Perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain dalam kurun
waktu 1 minggu akhirnya selesai kulakukan. Meski banyak agenda selingan yang
saya lakukan seperti kunjungan ke rumah keluarga pada beberapa tempat di
kampung, resepsi pernikahan yang padat, dll. tapi catatan untuk minggu secara
garis besar saya beri judul safari
cinta. Bersama teman-teman berbeda saya melakukan perjalanan ke berbagai
tempat, antara lain ke Kanreapia atau lebih dikenal sebagai Malino Timur,
Kahaya Kecamatan Kindang dan Tanjung Bira.
Perjalanan terakhir saya adalah di Tanjung Bira, yaitu
tanggal 24 – 25 Agustus 2013. Kegiatan ini dihadiri oleh Perintis Perjuangan
Kemerdekaan dan Penerus Perjuangan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pesertanya ada yang sudah berusia hingga ratusan tahun. Dari kampung, saya dan
Ibundaku menghadiri acara yang penuh muatan spiritual atau semangat untuk
selalu berbuat kebaikan dan membela Negara, bangsa dan agama.
“I Love Tanjung Bira”, susunan kata yang banyak di temui
di sana, meski terlihat bahwa di seputaran tempat kami melakukan kegiatan, ada
saja anak usia sekolah yang pacaran hingga berani memperlihatkan dirinya
meneguk minuman beralkohol dan ciuman. Itulah generasi saat ini yang
terpengaruh oleh materialism dan indidualisme. Semoga kedepan, biarlah budaya
seperti ini tidak lagi Nampak di Negeri kita.
Kegiatan lainnya adalah safari ke Kanreapia – kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa. Kalau tujuan utamanya adalah menghadiri pernikahan sahabat
karib Kami (Jamaluddin Dg. Abu dan Diana Putri Syam). Rombongan ke kanreapia
adalah terdiri dari Pak Munawir, Pak Suardi, Pak Rusdi, Pak Culli, Pak Sahid,
Ibu Nafsa, Pak Juru dan saya sendiri. Meskin tujuan utama kami adalah
menghadiri resepsi pernikahan pada 18 Agustus 2013 namun karena keberangkatan
kami sehari sebelumnya (17 Agustuss 2013) adalah hari ulang tahun kemerdekaan
NKRI jadi semangat kami pun menggunakan kostum merah putih. Yang menggunakan
motor merah, setidaknya juga menggunakan helm putih biar yang mendominasi warna
kami adalah merah dan putih.
Di desa Kanreapia, kami menemukan kesejukan alam. Bahkan
kami sudah harus bertahan sekuat tenaga menahan dinginnya tekanan udara pada
daerah tersebut. Hanya 4 orang diantara kami yang bisa mandi pada pagi hari,
termasuk saya. Sementara yang lainnya lebih memilih tidak mandi karena tidak
bisa menahan dinginnya air. Salah satu komentar temanku bahwa “lebih baik saya
bau daripada harus mati membeku di sini”.

Kedepannya kemana lagi yah? Semoga keberkahan dan
keselamatan selalu menyertai kita semua. Wassalam.
Comments
Post a Comment
شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم