dan Hadari ,Manusia Berkualitas, (Cet;1, Jakarta; Gadjah Mada
University Pres, Yogyakarta, 1994).
Mujib
Abd. dan Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofik dan Kerangka
Dasar Operasional Operasional, (Cet. I; Bandung: Trigenda Karya, 1993)
Pelangi
Informasi – Sosialisasi Minat dan budaya baca, (Volume
xvii, Jakarta, Perpustakaan Nasional RI, 2010),
Putra
Dauly, Haidar, Pendidikan Islam dalam Sistem Nasional di Indonesia,
Edisi I (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2004)
Ruhaya,
Besse.“Peranan Pembelajaran Berbasis Teknologi dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam pada Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) SMA Negeri 2 Sengkang”. Desertasi – Koleksi
Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2011)
Sudjana,
Nana, Tuntutan Penyusunan Karya
Ilmiah, Makalah-Skripsi-Tesis-Desertasi, (Cet. VI, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2001),
Walgito,
Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Fakultas
Psikologi UGM, 1991)
Warham,
Muhammad,Peranan Pembelajaran Berbasis Teknologi dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Agama Islam pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA
Negeri 2 Sengkang, (Tesis, Koleksi Perpustakaan Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2008)
www.annehira.com, Sistem
Pendidikan Islam di Indonesia, (Annehira, 14 Februari 2013)
Zuhairimi,
Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 1997)
[1] H. Hadari dan
H. Mimi Martini, Manusia Berkualitas, (Cet;1, Jakarta; Gadjah Mada
University Pres, Yogyakarta, 1994). H. 176
[2] Kitab Suci
Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an da Terjemahnya,
(Semarang: PT. Karya Toha Putra,2002), h. 277
[3] Zuhairimi, Sejarah
Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 1997), h. 209
[4]ibid
[5] Grolier
International, Ilmu Pengetahuan Populer, (Jilid 10, Jakarta, Ikrar
Mandiri Abadi, 2004). h. 180
[6] ---, Pelangi
Informasi – Sosialisasi Minat dan budaya baca, (Volume xvii, Jakarta,
Perpustakaan Nasional RI, 2010), h. 291. Lihat pula (Harian Pelita; Edisi
Selasa, 31 Agustus 2010, Halaman xvi : 1-2
[8] Mustaji, Pemanfaatan
Multimedia untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan, (KTI-Disajikan dalam
Seminar AKAL Interaktif TB. Gramedia Expo Surabaya, 29 Januari 2011).
[9] Zakiah
Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Edisi I (Cet. 2; Jakarta: Bumi Aksara,
1992) h. 104
[11]
Muhammad Warham, Peranan Pembelajaran Berbasis Teknologi dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam pada Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) SMA Negeri 2 Sengkang, (Tesis, Koleksi Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2008)
[12]
Besse
Ruhaya, “Peranan Pembelajaran Berbasis Teknologi dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Agama Islam pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA
Negeri 2 Sengkang”. Desertasi – Koleksi Perpustakaan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, 2011)
[13] Hasan Alwi, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Edisi ke-3, Jakarta; Balai Pustaka, 2007). h.263
[15] Muhaimin dan
Abd, Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar
Operasional Operasional, (Cet. I; Bandung: Trigenda Karya, 1993), h. 307
[16] Haidar Putra
Dauly, Pendidikan Islam dalam Sistem Nasional di Indonesia, Edisi I
(Cet. I; Jakarta: Kencana, 2004), h.55
[18]Muhaimin Abd.
Mujib,Op. Cit., h.307
[19] Mustaji, Op.
Cit.
[20] Nana Sudjana, Tuntutan
Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah-Skripsi-Tesis-Desertasi, (Cet. VI,
Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), h.71.
[21] Burhan Bungin,
Metode Penelitian Kuantitatif – Komunikasi, Ekonomi, dan kebijakan Publik serta
Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Edisi I, Jakarta; Prenada Media, 2005), h. 99
[22] Ambo Enre
Abdullah, Dasar-dasar Penelitian Sosial Kependudukan (Ujung Pandang: FIP
IKIP, 1983), h. 37.
[23] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Bina
Aksara, 1989), h. 103.
[24] Sutrisno Hadi,
Statistik 2, (Yogyakarta; YPEP UGM, 1986), h. 220
[25] Muhammad Arif
Tiro, Dasar-dasar Statistik, (Cet. I, Makassar: Universitas Negeri
Makassar, 2000), h. 3
[26] Nana Sudjana, Op.
Cit., h.71
[27] Burhan Bungin,
Op. Cit., h. 104
[28] Bimo Walgito, Bimbingan
dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1991), h.
68
[29] Suharsimi
Arikunto, Op. Cit., h. 24.
bisa, saya minta no. HP ta?
ReplyDeleteok sekali
ReplyDelete