Skip to main content

Perjuangan dan Tantangan di PPs UMI


Meski teman-teman angkatan 30 program studi Magister Pendidikan Islam di Universitas Muslim Indonesia belum siap mengikuti ujian hasil dan ujian tesis sebagai syarat penyelesaian studi tapi saya memberanikan diri berjuang sendiri meraih target selesai pada tahun 2014, tepatnya 19 April. Salah satu target yang ingin dicapai adalah syukuran wisudah yang insya Allah diselenggarakan pada 26 April 2014. Dengan demikian, berarti saya termasuk alumni TERMUDA dan satu-satu alumni program MPI UMI pada wisudah ini.

Perjuangan demi perjuangan dilakukan untuk meraih target. Kegelisahan demi kegelisahan senantiasa mewarnai perjalanku menuju wisudah dan untuk mendapatkan ijazah sesegera mungkin yang nantinya akan digunakan dalam menempuh jalan hidup berikutnya. Keinginan untuk belajar memang sudah dipersiapkan menjelang penyelesaian program s1 sehingga setelah mengambil keterangan lulus, saya langsung mendaftarkan diri untuk lanjut kuliah. Setelah diminta mengikuti seleksi, alhamdulillah saya dinyatakan lulus lalu mengikuti program matrikulasi selama 2 bulan dengan dibekali 4 mata kuliah. Selanjutnya mengikuti proses perkuliahan selama 18 bulan untuk mengikuti 14 mata kuliah jumlah 42 SKS. Dari 14 mata kuliah tersebut, saya dinyatakan lulus dengan IPK 3,77. Terdiri dari “Nilai A sebanyak 7 bidang studi”, “Nilai A- sebanyak 5 bidang studi”, “Nilai B+ dan B masing-masing 1 Mata Kuliah”.
 Saya mengikuti ujian proposal pada hari Kamis 30 Januari 2014 setelah sebelumnya bimbingan dengan ketat. Lalu meneliti selama 2 bulan di lokasi penelitian MAN 2 Model Makassar, lokasi yang disarankan oleh penguji. Setelah ada data penelitian, saya kembali bimbingan dan akhirnya disetujui oleh kedua pembimbing untuk ujian hasil pada tanggal 14 April 2014 dan dinyatakan lulus dengan beberapa perbaikan untuk selanjutnya mengikuti tahap ujian tesis. Insya Allah ujian tesis untuk saya dijadwalkan pada tanggal 19 April 2014 dan wisudah pada tanggal 26 April 2014. Saya berusaha dan sangat berharap nilai “A” pada tesisku untuk mendapatkan IPK 3,80. Semoga saya sukses. Insya Allah.
Terimah kasih untuk Dukungan dan bantuan keluarga, terutama orang tua (Ibunda Tercinta) dalam menyelesaikan studi ini. Ucapan terima kasih juga dipersembahkan untuk seluruh dosen dan fungsional kampus PPs UMI Makassar yang telah menambah wawasan saya. Juga pada teman-teman yang telah memberikan motivasi untuk kesuksesan kuliahku ini. Semoga Allah melapangkan rejeki dan memudahkan urusan kita semua. Amin yaa rabbal alamin.

Comments

Post a Comment

شُكْرًا كَثِرًا
Mohon titip Komentarnya yah!!
وَالسَّلامُ عَليْكُم

Popular posts from this blog

Strategi Kepemimpinan Ali Bin Abu Thalib

BAB I PENDAHULUAN A.       Latarbelakang Masalah Nabi Muhammad saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin untuk menentukannya sendiri. Kaena itu, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokohMuhajirin dan Ashor Berkumpul dibalai kota   Bani Sa’dah, Madinah.  

Kedudukan Ar-ra'yu sebagai Landasan Hukum Islam

Referensi Pada dasarnya umat Islam yang beriman Kepada Allah swt. Meyakini bahwa Sumber utama Ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis sudah sempurna. Firman Allah dalam Alquran sudah sempurna membahas aturan-aturan, hukum, ilmu pengetahuan (filsafat), kisah, ushul fiqh dan lain-lain. Begitu juga Hadis Rasulullah yang salah satu sifatnya menjadi penjelasan ayat-ayat dalam Alquran. Posisi Hadis adalah penjelas dan sumber kedua setelah Alquran.

Dasar-dasar Pendidikan Islam

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Tinjauan al-Qur'an dan Hadis) Oleh : Kelompok 2 A.    Pendahuluan Islam mempunyai berbagai macam aspek, di antaranya adalah pendidikan (Islam). Pendidikan Islam bermula sejak nabi Muhammad Saw, menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. [1]   Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi, sehingga menjadi manusia dalam fitrahnya. Itu artinya bahwa pendidikan merupakan conditio sine quanon yang harus dilakukan pada setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti   lonceng kematian (baca; kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau negara.